part 12

306 23 0
                                    

Setiap orang yang pernah mendapatkan tekanan atau masalah hidup yang berat akan selalu memiliki penilaian yang berbeda dari orang lain. Baik itu trauma, pola pikir, pandangan hidup, semuanya akan berbeda. Tergantung ia melihat dan akan membawa kemana cara pandangnya, sisi positif kah? Atau negatif kah? Semuanya kembali kepada sisi individu masing-masing.

Dan anggie memiliki pilihan sendiri dalam hidupnya. Kejadian yang pahit membuatnya membenci setengah perjalanan hidupnya yang rumit.

Berhari-hari ia jatuh dalam lubang yang sama, menanggisi penderitaan yang sama. Apalagi ketika melihat jejak air mata di pipi mamanya. Anggie tahu diam-diam mamanya masih sering menanggis walau pun didepan anggie mamanya selalu berusaha tegar. Anggie merutuki  kehidupannya, sanggupkah ia menata kehidupannya?.

Selama beberapa hari anggie selalu melihat amplop coklat yang tergeletak di atas meja kamarnya, anggie menimang-nimang apakah ia akan mengunakan uang tersebut atau tidak.

Anggie berdiri lalu mengambil amplop tersebut, lalu ia berjalan ke arah luar dan menghampiri mamanya yang sedang menonton tv, tidak.. lebih tepatnya tv yang menonton mama anggie. Anggie menghela nafas lalu memilih duduk disamping mamanya, ia memeluk mamanya lalu mencium pipi mamanya.

"Ma... anggie ada ini buat mama" ujar anggie lembut. Mama anggie pun menoleh pada anggie lalu menerima amplop tersebut.

"Uang dari mana ini anggie?" tanya mama anggie terkejut setelah melihat isi amplop yang lumayan banyak.

"Dari papa.." ujar anggie pelan sambil menunduk. Mama anggie pun hanya diam sehingga anggie merasa khawatir.

"Ma... mama ngak papa kan?" Tanya anggie khawatir "anggie tau mama masih kecewa sama papa, anggie pun juga demikian. Tapi, kita butuh uang ini ma.. Dengan uang ini kita bisa mulai buka usaha warung atau kios kecil. Kita buktiin ama papa kalo kita bisa hidup tanpa papa" ujar anggie sambil tersenyum lembut kepada mamanya.

"Anggie tahu mama itu wanita yang kuat dan anggie butuh mama untuk menjadi ibu yang selalu tegar" sambung anggie yang sudah memeluk mamanya dengan sayang.

Mama ratih pun tersenyum lalu mengecup pelan puncak kepala anggie. "Iya sayang, maafin mama ya yang udah terlalu larut dengan kesedihan mama" balas mama anggie lembut mengelus kepala anggie.

*****

Seketika kenangan itu kembali berputar di kepala anggie seperti sebuah kaset yang rusak.

Anggie menata penampilannya di depan cermin. Pagi ini anggie harus siap-siap untuk berangkat kerja seperti biasa. Ia tidak boleh terlalu terlena dengan masalalunya yang suram.

Setelah sampai dikantor, Anggie menatap aneh ke arah mejanya. Karna disana sudah terdapat dua cangkir minuman yang berbeda.

Anggie pun melirik kepada dona yang sudah sampai duluan dari pada anggie. Sementara dona hanya tersenyum-senyum melihat ke arahnya.

"Kalo yang gelas kopi dari radit dan lo pasti udah tahu itu, sedangkan yang gelas isi susu coklat itu dari...." ujar dona menjeda kalimatnya sambil matanya mengoda ke arah anggie.

"Dari yuda.." sambung dona antusias seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah.

Seketika kening anggie pun mengkerut, "kok bisa?" Tanya anggie dengan tatapan bingungan. Pasalnya dalam rangka apa yuda mau memberikan susu coklat untuknya.

"Nah itu dia..." tunjuk dona bersemangat "gue aja bingung, tumben tu anak nyiapin minum buat lo, susu coklat lagi. Emangnya lo anak kecil apa?" Tanya dona sambil tersenyum jahil.

"Btw, lo suka minum susu coklat ya?" Lanjut dona sambil mengkerlingkan matanya kepada anggie.

Anggie pun hanya diam, lalu memilih duduk di kursi kerjanya, ia meletakkan tasnya lalu tangan kanannya meraih gelas kopi yang sudah tersedia. Anggie mengangkat gelas kopi tersebut lalu menyerahkannya pada dona.

Anggie The Cold Girl✔️[TAMAT] Lengkap Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang