Tik.... tikkkk... tikkkk... tikkk
(Suara hujan......)
Jam pelajaran hampir usai di luar terdengar hujan, kuliat situasi langit hujan hari ini lama akan berhenti.
Kuberpikir "kalau kumenunggu sampai hujan reda, akan lama Ibu akan menungguku lama.
"Hujan-hujan saja pulang Ara" kata Jems
"Iya hujan-hujan aja tahu, pasti seru banget" kata Jessicca
Ku berpikir sejenak baru lagi pertama kaliku bermain hujan, karena sekian lama di kamar terus mengurung diri sebab masalah keluarga itu.
"Iya Jems dan Jess kita hujan-hujan saja" jawabku kepada mereka
Jam pelajaran telah usai kubereskan semua peralatan alat tulisku, lalu kumasukkan ke dalam tasku.
Kulangkahkan kakiku ke arah parkiran sepedaku, tiba-tiba di langkahanku ada yang meraih tanganku.
"Ara kamu mau pulang?", hujan lebat begini" kata Sakir
"Iya lagi pula kenapa?"jawabku
"Nanti kamu sakit" kata sakir
"Enggak papa-papa, kalau kamu mau ikut, silahkan?" Jawabku
Kulihat sakir teman sebangkuku keliatan berpikir, lama-kelamaan ia berpikir ia meraih tanganku dan ia berlari ke arah hujan.
Kurasa kan air hujan jatuh ke mukaku ini rasanya freshh sekali, kurasa semua bebanku di bawah oleh tetesan air hujan yang membasahiku.
Lama kubermain hujan ku ambil sepedaku, lalu kugayuh bersamaan dengan Sakir.
Kulewati beberapa rumah, kuliat anak-anak sesuaiku bahagia bermain hujan sepertiku sekarang ini.
Kuberpisah di perapatan dengan Sakir, lalu ku gayuh sepedaku dengan cepat.
Kusampai di depan rumahku dengan basah kuyup, Ibuku telah menungguku dengan menyediakanku handuk.
Kuganti bajuku lalu kududuk dengan baik, kuminum teh hangat yang Ibu buatkan untukku.
Lama-kelamaan ku berpikir ini saatnya, ku sampaikan ke Ibu bahwa ku mempunyai "Sahabat Arwah".
"Bu? Ada yang aku ingin sampaikan ke Ibu" kataku
"Iya Nak, apa itu?" Jawab Ibu
"Gini bu selama Ibu di ahli psikologis, ada sahabatku bu" Kataku kepada Ibu
"Siapa sahabatmu itu anak?" Jawab Ibu
"Sahabatku ini bu beda dari yang lain namanya Jems dan Jessicca, ia hadir pada saat awal ku kesepian bu" kataku
"Mana dia nak" jawab Ibu
"Bu sahabatku ini adalah arwah, entah juga bu kenapa aku bisa melihatnya" kataku
"Iya nak gakpapa-papa, lagi pula Ibu gak akan marah selama arwah itu tidak menyakitimu " jawab ibu dengan nada yang baik
Kuberpikir sejenak Ibuku tidak marah soal arwah yang menjadi sahabatku itu.
"Iya Ara Ibuku tidak memiliki sifat yang pemarah ia pengertian " kata Jessicca
"Lagi pula Ara Ibumu,sebenarnya bisa melihat kami berdua" kata Jems
Kuhanya heran dengan Ibuku kenapa ia tidak pernah memberitahuku.
Sekarang ku kerjakan PR sekolahku dengan baik, tiba-tiba pikiranku ke teman sebangkuku itu.
Aku bingung dengan diriku kenapa kumulai akrab dengan?, atau ini hanya perasaanku saja bagiku?
KAMU SEDANG MEMBACA
"Different World"
Mistério / Suspenseit's better to have a different friend of the world that never hurts like a human being.
