part 6

499 26 2
                                    

Sekarang adalah hari sabtu dan besok adalah hari minggu. ia sebenarnya sangat bersyukur dengan adanya hari minggu karna itu adalah waktu untuk beristirahat. tapi yang sangat ia sesalkan ialah kenapa harus ada malam minggu, apakah ada yang bisa menjawabnya?

"Hah.." hela nafas Anggie.

Dona yang berada di samping Anggie pun langsung melirik "lo kenapa?" Tanyanya khawatir.

"Enggak ada"

"O.. gue kirain kenapa.."
Dona hanya mengangguk-anggukkan kepala "oh iya... ntar malam lo mau kemana?" Tanya Dona.

"Ngak kemana-mana" balas Anggie singkat dan padat.

"Emang enak ya jadi jomblo... bisa tiduran cantik sambil nonton tv dirumah" goda Dona sambil tertawa.

"Lo ngeledek gue" sentak Anggie dengan wajah masam.

"jangan ngerasa deh" balasnya sambil cengengessan "makanya kalo jadi orang itu jangan sensian buk" sambung Dona yang tidak peduli dengan raut wajah Anggie.

"Lagian tuh wajah jangan ditekuk, jelek tau"  oceh Dona sambil menunjuk wajah Anggie.

"Sialan.. Minggir lo!" sentak Anggie kasar "kayak wajah lo aja yang ok, ingat gue ini masih diatas level lo" balas Anggie sarkas.

"Hahaha... sarkas bener buk. Tapi gini-gini setidaknya gue udah ada yang punya" jawab Dona bangga.

"Ihh... yang punya gebetan kayak monyet ancol aja bangga" balas Anggie sambil mengibaskan tangannya dan meninggalkan Dona di belakangnya. Dona pun langsung berlari untuk mengejar anggie "enak aja lo bilang cowok gue kayak Monyet ancol.. cowok gue itu tampan ya asal lo tahu".

"Iya... menurut lo"

"Bukan menurut gue lagi tapi memang kenyataannya dia tampan. lo aja yang rabun jauh ama rabun dekat" balas Dona tak mau kalah.

"Terserah... gue capek" balas Anggie mengalah.

"memang lo harus ngalah sama gue, tapi btw gue cukup prihatin juga ama jomblo kayak lo" lanjut Dona sambil tertawa.

"Puas, puas lo! ketawa aja lo terus sampe mulut lo sobek" kata Anggie sambil memberikan tatapan mematikannya.

"Hahaha... kidding gie. Gue cuman bercanda. tapi itu semua kenyataan kan?" rayu Dona.

"Brengsek lo" towel Anggie.

Anggie pun memilih berlalu sampai akhirnya langkahnya terhenti karna mendengar suara yang memanggil namanya.

"Anggieee..!!!"

Teriak Radit  yang sudah berlari ke arahnya, nafas Radit terlihat sedikit ngos-ngosan dan dibelakang Radit, Anggie bisa melihat Tesa yang mengekori lelaki tersebut.

"tunggu gue, gue mau ngomong sesuatu sama lo" terangnya yang sudah mulai bisa mengatur nafas.

"besok lo ada acara ngak?" tanya Radit dengan tatapan penuh harap.

"Besok?"

"iya besok"

"Emangnya lo mau ngapain?" Balas Anggie yang malah balik bertanya. Radit pun langsung mengaruk bagian belakang kepalanya yang sebenarnya tak gatal.

"gue mau ngajak lo jalan. berduaan, please?" ujarnya menatap Anggie dengan wajah yang bersungguh-sungguh.

Anggie diam tanpa ekpresi, ia menatap Radit dalam.

"Gimana, lo mau kan?" tanya Radit was-was.

Dona pun menyengol tangan Anggie "udah, ikut aja. sekalian refreshing. ingat ama mama lo, hitung-hitung belajar" bisiknya di telingga Anggie.

"diam lo"

"jadi gimana, lo mau kan?" Tanya Radit lagi karna Anggie masih diam.

"emang lo mau bawa gue kemana?"

"kemana aja lo mau"

"kalo gue sih maunya cuman dirumah" balas Anggie datar.

"please"

Anggie terlihat berpikir sekilas sebelum menjawab "Ok deh, rutenya?"

"itu terserah lo, kemana pun lo mau gue siap" balas Radit mantap.

Anggie pun mengangguk sekali.

Wajah Radit pun langsung berseri-seri. Laki-laki itu tidak bisa menyembunyikan wajah bahagianya "lo serius kan" tanyanya untuk memastikan.

Anggie pun mengangguk lagi.

"Yes" seru Radit seperti orang yang baru memenangkan lomba "gue jemput jam 2 siang ya dirumah lo besok".

Anggie hanya diam.

"Ok.. see you tomorrow Anggie" ujar Radit tersenyum sambil melambaikan tangannya lalu berjalan menuju motor meninggal Anggie.

Tanpa mereka sadari bahwa Tesa hanya terdiam sedari tadi dengan raut wajah yang sudah berubah.

"Cie cie... " goda Dona "hemm.. ada yang pergi jalan nih besok" godanya sambil mengkerlingkan mata ke arah Anggie..

"itu mata biasa aja, mau gue colok" ucap Anggie dingin "lagian ini juga saran dari lo kan nyet" lanjut Anggie kesel.

"Hahaha... lo cepat marah ya? Lagian sejak tadi lo juga sebut nyet-nyet terus  kangennya ama saudara lo yang dikebun binatang?" cerca Dona asal yang sukses membuat Anggie tambah kesel.

"Iya.. kangen lihat kembaran lo yang hobi manjat-manjat sambil makan pisang" balasnya cuek.

"Wah wah wah, saudara gue? bukannya saudara lo ya. please jangan penistaan deh"

"sialan lo" balas Anggie.

"Tapi, tumben lo mau dengar saran gue. biasa lo bakalan nolak secara tegas ajakan kayak Radit tadi"

"Masalah buat lo?" Ketus anggie sewot.

"Hahaha.. enggak. gue cuman senang saja akhirnya teman gue sadar. biar populasi jomblo didunia ini berkurang"

"Cih.. lagak lo bikin mual" jawab Anggie ketus yang mulai mengabaikan Dona dengan mempercepat langkah kakinya.

Anggie pun hanya bisa geleng-geleng kepala "bisa darah tinggi gue kalo lama-lama berteman ama lo".

"tanpa gue pun lo udah darah tinggi juga soplak" balas Dona dengan wajah sok lugu dan mata yang dibesarin berharap seperti Puppy eyes ala-ala Korea.

Dengan gemas akhirnya Anggie menjitak kepala Dona.

"Brengsek, sakit tau" adu Dona sambil mengusap kepalanya.

"Syukurin" balas Anggie sambil menjulurkan lidahnya. "Gue mau balik! Lo kalo mau tetap disini silahkan" ujar anggie yang sudah berada di atas motornya.

"Ogah ah... gue juga mau balik. ingat ini malming gie, gue sudah ada acara kencan dengan yayang gue" balas Dona yang kembali mengejek Anggie.

Anggie mengedikkan bahunya untuk bersikap masa bodoh.

"lo malming atau enggak terserah, itu bukan urusan gue" balasnya lalu menghidupkan mesin motor lalu meninggalkan area kantor.

Dilokasi yang tak jauh dari mereka, pria itu mendengar semuanya, tangannya terkepal , hatinya panas menahan rasa cemburu yang bergejolak. ia meninju dinding yang ada didepannya sampai buku-buku tangannya memerah.

"heh... berarti besok my sweetheart ada kencan. berarti itu tidak boleh terlewatkan bukan" katanya dengan senyum menyeringai yang mengerikan.

"mari kita lihat" ujarnya lagi sambil memikirkan sebuah ide.

"lo harus tau kalo gue ngak bakalan pernah buat lepasin lo lagi. cukup sekali gue kehilangan lo dan itu tidak akan pernah menjadi dua kali".

"gue bakal selalu melihat dan memata-matai lo dari jauh gie, ingat. ini sumpah gue! karna gue sayang lo dan lo hanya milik gue" ujar pria tersebut sebelum pergi dari sana.


Bersambung.

JFI part 5 sama 6 kebalik ya

Minta vote ama komentnya ya😊😋🤗 and see you nextpart.🙌
part sudah direvisi😊

Anggie The Cold Girl✔️[TAMAT] Lengkap Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang