Part 《XXXXXII》

23 1 0
                                        

Kukejar dia terus yang menyenggolku, ia tak ingin menoleh terhadapku; Siapa dia sebenarnya?

Ku agak risih dengan kelakuan anak ini, tiba-tiba saat ia menoleh ternyata dia Sakir sahabatku.

Rasanya hati ini merasa senang terasa tidak nyangka terhadap kedatangannya kembali.

"Ara gak usah kaget, aku batalin ke Amrik; karena gak mau kehilangan sahabat-sahabatku" ucapnya

"Sak makasih ya kamu udah batalin" jawabku

Rasanya semua kesedihanku hanyut berganti kebahagian.

"Ara kamu dan sakir mungkin sudah di takdirkan bersahabat" ucap Jems

"Iya mudahan-mudahan" jawabku

Rasanya kebahagiaanku sudah perfect karena sekarang; aku mempunyai sahabat sudah kembali lagi. Dan aku tetap bersama dengan sahabat Arwahku.

"Jessicca Jems; Makasih ya sudah temani aku sampai sekarang ini, aku bersyukur bisa punya sahabat Arwah kek kalian baik sama Aku" Ucapku

"Ara gak usah Makasih ini sudah tugas kami berdua" Jwab mereka berdua

Sakir dan aku melangkahkan kaki ke arah kelas baru; Alhamdulillah aku dan Sakir satu kelas.

Ku cari bangku untuk kududuki bersama Sakir.

"Ara kita duduk di pojok saja deretan bangku kedua" ucap sakir

"Iya sakir okelahh" Jawabku

Kumelangkah dan Dia ke arah bangku kami itu.

Sekarang harapanku yang selanjutnya moga di antara sahabatku ini tak ada lagi yang pergi.

"Tuhan... Makasih telah memberiku kemampuan bisa melihat Jessicca dan Jems Sahabat beda Alamku..." kuberkerutu dalam hati kecilku

Jems dan Jessicca telah menemaniku dari nol sampai sekarang.

Tetapi aku tak membeda-bedakan mereka aku ratakan semuanya.

Guruku telah masuk di ruangan tempatku sekarang. Ia memperkenalkan denah-denah sekolah baruku ini.

Dan Guruku ini bernama Ibu Aisyah; ia sangat bijaksana dalam berkata-kata.

Setelah lama Ibu Aisyah menjelaskan ia meninggalkan kelas dan membiarkan murid-muridnya istirahat dulu di kelas.

Sakir dan Aku bercanda gurau bersama Jems dan Jessicca.

"Ara moga hubungan sahabat ini Forever" ucapnya

"Iya Sak aku juga punya harapan sepertimu" jawabku

Kukeluarkan bekalku yang Ibu berikan kepadaku tadik paginya.

Sakir juga mengeluarkan bekal yang ia bawah.

Kubertukar makanan saling mencicipi; Jems dan Jessicca hanya tertawa-tawa melihat tingkah kami berdua.

Indahnya persahabatan yang berbeda-beda ini. Kupunya sahabat dunia nyata dan beda dunia denganku.

Tetapi kalian jangan pikiran negatif dulu tentang Jems dan Jessicca ini; Mereka berdua ini arwah positif  yang baik terhadapku.

Setelah selesai menghabiskan bekal, Aku dan Sakir ingin keliling halaman sekolah baruku ini.

Kulangkahkan kakiku keluar dari kelasku ini ke arah taman sekolah.

Tiba-tiba di sana kumelihat Seorang anak cewek yang sendirian.

Ia seperti kumul keliatannya; tiba Jems mengatakan jangan kesana Ia Arwah negatif.

Kuurungkan niatku kesana tetapi Anak cewek itu berbalik kepadaku dan Sakir.

Ia menatapku dengan sinis tetapi Ia menatap Sakir dengan lembut.

"Sakir dalam bahaya kalau begini" ucapku

"Betul Ara karena mungkin Arwah itu akan mempengaruhi Sakir" Ucap Jessicca

Kutarik tangan Sakir lalu kuceritakan semua itu kepadanya.

Tetapi ia ingin Arwah cewek tadik menjadi bagian dari kami.

"Ara kamu harus selamatkan Sakir, Ia telah terpengaruh oleh Arwah itu" Ucap Jems

"Iya tapi bagaimana caranya Jems?" Ucapku

"Sekarang kamu berani ke alamku?" Ucapnya

"Untuk apa?" Ucapku

"Untuk menyelamatkan gaib dari Sakir" Ucapnya

Rasanya aku ragu dengan ini, tetapi Sakir bagaimana ia telah terpengaruh oleh Dia?

"Different World"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang