17. Secret Life In Dangerous Woman

27 10 0
                                    

Sekarang di meja makan ini terdapat gue, Hercul, Grandma dan Grandpa untuk makan malam. Gue mikir kenapa kita harus makan di restoran dan diruang private.

"Selamat makan..." Ucap grandpa dan langsung melahap makanan yang tersaji di meja makan.

Gue terus mikir kenapa Grandpa dan Grandma bikin rencana begini. Secret life again??

Gue minum dan selepas itu berdeham lalu menatap semua yang berada di dalam ruangan ini. "Well... What happen?" Tanya gue menyelidik dan langsung to the point.

"Grandma akan... Me--" Grandma dari tadi keliatan gugup ama takut.

"Oh ayolah... Grandma jangan membuat Cancer penasaran." Desak gue dan dia semakin memainkan jemarinya. Hanya untuk memberi kekuatan Grandpa sampai menggenggam tangan Grandma.

Grandpa menarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. "Kita akan menceritakan sejarah perang dingin."

"Dengan siapa?" Tanya gue semakin bikin pala gue mumet.

"Keluarga Dylan." Jawab cepat Hercul. Ha? Please gue mau lupain kenapa mereka pada mau dongeng sejarah.

"Pembenci keluarga kita dulu hanya beberapa tapi karena perbuatan baik itu membuat orang salah menilai." Grandma dengan raut takut-takut.

"Tapi... Setelah mereka mengetahui bahwa keluarga kita bekerja keras, mereka sudah melupakan semua kecuali kakek Dylan." Grandpa menyambung. Gue terus mencerna apa yang mereka bilang dengan telaten.

"Mereka tidak melupakannya karena Grandma pernah tak sengaja memalukan mereka di depan party Bisnis. Mereka bilang akan membalasnya suatu saat nanti, tapi lama kelamaan tidak ada kejadian apapun. Grandma lupa memberitahu keluarga tentang masalah ini. Dan sampai akhirnya My Son Andreas yang kena pembalasannya." Ucap Grandma dan langsung menitihkan air matanya.

Grandpa terus berusaha menenangkan Grandma tapi dia hanya menintihkan air mata dan sedangkan gue mendapatkan semua hasil pembalasan kakeknya Dylan bukan Andreas maupun keluarganya tapi hanya gue dan Bunda gue.

Demi apapun gue udah muak... Sebenarnya Andreas itu menikah dengan Bunda gue cuma buat ngindarin... Keparat sialan...

Brak...

Gue berdiri dengan wajah memerah menahan amarah yang sangat meluap-luap. Ujung dari secret life gue dah berakhir. Gue hendak keluar namun dihalang oleh Hercul, gue natap dia dengan tatapan bahkan gue udah gak bisa kendalikan emosi gue.

Dengan posisi berdiri dan tanpa sepengetahuan Hercul gue nendang tanpa aba-aba tulang belakangnya. Hercul bertekuk lutut dengan kasar dan gue langsung gunakan kesempatan buat lanjut keluar.

Hercul mencengkram erat kaki gue. "JANGAN GANGGU GUE!!!" Teriak gue lalu dengan gak sadar nendang punggung Hercul.

Dengan cekatan gue ambil kunci mobil di saku celana belakangnya. Grandpa dan Grandpa hanya membantu Hercul.

Pelampiasan dendam... Hah!!! Lu liat aja Andreas... Hah! Sialan!

Gue langsung masuk ke mobil yang terparkir tak jauh dari pintu masuk. Karena gue gak bawa e-money untuk keluar dari sini. Dan ini juga restoran milik keluarga Iqbal kenapa gue harus repot-repot.

Gue bobol pager pembatas yang menghalang jalan gue. Sumpah demi apapun gue bahkan gak bisa berpikir jernih buat nenangin diri.

Peduli dengan iblis sialan di tubuh gue

Gue mengemudi mobil dengan kecepatan sangat jauh dari rata-rata. Jalanan lumayan ramai namun masih ada celah di antaranya.

Tangan sebelah kanan untuk menyetir, sedangkan sebelah kiri mengobrak jok belakang karena terdapat senjata milik Hercul dibawahnya. Setelah ketemu gue taro senjata api itu di dasboard, karena gue memakai Hoodie Hitam dan celana jeans biru Dongker gelap. Tinggal satu yang kurang, gue mencari di dasboard dan ketemu masker tengkorak lambang Aleanzho.
Gue pakai masker tengkorak itu dan segera ke daerah wilayah Aleanzho di Kemang, Jakarta Selatan.

Conflict Of Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang