"Different World"

《Part XXXXXIV》

Ashhhhh......ashhhhhhh......
(Suara Angin Berdesir)

Waktu begitu cepat, Tak terasa aku akan memasuki masa SMA dan Di mana aku dan Sakir akan berpisah.

Tetapi hatiku begitu tidak terima perpisahan ini, tetapi memang dalam definisi kehidupanku sebagai manusia sebuah Pertemuan akan berakhir perpisahan.

Lamanya waktuku bersama Sakir akhirnya aku berpisah dengannya di suatu Taman sekolahku berdua.

Ia terpaksa ikut dengan kedua orang tuanya yang pindah tugas.

"Arasqya gak usah sedih, Aku dan Jems selalu ada di sampingmu" kerutu Jessica

"Iya, Makasih buat kalian berdua dari umur 4 tahun engkau menemaniku sampai aku beranjak ke masa SMA Ini" balasku

Ku langkahkan kakiku kembali ke rumah dengan perasaan sedih karena perpisahanku dengan Sakir.

Sesampai di rumah, kulangkahkan kakiku naik ke lantai II ke kamarku. Rasanya perasaanku saat ini hancur dan badanku ini langsung saya rebahkan begitu saja di ranjangku.

"Nak?????" Teriak Ayahku

"Iye pak, tunggu aku kebawah" Ucapku

Kupaksa kubangunkan badanku lalu kuturuni beberapa anak tangga.

Ayahku memberitahukan bahwa aku akan pindah di daerah pekalongan. Hati ini rasanya tambah hancur banyak kenanganku bersama Sakir di sini.

Tetapi mungkin begini caranya agar aku bisa melupakan Sakir. Dan tidak larut dalam kesedihan.

"Nak, packing barang-barangmu semua malam kita berangkat ke pekalongan" Ucap Ayah

"Iya Ayah" Balasku

Kulangkahkan kembali kakiku ke anak tangga untuk ke kamarku. Saat di kamarku ku teteskan air mata, rasanya kuharus pindah atau tanam dalam-dalam kenanganku bersama Sakir.

"Arasqya jangan nangis ada kami yang akan temanimu di pekalongan. Kami janji gak akan pergi" Ucap mereka berdua

"Terima kasih ya buat kalian berdua(kupeluk mereka berdua) Ucapku

Kusegera kubereskan semua barang-barangku serta kenangan yang kumiliki bersama sahabatku Sakir.

Pikiranku melayang; "Apakah nanti di pekalongan aku akan dapat Sahabat?" Kerutuku dalam hati kecilku