part 19

231 19 0
                                    

"Ayo buruan jalan! udah malam ni" kata anggie.

Yuda pun melajukan motornya meninggalkan area rumah makan.

Hari memang sudah menunjukkan pukul 7 malam.

"Dingin ya?" Tanya yuda.

"Ya iya lah dingin.. namanya aja udah menjelang malam" jawab anggie ketus.

"Lo ngak dingin?" Pancing yuda.

"Menurut lo".

"Hehehehe... kalo lo kedinginan lo boleh kok meluk gue" tawar yuda santai.

"Iiiihhh... amit-amit. Ogah gue" balas anggie. "Rugi gue kalo meluk lo".

"Bukan rugi tapi untung" balas yuda sambil terkekeh kecil.

"Iya.. untung menurut lo" ujar anggie sewot.

Yuda pun hanya terkekeh. Anggie yang kesel pun segera mengetok keras helm yuda.

Tapi memang dasarnya yuda jahil bukannya berhenti tertawa tapi pria itu malah terbahak-bahak.

Anggie yang sudah dongkol pun memukul lebih keras kepala helm yuda sampai yuda harus menghentikan laju motornya.

"Gila ya lo! Kalo kita jatuh gimana?" Bentak yuda.

"Bodoh" jawab anggie cuek.

"Kira-kira juga kali" balas yuda sambil membetulkan letak helmnya yang miring kesamping. "Tapi lo sadis juga ya sampe helm gue Mutar ke samping".

"Napa? Masih kurang, lo mau helm lo mutar 7 keliling?".

Yuda hanya terkekeh lalu kembali melajukan motornya.

Jam setengah 8 yuda dan anggie pun sudah sampai dirumah anggie. Anggie segera turun dari Motor yuda lalu berjalan ke arah rumahnya.

"Anggie" panggil yuda.

Anggie pun berhenti lalu menoleh ke belakang.

"Makasih" ujar yuda tulus sambil tersenyum manis.

Anggie hanya mengangguk lalu meneruskan jalannya. Yuda hanya diam di motornya lalu memperhatikan anggie. "Hah... kapan lo bakal nyuruh gue buat mampir kerumah lo gie?" Tanyanya lirih.

*****
Anggie pov.

"Tau kah kalian dengan rasa sakit?".  Setidaknya setiap orang memiliki jawaban yang berbeda-beda. Rasa benci, kesal, amarah dan emosi. Terkadang semuanya terasa didada dan seakan ingin meledak.

Tak ubahnya dengan apa yang di rasakan oleh anggie. Rasa kesepian itu selalu menggerogoti dirinya sampai akhirnya ia mulai merasa nyaman dengan keadaan tersebut dan tak bisa lepas dari kesunyian yang ia ciptakan sendiri.

Benci yang ia simpan membuatnya malas untuk berfikir bahwa kehidupan dunia itu indah. Terlalu sibuk untuk menutup mata sehingga tidak mampu melihat ke indahan.

Jumat lalu, tak sengaja anggie melihat papanya dengan keluarga barunya. Salah, mereka bukan keluarga baru lagi tapi sudah menjadi keluarga kecil yang bahagia. Kenapa anggie bisa tau? Jawabannya sangat mudah karna itu semua terpampang jelas di wajah bahagia papanya yang tersenyum. Sementara di ujung sana anggie hanya bisa diam terpaku sambil meremas botol air minumnya yang tanpa di sadari keberadaannya.

Sakit? Ya sakit! Manusia bodoh pun tau kalau itu semua sakit. Tanpa terasa tangan kanan anggie menyetuh dadanya, jantungnya terasa seperti di remas dan dengan bodohnya air mata mengalir dengan indah dari pelopak matanya. Bodoh bukan?.

Lalu sekarang, bisakah kalian memberikan alasan. Kenapa ia tidak boleh membenci kehidupannya?.

Ia hanya butuh sandaran sekarang, sandaran yang bisa menompang tubuhnya ketika lelah. Sandaran yang bisa memberikan petunjuk bagi jalan hidupnya. Sandaran yang mengerti akan dirinya. Tapi, anggie sadar. Setiap ia mencoba itu semua akan gagal. Karna rasa Trauma itu masih menghantuinya, mengikatnya dengan erat, dan mengurungnya dalam kesunyiaan sehingga membuatnya enggan untuk mencoba.

Anggie The Cold Girl✔️[TAMAT] Lengkap Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang