Saat ku kembali ke kelas pikiranku terus mengambang entah bagaimana rasanya hari ini moodku hancur apa "karena teman sebangkuku sakir yang membahas masalah saudaraku", kalau ku bertemu di kelas apa yang harus kukatakan apa aku kuat? mengakatakan bahwa adikku telah pergi duluan dariku.
Kusampai di depan kelasku kulangkahkan masuk kakiku ke arah tempat dudukku, tiba-tiba di sana telah ada teman sebangkuku ku hampiri dia lama kelamaan teman sebangkuku itu berdiri di hadapanku sekarang.
Teman sebangkuku berkata "Kamu kenapa Ara waktu aku ajak kamu jalan mengelilingi halaman sekolah?" Kuhanya menjawab dengan tetesan air mata, Jessicca berusaha menenangkanku dengan semampunya Jems jengkel kepada teman sebangkuku itu; kuberkerutu dalam hati untung teman sebangkuku tidak bisa melihat Jessicca dan Jems.
Lama kelamaan kuhapus air mataku lalu teman sebangkuku dan aku hening sejenak kuberpikir apakah harus kumenjelaskan, tiba kumulai berkata dia juga berkata "Ara" kujuga berkata "Shabran" jadi ia mengatakan "duluan aja".
Sakir berkata "Kamu kenapa kalau kamu boleh cerita ya ceritain aja aku gak akan bongkar masalahmu" kuhanya menjawab "Gini aku teringat sama saudaraku yang mendahuluiku padahal banyak persiapan menyambutnya", Sakir terdiam sejenak ku mulai merasa aku mempunyai perisai pertahanan waktu kumenjelaskan semuanya padahal ku tak kuat.
Jessicca menyerocos "Ara gak usah sedih ada aku dan Jems" kuhanya tertawa terbahak-bahak , Teman sebangkuku melihatku aneh kenapa ku tertawa sendiri tetapi ternyata ia hanya diam. Kuberuntung memiliki sahabat arwah yang sudah kuanggap keluargaku sendiri, betapa beruntungnya seorang Ara yang sekarang yang bisa memeliki keistimewaan beda yang belum tentu semua manusia bisa memilikinya.
Kuberpikir bagaimana bisanya ku melihat mereka berdua kenapa setiap kumengatakan hal itu mereka hanya menjawab "kamu manusia spesial"
KAMU SEDANG MEMBACA
"Different World"
Mystery / Thrillerit's better to have a different friend of the world that never hurts like a human being.
