Hari ini, hari senin. Seluruh tim basket telah pulang kembali kesekolah. Tentu saja bersama para cheerleadernya. Karna ini hari senin, tentu saja ada upacara, sekaligus mengumumkan kemenangan atas tim basket sekolah mereka.
Semua siswa sudah terbaris dengan rapih, dan dimulainya lah upacara.
Setelah seluruh kegiatan upacara selesai, kini tibalah saatnya pengumuman. Seluruh anggota tim basket disuruh maju.
Kemudian pak kepala sekolah memberi wejangan dan nasihat dan memberi kata selamat kepada para pemenang ini.
Lalu saat kepala sekolah sudah selesai memberikan pidatonya, tiba-tiba seorang murid maju kesitu dan mengambil micnya.
"Tes tes, iya iya gue tau kalian semua bingung ngapain gue disini. Udah diem, disini gue cuma mau ngomong, gue minta maaf sebesar-besarnya kepada semua murid yang udah gue jadiin korban, atau lainnya, dan gue juga minta maaf sama lo, kang seulgi, atas perbuatan gue selama ini. Eits, gue bukan cuma mau minta maaf, tapi mau mengungkapkan sesuatu juga.. "
Irene, yang ternyata gadis yang tadi maju, mengambil napas panjang, lalu menatap lekat-lekat mata seulgi, tersenyum, dan melanjutkan kata-katanya tadi. "Gue, bae irene, telah jatuh hati sama seseorang. Dan itu adalah lo, kang seulgi. Gue gak peduli orang lain bakal bilang apa, tapi satu hal yang pasti, gue bakalan lakuin apapun buat dapetin hati lo, dan para pelakor, mending mundur aja daripada kenapa-napa. Oke itu aja, seulgi, i love you" ucap irene menyudahi pidato dadakannya itu.Ia menjatuhkan micnya, dan tiba-tiba ia menge-dab, lalu geng bangtan, menyanyikan lagu mic-drop.
Irene turun dari podium sembari tertawa, dan high five dengan para geng bangtan yang telah membantunya itu.
Para guru tidak ada yang berani menghukum irene, lagipula irene meminta maaf dan itu adalah hal yang Bagus. Bisik-bisik mulai terdengar, tapi tak irene acuhkan.
Ia lebih fokus kearah seulgi yang sekarang sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Sorot mata seulgi seperti berkata
'Apa yang kau lakukan bodoh'
Dan irene mulai sedikit gugup dibawah tatapan mata seulgi.
Irene sudah memikirkan ini matang-matang, tapi sekarang ia takut akan hal yang mungkin nantinya seulgi ucapkan padanya.
Ia takut, seulgi memang gay, tapi bukan berarti seulgi akan menyukainya. Itu sedikit membuat irene sedih, namun ia berusaha tetap tegar. Lagipula, joy dan yeri akan terus berada disisinya, sembari mengejek beberapa kali lah.
Tapi tiba-tiba, saat seulgi berjalan kearahnya, firasat irene memburuk. Tiba-tiba ia benar-benar merasa menyesal telah melakukan hal sembrono seperti tadi.
Ia kan tidak tau respon seulgi seperti apa, ia takut, jujur, ia beneran takut.
Entah kenapa, tatapan mata seulgi terlihat seperti ia akan marah-marah.
Irene serasa menciut, saat seulgi sudah sampai dihadapannya dengan wajah serius. Saat itu upacara sudah bubar, dan masih ada waktu 15 menit sebelum masuk kelas.
Irene tidak berani menatap mata seulgi, karna jujur, seulgi keliatan kayak mau marah.
Firasat irene buruk banget.
"Liat gue." ucap seulgi datar, secara tiba-tiba dan membuat jantung irene meloncat keluar. Ia dengan takut takut melihat keatas, mencoba menatap mata seulgi.
"Lo ngapain sih tadi pake acara gituan segala?" ucap seulgi. Nadanya mungkin datar, tapi itulah tanda bahwa seulgi marah.
Irene terdiam, tidak tau harus berkata apa.
"Lo gatau apa, kelakuan lo barusan itu kelewatan, irene" duh, seulgi udah manggil pake nama aslinya, berarti seulgi marah beneran.
"E-emang kenapa sih? Gak boleh apa gue ngungkapin perasaan gue?" ucap irene pelan.
"Tapi gak gitu rene! Sikap lo barusan itu gak sopan, pas upacara lagi" ucap seulgi mulai emosi.
"Ya emang kenapa sih? Lagian gue juga yang ngelakuin!" ucap irene yang mulai terpancing emosinya.
Seulgi menarik napas dengan kasar, lalu menyisir rambutnya kebelakang.
"Ah serah lo deh" ucap seulgi lalu meninggalkan irene yang masih mematung di tengah lapangan.
Irene memperhatikan punggung seulgi yang kian menjauh
"Kenapa sih seul, gue kan cuma jujur aja sama diri sendiri. Emang salah ya? Lo gasuka gue gitu? Mau lo apa?" tanya irene pelan kepada seulgi yang sudah jelas tidak akan mendengarnya, apalagi menjawabnya.
Irene menatap kakinya sendiri, lalu tersenyum kecut. Ia menyesal melakukan hal itu tadi.
Irene memang orang yang seperti itu, mau bagaimana lagi?
Irene memutuskan untuk kembali kekelasnya.
Ia menundukan kepalanya dimeja, tidak tertarik sama sekali tentang pelajaran apapun.
Bel istirahat pun berbunyi. Irene keluar kelas dengan lesu, joy dan yeri bingung dibuatnya.
Perasaan tadi pagi ada yang dengan swagnya jatohin mic terus nge dab deh, orang itu kemana ya?
Joy dan yeri memutuskan untuk bertingkah lucu agar irene tertawa, mencoba menghibur irene yang tiba-tiba lesu entah kenapa. Tapi cara apapun tak berhasil.
Sesampainya dikantin, tidak sengaja irene berpapasan dengan seulgi, saat irene hendak menyapanya, seulgi mendengus lalu pergi melewati jalan lain.
Irene merasa sakit hati, kok tiba-tiba seulgi jadi gini sih?
Kenapa sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pagi & Senja (√)
Teen FictionREVISI irene, sang queen bee sekolah yang sering menindas murid lain, jatuh hati pada seulgi, seorang kapten tim basket dan penyelamat korban penindasan irene. bagaimana cara irene membuat seulgi jatuh hati padanya juga?