Hari ini anggie merasa lelah, tepat ketika jam istirahat kantor ia lebih memilih melangkahkan kaki cantiknya ke arah taman belakang kantor, yaitu salah satu tempat favoritnya untuk mencari kedamaian. Sebelumnya anggie sudah memberi tahu dona bahwa dia tidak akan ikut kekantin, dengan langkah pelan namun pasti anggie akhirnya sampai juga di kursi favoritnya yang terletak di bawah pohon. Ia memejamkan mata dan menghirup udara sejuk yang diberikan oleh pohon besar tersebut secara pelan. Namun, seketika anggie merasakan ada orang yang duduk di sampingnya.
"Oh tuhan,, jangan katakan kalau yang berada di sampingnya adalah manusia abnormal itu lagi" doa anggie dalam hati, karna sungguh anggie akan mengulek pria itu karna sudah 2x menganggu ketenangannya disini.
Anggie menoleh dan membuka matanya pelan, seketika secarik nafas pelan keluar dari mulutnya. Anggie bersyukur ternyata yang duduk di sampingnya adalah temannya tesa.
"Sorry, gue ganggu ya??" Tanya tesa sambil tersenyum kecil.
Anggie membalasnya dengan anggukkan kepala.
"Lo ngak ke kantin?" Tanya tesa.
"Enggak.. gue lagi malas. Lo sendiri?".
Tesa hanya tersenyum kecil lalu menyandarkan punggungnya kebadan kursi, ia merenggangkan tangannya dan mencari posisi yang nyaman untuk tubuhnya. "Sama, Gue juga lagi malas" sambung tesa pelan sambil melihat lurus kedepan.
Anggie yang merasa aneh pun mengubah posisi duduknya kesamping lalu melihat ke arah tesa.
"Tumben... pasti lo lagi ada masalah,,? Sekarang cerita sama gue, sebenarnya lo ada masalah apa?" Tanya anggie to the point yang di balas gelengan kepala oleh tesa.
"Enggak ada, gue hanya mau hirup udara segar aja. Setiap hari makan di kantin ternyata supek juga rasanya" jawab tesa sambil tersenyum.
Namun, bukan anggie namanya jika tidak mengetahui kalau itu adalah sebuah senyum palsu.
"Lo kenapa?" Tanya anggie lagi "lo ngak bisa bohongin gue, gue tahu pasti lo lagi ada masalah" anggie menghela napas pelan lalu melanjutkan ucapannya "cerita sama gue dan gue akan bantu sebisa gue".
Tesa hanya diam dan tak berniat untuk memberikan reaksinya. Anggie yang paham pun langsung menyentuh pundak tesa "setidaknya lo bisa cerita sama gue, gue janji bakal jadi pendengar yang baik buat lo" ucap anggie dengan senyum tulusnya.
Tesa pun mengangguk, didalam hatinya ia membenarkan ucapan anggie. Karna sebenarnya hatinya sedang galau gundah gulana sekarang dan tesa memang membutuhkan seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya.
Dengan ragu-ragu tesa menunduk, jari-jarinya saling terpaut dengan kuat, dengan suara pelan seperti cicitan tesa berujar "gue sebenarnya suka sama radit".
Anggie hanya mengangguk menandakan kalau dia mengerti.
"Lo ngak marah??" Tanya tesa.
"Enggak" jawab anggie santai sambil menyandarkan tubuhnya di punggung kursi. "Terus,, apa yang membuat lo terbebani? Dan apa tindakan lo selanjutnya?".
Tesa hanya mengeleng "ngak ada. Sebenarnya gue sudah lama suka sama dia. Tapi, radit enggak pernah menganggap atau menyadari perasaan gue. Karna yang ada di matanya cuma ada lo anggie" ucapnya dengan senyum miris "dan lo tahu,,? Sebenarnya gue iri sama lo gie.! Apa yang ada di diri lo yang ngak ada di diri gue? Kenapa hanya lo yang ada di pikiran radit dan kenapa hanya lo yang ada di matanya" ucap tesa lagi dengan bahu yang sudah mulai bergetar "sementara keberadaan gue yang selalu di sampingnya tidak pernah radit sadari".
Anggie hanya diam dan menepuk-nepuk pelan pundak tesa.
"Maaf... lo tahu sendirikan bukan maksud gue untuk membandingkan diri Lo dengan gue.. hanya saja terkadang gue lelah melihat tatapan mata radit yang hanya terfokus ke arah lo anggie". Ujar tesa dengan helaan nafas beratnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anggie The Cold Girl✔️[TAMAT] Lengkap Tahap Revisi
Romance[COMPLET]...... Anggie... yah itu namanya. seorang wanita cantik yang selalu menutup rapat hatinya agar tidak mudah disentuh oleh para pria. ia benci ketika ada pria yang mengajaknya bicara, ia benci ketika ada yang tidak dikenalnya mendekati, pokok...