dilema,atau apa?

4.6K 601 26
                                    

Sampai saat ini, irene masih gas pol loh wan kawan. Yap, walaupun seulgi masih saja memperlakukan irene dengan dingin, irene tetap saja memperlakukan seulgi seperti ratunya.

Kayak kemaren, pas kelas seulgi lagi pelajaran b. Indo, dan disuruh bikin puisi, tiba-tiba irene yang notabenenya dari kelas sebelah masuk, ijin sama bu tuti, terus bacain puisi dia didepan kelasnya seulgi.

Puisi yang berjudul "senyumanmu dikala senja" karangan author dibacakan oleh irene, dengan suara lantang, namun tatapan lembut kearah satu orang. Siapa lagi kalau bukan...



Kang cilok.

Eh.

Kang seulgi maksudnya.

Iya, abis itu menatap cabe-cabean dikelas seulgi dengan tatapan membunuhnya yang memang terkenal seantero sekolahan itu.

Kalo kamu berani macem-macem sama irene bae, dia bakalan melakukan sesuatu kepadamu hingga kamu menyesal telah dilahirkan. Serius.

Apalagi ini ada hubungannya sama kisah cintanya ini. Mati aja lo.

Setelah irene selesai membacakan puisinya, ia menatap seulgi, "seul, maafin gue kalo ada salah. Gue rindu lo seul, senyuman lo diwaktu senja dulu, bikin rindu gue semakin membuncah" ucap irene.

Seulgi yang ditatap dengan tatapan irene yang lembut banget tuh gakuat. Dia duduk, tapi rasanya kok ngefly ya? Perasaan dia gak pernah minum obat-obatan gituan deh.

Oh iya..

Senyuman irene yang bikin candu.

Irene tersenyum, "jangan dingin lagi ya sama gue, rasanya dunia gue lagi ada badai salju tau gak. Yaudah gue balik kelas, gamau tau nanti istirahat makan bareng. Bye" ucap irene lalu kembali ke kelas nya.

Semua mata kini tertuju pada seulgi, yang sekarang sedang menahan malu setengah mati. Baper coy.

Gak ada yang mengira irene bisa ngomong hal-hal manis gitu.

Seulgi aja gak nyangka.

Irene jarang berbuat manis kayak tadi, tapi sekalinya dia berbuat sesuatu yang manis

Ambyar lo semua.

Irene kembali kekelasnya dengan santai, langkah yang tegas namun lembut, dan tangannya yang lentik itu mengayun dengan gontai dan perlahan, mengikuti gerak tubuhnya yang terasa ringan sekali, karna dia barusan ngefly. Gak, dia gak minum narkoba.

Dia cuma ngefly, karna ngeliat seulgi yang tadi senyum kedia, dan gak sengaja melihat telinga seulgi yang memerah, entah karna malu, entah karna sakit.

Tapi irene gak peduli, bahkan tadi dia liat bu tuti terkekeh pelan. Gemes sendiri sama muridnya yang satu itu.

Anak jaman jigeum ya gitu kelakuannya.

Sedangkan seulgi, pikirannya makin berkecamuk.

Dia juga udah tau, cepat atau lambat, dia bakalan suka juga sama irene. Tapi masa dia suka sama dua orang sekaligus?

Kalo kata joy, dua anak memang lebih baik, tapi kalo dua istri? Itu gak baik. Katanya kurang.eh.

Padahal minggu ini, seulgi udah berencana mengajak gebetannya itu nonton bioskop, terus dia tembak deh pulangnya. Tapi sorenya, dia pergi bareng irene. Apa tembak juga sekalian?

Eh, jahat dong kalo gitu. Tapi mau bagaimana lagi?

Duh, untung gebetannya sama irene itu gak deket. Jadi... Mungkin aman.

Pagi & Senja (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang