mari kita memandang langit diatas.

5.9K 759 9
                                    

Seulgi dan irene terduduk di mobil irene. Penutup mobil miliknya sudah ia buka, dan sekarang mereka berada di tempat tinggi yang menyerupai bukit.

Seulgi dan irene memandangi langit penuh Bintang itu, tak terasa ini sudah lebih dari tengah malam.

Irene kedinginan, seulgi yang menyadari irene terlihat kedinginan pun berinisiatif meminjamkan jaketnya, dan berniat memberinya pada irene.

Dengan jahilnya, irene tersenyum jahat, lalu berkata "ih gamau gua, nanti gua jadi kayak lo" katanya.

Seulgi pun hanya memutar bola matanya bosan Yang membuat irene tertawa, tapi lalu mengambil jaket itu dari seulgi, "canda ih, sini lah, gua kedinginan" ucap irene.

Dan irene pun tidak menyesal melakukan hal itu, karna kini, ia telah diselimuti oleh kehangatan, dan bau yang menyerupai aroma khas milik kang seulgi tersebut.

Membuatnya nyaman, dan ia pun mulai mengantuk. "Ngantuk apa? Pulang aja yuk, besok masih sekolah loh" ucap seulgi.

Irene mengangguk, "udah sini, gua aja yang nyetir. Lo tidur aja bentar" usul seulgi pada irene.

Irene mengiyakan usulan seulgi tersebut karna memang benar ia merasa sangat mengantuk sekarang, lalu mereka pun bertukar tempat. Seulgi menyetir dengan perlahan, agar irene tidak terbangun dari tidur pulasnya itu.

Seulgi menyetir hingga kerumah irene, lalu ia pun membangunkan irene. "Rene, hoi Ratu lebah, bangun, tidur didalem sana, biar lebih enak" ucap seulgi sembari menggoncangkan pelan bahu irene.

Irene pun terbangun perlahan, lalu menguap dan segera mengangguk. "Yaudah gua pulang ya, makasih buat malem ini. Beneran." ucap seulgi.

Irene yang masih linglung, hanya menganggukan kepalanya. "Yaudah masuk sana, gua pulang ya, daah" ucap seulgi. Lalu ia pun berjalan keluar gerbang irene.

Irene pun langsung masuk kerumah, dan langsung naik ke kamar miliknya.

Tanpa sadar, ia masih membawa jaket milik seulgi itu, dan tanpa sadar juga, membawanya kedalam pelukannya saat ia tertidur kembali.

Seulgi yang sudah mengantarkan kembali irene, berjalan sendirian di tengah malam ini. Lebih tepatnya jam 2 dini hari

Seulgi berjalan agak cepat, karna malam ini terasa dingin sekali. Sesampainya dirumah, ia secara tak sengaja tersandung dan tangannya memegang meja didepannya.

Alangkah sialnya, diatas meja tersebut terdapat pecahan kaca dari piring makan. 'Berantem aja terus' batin seulgi.

Lengannya yang terkena pecahan piring itu pun otomatis berdarah. Ia mencucinya perlahan lalu mencari perban.

Setelah selesai merawat lukanya, ia segera menuju kamar dan langsung tertidur pulas.

Paginya, ia mendapati tidak ada orang dirumah. Ia pun membersihkan bekas-bekas pecahan kaca dan noda lainnya. Ia pun sarapan sendiri, dan bersiap untuk berangkat sekolah.

Ia menaiki motornya, lalu segera berangkat kesekolah.

"Wassup jelek~" sapa irene pagi itu.

Seulgi yang sedang berdiri didekat parkiran itu tersenyum cerah, "pagi juga Ratu lebah jelek" ejek seulgi.

"HEH APA LO BILANG TADI!?" amuk irene. "Ampun nyaiii~" teriak seulgi sembari berlari.

"AWAS AJA LO DASAR JELEK!" teriak irene, walau ia terlihat kesal namun senyuman nampak di wajahnya

Irene lalu pergi kekelas sembari tersenyum, tidak menyadari bahwa gadis yang sedari tadi berdebat dengannya itu, mengawali paginya dengan senyuman lebar diwajahnya.

Dan ia pun tak tahu, bahwa itu karenanya.

Pagi & Senja (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang