04. Penguntit sialan

58 15 2
                                    

Jangan lupa kawan-kawan untuk mem-vote. Menghargai itu lebih baik dari pada diam saja lho...
Hanya menggerakkan satu jari ke bawah dan menekan bintang tidak ada susah nya...

-Author🤘 -SalamJomblo👋

___________________________________

Sesampai dikantor ayahnya, Cancer menjadi sorot mata di antara pegawai kantor. pegawai kantor tau Cancer itu anak Bosnya tapi mereka juga tau Cancer pernah tertarik dunia bisnis, tapi jika disuruh memilih apa yang ia inginkan Cancer memilih menjadi penyanyi walaupun ia menjadi anak CEO.

Dengan percaya diri Cancer melewati semua tatapan mata bersama Hercul menuju Lift. Lift yang tadinya penuh dengan desakan pegawai sekarang tidak ada satu orang pun di dalam lift karena mereka ditatap tajam oleh Cancer yang menandakan ia tidak ingin diganggu.

"Cuma pake mata aja lu udah bisa ngendaliin situasi." Hercul menyender di sisi belakang lift.

"Mereka dah tau siapa Daughter of the Boss." Cancer angkuh keluar dari lift menuju depan ruang ayahnya dan duduk di bangku depan ruang ayahnya.

Saat ingin menuju tempat duduk penunggu dan meja sekertaris di depan. Pintu terbuka dan munculah seorang pria paruh baya keluar dari ruangan. Mukanya familiar di ingatan Cancer. Mukanya terlihat tampan dan terlihat kesal sekaligus.

"Ikut aku, kau dan kau! Tidak ada penolakan." Perintah Andreas sambil menunjuk kedua orang yang ada di luar.

Cancer masuk dan melihat sekeliling ruangan yang terlihat sederhana tetapi mewah. Cancer tidak sampai membuka mulutnya dengan lebar karena ini, ia sudah terbiasa dengan benda mewah.

 Cancer tidak sampai membuka mulutnya dengan lebar karena ini, ia sudah terbiasa dengan benda mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Silakan duduk." Andreas duduk membelakangi jendela.

Cancer duduk bersebelahan dengan Hercul. Dilihatnya Andreas sedang merangkul punggung sofa hitam itu dan kakinya bertumpu pada kaki yang lain.

"Besok kau akan ku awasi dengan Bodyguard." Andreas menatap tajam anak perempuan satu-satunya.

"Kau tidak perlu menjagaku, jagalah istrimu dengan baik nanti istrimu dibunuh musuhmu." Penekanan Cancer menatap tak kalah tajam dengan ayahnya.

"Kau.." Andreas meninggikan suaranya ketika mendengar balasan anaknya yang keterlaluan.

Secepat kilat Hercul menghentikan Andreas. " Sabar yah! Dia memang seperti itu."

"Kenapa diam!? Tampar saja, nih!" Cancer menepuk-nepuk pipinya.

Rahang Andreas mengerat, matanya menusuk wajah Cancer, tangannya mengepal. Kalau Cancer bukan anaknya pasti ia akan membunuhnya.

"Udah, Ken! Jangan lupa ini Ayah kita." Hercul mengingatkan dan Cancer malahan semakin menatap tajam Andreas.

"Gue bahkan gak anggep dia Ayah gue! Tuan Andreas Sindrayanto yang terhormat." Cancer menekan kalimat terakhir dengan lantang dan menghadap ayahnya yang terlihat sangat kesal.

Conflict Of Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang