Setelah kejadian dikamar Alex Cancer tidak pernah berkomunikasi dengan Virgo lagi, walaupun Virgo sudah meneleponnya berkali-kali dengan senang hati ia acuhkan. Ia cukup mempunyai rasa kecewa dengan perlakuan kasar Virgo, Cancer tidak menceritakan kepada siapapun, yang tau hanya Alex, Virgo dan dirinya sendiri.
Sekarang sudah libur panjang di sekolahnya, ini lebih menyenangkan karena ia berkumpul dengan satu orang sahabat yang belum bertemu selama 3 bulan. Ia merasa sangat senang walaupun ia sangat tidak nyaman dengan kecanggungan dalam mobil ini.
Cancer memandang Sarah yang sedang menatap handphonenya sambil tersenyum-senyum. "Sar? Lu ada cemilan gak?" Tanya Cancer melirik Sarah, Sarah kembali menatapnya.
"Lex Cancer minta snack." Ujar Sarah enteng membuat Alex membuka dashboard mobil yang terdapat banyak jajanan, mengambilnya satu lalu memberikan kepada Cancer.
Cancer langsung membuka lalu memakannya dengan khidmat, Sarah yang melihatnya juga pengen tapi Cancer langsung menggeser posisinya. "Apeng!"
Sarah mendengus. "Pelit banget lu anak kunyuk." Cibir Sarah sambil menatap tajam Cancer.
Cancer hanya mengacuhkannya lalu diam sambil mengunyah makanan dan menatap luar jendela, sudah 1 jam ia di perjalanan tapi masih terasa canggung karena Dylan yang masih diam dan fokus bermain handphonenya.
"Lan, kok setiap gue WhatsApp lu gak jawab sih?! GG gue nungguin." Sebal Sarah sambil memukul lengan Dylan.
"Gue ganti nomer, nomer kemaren gue buang, hatters gue hujat gue di SMS." Ujar Dylan seperti sindiran Cancer yang pernah SMS dia.
"Mau, biar kalo reonian gue kabarin." Pinta Sarah sambil menjulurkan tangannya, Dylan berbalik menghadap Cancer tapi memandang Sarah.
"Lu juga gak mau?" Tanya Dylan kepada Cancer, Cancer menatapnya aneh.
"Pentingnya buat gue apa?" Tanya Cancer tanpa memandang Dylan.
"Ya kali aja bikin acara gitu ya Lex." Jawab Dylan sambil menyenggol lengan Alex, Alex hanya mengangguk.
"Mana sini, hp lu." Pinta Cancer sambil menjulurkan tangannya, Dylan memberikan Handphonenya.
Cancer mengetik layar Handphone Dylan dengan santai lalu memberikannya lagi kepada Dylan. "Nomor gue udah ada di hp lu, jadi lu aja yang bikin acara, gue cuma ikut aja." Ucap Cancer. Sarah hanya tersenyum tipis melihat Cancer yang mulai dekat dengan Dylan, sebenarnya ini sudah rencananya, Alex dan Dylan, Dylan juga yang meminta agar ia bisa menjadi teman Cancer lagi, bukankah itu bagus.
Dylan membalikan badannya ke posisi semula, lalu menatap luar. "Lex ke rest area dulu, kita istirahat, lu ama gue tuker." Ucap Dylan membuat Alex membelokan mobil menuju rest area.
<™>
Cancer merasakan ada elusan di kepalanya, tapi lama-kelamaan elusan itu berubah menjadi goyangan di lengannya. Cancer mulai bangun sambil sedikit menguap.
"Tidurnya nyenyak banget ya." Kekeh Alex. "Kita dah sampe Bandung tapi kita gak tau rumah temen lu dimana, Sarah udah WhatsApp tapi gak dibales." Terang Alex disamping Cancer, ia tadi bertukar duduk dengan Sarah karena memang itu yang ia mau."Yaudah apa susahnya kita tinggal jalan-jalan." Suara Cancer teredam karena menyenderkan kepalanya di dada Alex lalu memejamkan matanya.
"Bosen gue sama destinasi Bandung." Ucap Dylan, Sarah mengangguk menyetujui ucapan Dylan.
"Yaudah kita ke mall aja, ya Cena." Kata Alex sambil melihat Cancer, terdengar suara dengkuran halus.
Alex semakin memeluk erat badan Cancer. "Lu berdua aja yang ke mall, gue sama Cancer kerumah gue."
"Ke Jakarta lagi dong?" Polos Sarah menatap Alex, Dylan memukul jidatnya pelan.
"Rumah yang di Bandung lah, Sarah cantik anaknya bapak Tri---" Ucap Dylan terputus karena Sarah menonyorkan kepalanya.
"Gak usah bawa nama orang tua, nanti kena azab yang judulnya sering menyebut nama orang tua anak ini keselek buah duren saat makan pisang." Ucap Sarah membuat Alex terkekeh dan Dylan mengacungkan jempol.
"Keliatan banget.... Gobloknya." Dylan langsung tertawa terbahak-bahak melihat Sarah yang menampilkan wajah di tekuk. "Yaudah ayo Sar! Jarang lu jalan sama orang ganteng kaya gue."
"Kepedean banget nih anak." Cibir Sarah kepada Dylan, ia mulai gondok.
Sarah turun dari mobil bersama Dylan, Alex juga keluar sambil menggotong tubuh Cancer dan memindahkannya di kursi depan.
"Nanti gue nyusul abis beresin barang." Ucap Alex lalu masuk kedalam mobil dan meninggalkan Dylan maupun Sarah yang masih adu mulut.
Drrtt... Drrtt... Drrtt
Handphone Cancer bergetar di dalam tasnya, Alex mengambil handphonenya dan tertera nama Virgo. Alex menggeser icon hijau dan mulai menjawab telepon Virgo, Alex sengaja menyalakan spikernya.
"Angel!! Aku min---" Ucap Virgo terputus.
"Ck, aku-kamu lagi." Ucap Alex sambil berdecak kesal.
"Kok hp Cancer di lu? Lu apain Cancer? Jawab sialan!" Tanya Virgo seperti bentakan keras, Alex hanya memutar bola matanya.
"Kepo amat jadi orang." Datar Alex lalu membelokkan mobilnya ketika sudah hampir sampai di rumahnya.
"Gue belom sel---"
Sambungan terputus karena Alex mulai malas untuk menjawab pertanyaan Virgo, ia memasukan Handphonenya Cancer seperti semula dan keluar dari mobil lalu membawa semua barang bawaan, setelah itu baru ia menggendong Cancer menaruhnya dikamar.
Sekarang masih jam 10 pagi, ia berangkat dari Jakarta jam 4 pagi berarti waktunya 6 jam dan selalu istirahat setiap ada rest area. Capek banget, badannya serasa remuk itu lah yang dirasakan Alex, apalagi hatinya masih terasa sakit karena Cancer.
Cancer tiba-tiba mengigau hingga teriak-teriak, Alex yang mendengar Cancer berteriak langsung bangun dari tidurnya dan berlari menuju kamar Cancer, ia melihat Cancer yang keringat dingin dan mengigaunya sudah tidak sekeras tadi. Alex menghela nafas lega lalu menarik Single sofa dan mendudukinya di dekat kasur.
Alex menggenggam tangan Cancer dengan hangat, ia ingin melampiaskan rasa yang selama ini ia inginkan. Alex bangun dari duduknya lalu wajahnya berhadapan dengan wajah Cancer yang sangat manis jika tertidur kemudian wajahnya semakin lama mendekat dan akhirnya bibirnya bersentuhan dengan bibir Cancer, awalnya bersentuhan tapi lama-kelamaan ia melumat bibir Cancer yang terasa manis karena lip gloss rasa strawberry, Alex mulai menaiki di atas Cancer sambil menyeimbangkan tumpuan kakinya. Alex sangat menikmati ciuman ini hingga ia memejamkan matanya, tangannya membelai rambut Cancer. Tiba-tiba rasa yang mengganjal membuatnya berhenti melakukan kegiatannya tadi, ia tidak mau sampai kelewatan, sama aja kayak mencari kesempatan dalam kesempitan.Sebagai penutup Alex mencium kening Cancer. "Maaf." Gumam Alex langsung beranjak dari atas Cancer menuju dapur untuk meminum air dingin kali saja dapat membuat pikirannya yang tadi bisa hilang.
Alex hanya menonton film yang ditayangkan di Chanel dari Disney, ia menyukai Disney ntah karena apa, tapi film yang ditayangkan terkadang tidak masuk akal namun menarik. Alex menaruh semua snacks di meja dan mulai membukanya satu-satu lalu memakannya dengan khidmat.
Drrtt... Drrtt... Drrtt
Handphone Alex bergetar, Alex mulai melihat nama yang tertera dan seketika wajahnya menjadi kaku menahan amarah. Virgo meneleponnya dan dengan acuh Alex melempar Handphonenya ke ujung sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conflict Of Love (Completed)
Teen Fiction❝ Dapat kepastian itu susah perlu perjuangan kalau gak ada perjuangan di pastikan kalian gak bakal berhasil.❞ K.A ❝ Hidup tanpa adanya keyakinan hanyalah sebuah drama. Hidup tanpa adanya kepercayaan hanyalah sebuah ranting pohon.❞ C.M.A.S ❝ Jangan m...