part 9

350 22 1
                                    

Sepanjang perjalanan menuju kantor anggie selalu melamun, entah apa yang dipikirkan oleh anggie yang jelas ia merasa tidak tenang.

Tidak disangka anggie pun sudah sampai di area pakiran kantor. Anggie bersyukur setidaknya disepanjang perjalanan ia aman karna jujur ia sendiri tidak menyadari bahwa telah berhasil membawa motor kekantor dengan selamat.

Anggie pun turun dari motor lalu melepaskan helmnya, karna sedari awal anggie memang kurang fokus sehingga dia tidak melihat ada lubang yang cukup besar di depannya. Anggie terjatuh dengan pergelang kaki yang terkilir, ia berusaha berdiri tapi tidak bisa karna pergelangan kakinya sangat sakit.

Yuda yang kebetulan melihat itu langsung berlari menghampiri anggie.

"Lo ngak papa gie?" Tanyanya dengan wajah yang khawatir.

Anggie pun meringis lalu mengangguk pelan. "Gue ngak papa" ujarnya.

Yuda yang sudah bersipuh didepan anggie pun dapat melihat dengan jelas bahwa terdapat memar biru di pergelangan kaki anggie serta luka di bagian lutut.

"Lo bisa berdiri?" Tanya yuda lagi.

"Udah gue bilang gue ngak papa, lo cerewet banget sih" Sentak anggie kasar sambil berusaha berdiri. Tapi, tak lama kemudian anggie kembali terjatuh sambil memegang kakinya yang sakit.

Yuda pun menggelengkan kepala "dasar keras kepala, pergelangan kaki lo itu biru emangnya lo ngak lihat" balas yuda.

"Berisik" bentak anggie sambil berusaha berjalan.

Yuda yang merasa keki melihat anggie yang keras kepala pun lansung mengendong anggie ke punggungnya. Spontan anggie terkejut dan langsung memukul pundak yuda.

"Sialan... ngapain lo?. Turunin gue ngak" perintah anggie.

"Cerewet.." ujar yuda singkat.

"Gue bilang turunin gue ngak! Gue ngak mau di gendong ama lo" sentak anggie merontak.

"Hush.. diam, Ntar lo jatuh"

"Yuda.. please turunin gue" ujar anggie lagi dengan wajah yang sudah menunduk di punggung yuda.

"Hah... emang nya kenapa sih kalo gue ngendong, gue cuman niat bantu" balasnya singkat.

"Gue... malu" ujar anggie pelan.

Seketika yuda terdiam. Ia menghentikan jalannya lalu menoleh kepada anggie yang ada dibelakangnya, Bisa ia lihat bagaimana anggie menyembunyikan wajahnya di punggung yuda. Yuda pun tersenyum.

"Kenapa lo harus malu?" Tanya yuda yang masih mengendong anggie di punggungnya.

Anggie pun melayangkan pukulan kecil di kepala bagian belakang yuda.

"Ya jelas lah gue malu" sentak anggie kasar "lo ngak lihat bagaimana karyawan lain memandang ke arah kita" sambungnya dengan wajah yang sudah memerah.

"Hahahaha... iya iya" ujar yuda sambil tertawa.

"Buruan" sentak anggie kasar.

Yuda pun melangkahkan kakinya lebih cepat untuk menuju ruang ob yang di lantai 2, sesampainya disana mereka langsung mendapatkan tatapan aneh dari karyawan ob yang memandang ke arah mereka.

"Mbak anggie kenapa?" Tanya salah satu ob.

"Bapak tahu letak kotak p3k?" tanya yuda yang memotong pembicaraan.
Bapak tersebut pun mengangguk "tolong di ambilin ya pak.." ujar sudah sambil tersenyum. Sang bapak ob pun melangkah pergi untuk mengambil kotak p3k.

Yuda pun memilih duduk di depan anggie lalu ia menunduk, tangannya terjulur untuk menyentuh pergelangan kaki anggie.

"Lo mau ngapain?" Ujar anggie kasar.

Anggie The Cold Girl✔️[TAMAT] Lengkap Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang