Part 《XXXXXI》

11 1 0
                                    

Hallo gays....
Maaf yaa aku baru lanjut cerita aku, sekarang cerita aku ini Ara udah Memasuki Masa Remaja yaitu jenjang SMP. Cerita ini kuambil dari kisah hidupku sendiri Baca ya kelanjutannya.......


Kringkkk...Kringkkk...Kringkk
Suara alarm ku telah berbunyi kuusahakan bangun dari tempat tidurku.

Aku ingat bahwa sekarang aku udah SMP, tetapi aku dan Sakir telah pisah ia sekolah di Amerika Serikat.

Tetapi aku tak perlu sedih; karena ada Jessicca dan Jems yang selalu menjagaku setia tanpa imbalan.

Setelah siap-siap kusegerakan kemas-kemas peralatan sekolahku, ku akan terus terpikir oleh kawanku nantinya.

Tiba-tiba Jems menyambar "Ara kamu harus semangat aku dan adikku, akan terus ada untukmu"

Jawabku "Makasih kalian berdua baik sama aku selama ini"

Kudengar suara Ibu memanggil "Araaaaa???"

Kusegerakan melangkahkan kakiku ini dengan cepat.

Ayah menyambutku dengan penuh semangat ia berkata "Nak kamu jangan malas-malas ya"

Jawabku "Siap Bos"

Ibuku membuatkanku bekal ke sekolah, ia tak mau melihatku jajan sembarangan.

Setelah itu ku percepat gerakanku ku kayuh sepedaku dengan cepat.

Di jalan saat itu pikiranku mengambang di sana aku berpikir tentang "Sakir" Sahabatku; tentang keadaannya.

Tak terasa lama kukayuh sepedaku; sekarang aku berdiri depan gerbang sekolah baruku.

Kuperhatikan banyak anak baru sepertiku, kubingung cara kenalan apalagi aku gak biasa dengan manusia ; Kecuali "Sakir".

"Ara kamu harus bisa kenalan dengan sesamamu" Ucap Jems

" Iya aku usahakan, tetapi bantu aku" Jawabku

Kuparkirkan sepedaku di halaman sekolah kuperkenalkan diriku pada satpam sekolahku.

Kumasuk pada barisan siswa baru tersebut, ku beranikan diriku.

Di saat berbaris banyak saling cakap-cakap sedangkan aku tidak.

Tiba-tiba aku kangen sosok "Sakir", Bagaimana keadaanmu sekarang?

Begitu rindunya diriku dengan sosok sahabatku yang satu ini sama Jenis denganku, ia bukan arwah.

Really Miss You "Sakir" ku ucapkan dalam hati kecilku.

Di saat lamunanku ada seseorang anak laki-laki yang menyenggolku.

Di situ aku sedikit jengkel dengan tingkahnya, ku dekati dia ia menepis tanganku.

Aku terus mengejarnya di mana ia berjalan; saat itu kudapat pundaknya, lalu ia tak mau menoleh kepadaku.

Kuberkutik dalam hati kecilku "Siapa dia kenapa dia tak mau menoleh"?

"Different World"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang