《Part XXXVIII》

18 8 4
                                    

Kringkkk..Kringkk...Kringkkk.....
(Bel pulang telah berdering keras)

Kumasukkan buku yang ada di atas mejaku kubereskan peralatan menulisku di atas meja, setelah selesai merapikan kukeluar duluan tiba-tiba teman sebangkuku itu; mengajak pulang bareng aku hanya mengangguk saja sikapku kepadanya sangat dingin ginilah kalau terbiasa dengan arwah bukannya aku takut sama arwah paling takut sama manusia😂, kulangkahkan kakiku bersamaan dengan teman sebangkuku itu lama kumelangkah bersamaan kusampai di halaman sekolah.

Ku ambil sepedaku di parkiran sekolah ia juga begitu, tinggal sepedaku 2 orang yang tersisa yang lain telah pulang; saat kumenggayuh sepeda iringan sepedaku dengan dia berderetan gayuhan sepedaku.

Di perapatan ku berbelok ternyata rumahku cuma beda lorong kompleks saja, tiba saat ku tikungan ia memanggilku;

"Ara?" Kata teman sebangkuku
"Kuhanya membalikkan badanku kearahnya dan kuberhentikan gayuhan sepedaku",
"Ara ku tunggu kamu di perepatan sini kita sama-sama ke sekolah ya?" Kata teman sebangkuku itu
Kuhanya mengangguk dan senyum kecut kepadanya.

Setelah bertutur kata sedikit dengannya lama-kelamaan ku sampai depan halaman rumahku, Ibuku menungguku ia langsung menyuruhku ganti baju lalu makan siang karena Ibuku memasakkan masakan kesukaanku.

Kulangkahkan kakiku masuk ke kamarku ku lalui beberapa anak tangga, Jems dan Jessicca terus ketawa seperti ada yang ngakak saja;

"Ara hmm ciee besok di tunggu kamunya di perepatan sama si temanmu itu?" Kata Jems

"Ihh apaan si lagi pula kiranya dia gak akan pernah bisa sepertimu berdua yang selalu ada untukku?" Jawabku

"Iyaa Ara tapi ada saatnya kamu harus belajar bertutur kata kepada manusia dan akrab sesamamu" kata Jessicca

"Tapi bagaimanapun nanti kamu akan bisa terbiasa dengan manusia sepertiku yang arwah kan sudah terbiasa, lagi pula kamu itu spesial?" Kata Jems...

"Spesial? Maksudmu apa Jems?" Jawabku

"Nanti kamu akan tahu sendiri Ara pada waktu yang tempat" kata Jessicca

Setelah lama bertutur kata kutiba di depan pintu kamarku, kubuka pintunya lalu kurebahkan badanku ke t4 tidurku sedangkan Jessicca dan Jems duduk di lantai ia menghiburku; setiap hari mereka membuatku ngakak dalam keseharianku.

Lama-kelamaan ku rebahkan badanku Ibuku memanggilku turun untuk makan siang, segera ku beranjak dari t4 tidurku lalu kuganti pakaianku; kulangkahkan kakiku keluar kamar dan turun di beberapa anak tangga.

Di beberapa anak tangga kududuk sejenak, kuberpikir bagaimana jika kukehilangan mereka berdua Jems dan Jessicca tidak ada lagi yang akan menghiburku; Jessicca tiba-tiba mengagetkanku ia berkata "Jangan khawatir Ara aku dan adikku akan terus ada buatmu" Hatiku berkerutu kok dia bisa tahu ya?

"Iya Ara kami bisa tahu karena kami arwah bisa menelusuri pikiranmu" jawab mereka berdua

"Ara gak usah sedih dan pikir itu ayo kita turun Ibumu telah menunggumu untuk makan siang, pasti kamu kangenkan juga dengan masakan Ibumu" kata mereka berdua.

Ku bahagia bisa mengenal mereka berdua yang entah dari mana datangnya, aku hanya terima kasih kepada yang mengirimnya untukku walau dia hanya arwah tapi aku bangga mengenal mereka; "Ara sekarang memang aneh hanya berpikir bahwa manusia itu tidak sebaik Arwah yang tidak pernah menyakitiku", sudah beginilah prinsip kehidupan sejak malam itu.

"Different World"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang