Gue sekarang lagi mikir-mikir sambil mengendarai mobil menuju rumah gue. Aneh... Tapi apa yang terasa ganjal??
Kalo Kenzie tau semua berarti dia kemungkinan besar tau Cancer dimana... Mungkin
Mobil berhenti setelah sampai di bagasi besar rumah gue. Gue masih dalam posisi diam ditempat, Kenzie memandang gue heran.
"Kenapa?" Tanya Kenzie, gue memandangnya penuh dengan tanda tanya.
"Lu pasti tau Cancer dimana? Kemungkinan besar karena lu yang ngomong kalo lu tau semua." Ujar gue menatap Kenzie, Kenzie mengangkat sebelah alisnya.
"Lu emang pinter. Ya gue tau." Ucap Kenzie benar-benar membuat gue tersentak bahagia.
Syukur gue bisa bawa dia balik lagi.
"Dimana? Gue pasti bawa dia balik, Zie. Dimana??" Tanya gue bersemangat sambil mencengkram erat bahu Kenzie.
Kenzie manatap gue lekat, seperti mengintimidasi dan dia langsung tersenyum. "Wilayah Bandung barat."
"Besok kita kesana." Ujar gue langsung bersemangat keluar dari mobil.
Ercy
Gue mengingat nama yang membuat semua berubah. Gue berbalik menuju Kenzie yang berada di samping mobil sambil jalan terpincang-pincang. Gue merangkul bahu Kenzie.
"Jangan ngomong masalah ini! Apalagi di rumah gue. Bisa ancur rencana kita." Bisik gue pelan dan meneruskan perjalanan masuk ke rumah.
🌀🌀🌀
Author'povPagi ini mentari tidak malu-malu menampakan sinarnya, sinarnya begitu terang sampai membuat Cancer yang meringkuk di atas tempat tidur pun jadi terbangun.
Cancer merentangkan tangannya ke atas sambil menguap lebar, lalu ia mengucek matanya. Ia mulai menurunkan kakinya dari tempat tidur lalu berjalan keluar. Cancer berhenti saat melihat kalender yang menunjukan tanggal 13 April, ia bahkan lupa sudah berapa hari ia disini. Semua disini terlalu indah untuk dilupakan.
"Eh baru Oma mau membangunkan, ternyata sudah bangun." Kata Oma mendekati Cancer lalu mencium keningnya. "Pagi..." Sapa Omanya.
"Pagi... Oma, Cancer sudah berapa hari disini?" Tanya Cancer menuruni tangga dan menuju meja makan untuk sarapan bersama.
"3 hari ini, memang kenapa??" Tanya Omanya menyiapkan makanan, Cancer menggeleng cepat.
"Tidak terasa aja." Elak Cancer sambil tersenyum manis, Omanya mengangguk.
"Opa mau sayur broccoli?" Tanya Oma kepada Opa yang sedang membaca koran.
"Boleh saja." Ujar Opa sambil mengangguk. "Kalau Cancer ingin menetap di sini Opa akan sekolahkan di daerah dekat sini." Ucap Opa sambil menatap Cancer, Cancer langsung mengamit tangannya bingung.
"Entahlah Opa... Cepat atau lambat pasti Cancer balik ke rumah Jakarta." Jawab Cancer membalas tatapan mata Opa. Opa mengangguk setuju.
"Kalau gitu baiklah." Kata Opa sambil menyantap makanannya sendiri dan semua juga melakukan hal yang sama.
Ting tong... Ting tong...
"Biar Oma saja... Itu pasti Satria." Ujar Oma sambil berjalan menuju pintu depan.
Cancer yang tidak tau itu siapa menjadi penasaran, karena jika Satria pasti ia langsung berlari ke meja makan tapi ini mengobrol dengan Oma.
"Cancer ada yang nyariin kamu." Ujar Oma sambil berjalan dan menunjuk pintu depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conflict Of Love (Completed)
Fiksi Remaja❝ Dapat kepastian itu susah perlu perjuangan kalau gak ada perjuangan di pastikan kalian gak bakal berhasil.❞ K.A ❝ Hidup tanpa adanya keyakinan hanyalah sebuah drama. Hidup tanpa adanya kepercayaan hanyalah sebuah ranting pohon.❞ C.M.A.S ❝ Jangan m...