《Part XXXXVIII》

4 2 0
                                        

Ting... tong...Ting... tongg
(Suara bel rumahku)

Liburan semester telah kujalani sekarang, hadiah dari Sakir ialah kotak music. Ia sengaja memberiku karena ia menghiburku lewat kotak musicnya.

"Ara kamu kangen ya sama Sakir"? Ucap Jems

"Iya, aku kangen sama itu anak walau ia nyebelin tapi ada baiknya juga" jawabku

Jessicca dan Jems menarikku ke halaman ia menyuruhku ke rumah Sakir. Kuhanya ragu-ragu kerumahnya, tetapi semenjak semester aku terus gelisah.

Kukayuhkan sepedaku keluar dari halaman rumahku, kulewati beberapa rumah dan lama-kelamaan kutiba di rumah Sakir.

"Sakir!!!!" Kuteriak-teriak
 
Tak ada yang menyahut seorang pun, kata tetangga sebelahnya ia di bawah ke RS luar negeri.

Aku merasa seperti ada yang hilang, bagaimana keadaan Sakir?.

Jems berusaha mengubah suasana tapi tak bisa karena aku sudah mengetahui bahwa ia punya sakit parah.

Gimana kalau keadaannya tidak baik?, lagi pula orang tuanya tak mengenalku; bagaimana aku ingin dapat kabar soalnya.

Kuberusaha mencari informasi tentangnya, apakah ia ke sana akan tinggal menetap?

Bagaimana bisanya aku mengikhlaskan sahabatku, Jessicca dan Jems ikut sedih karena mereka berdua menganggap Sakir sebagai sahabatnya.

"Kapan Sakir pulang dari Luar Negeri tiap hari aku ngecek ke rumahnya?"




"Different World"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang