12. Pilihan Menakutkan

40 13 0
                                    

Jangan lupa kawan-kawan untuk mem-vote. Menghargai itu lebih baik dari pada diam saja lho...
Hanya menggerakkan satu jari kebawah dan menekan bintang tidak ada susah nya...

Typo bertebaran =-O

-Author🤘 -SalamJomblo👋
______________________________________

Author'pov

Sekarang malam terakhir Cancer di Mansion, makan malam yang hanya ada suara beradu piring dan sendok. Andreas nampak tenang begitupun dengan semuanya.

"Ken mau beresin barang, jadi duluan ya." Ucap Cancer berdiri dan hendak berjalan namun terhenti ketika Andreas berbicara.

"Ayah mau bicara dengan kamu Cancer, tunggu di ruang kerja Ayah, oke? Tidak ada penolakan maupun komentar." Ucap Andreas lalu melahap makanan dengan santai. Cancer melongos pergi menuju ruang kerja Andreas dengan kesal walaupun tak ada yang harus di kesali.

Cancer menutup dengan kasar dan mulai mendumel. "Kek apaan dia bikin gue diem aja, emang dia kira gue siapa, hah?!" Ucapnya sambil berjalan ke sofa dan duduk dengan kasar.

"Kamu anak Ayah, Ken." Ucap Andreas yang baru di ambang pintu, Cancer diam memandang Andreas dengan tajam.

"Cepat katakan apa yang pengen lu omongin waktu gue cuma sedikit buat beresin barang." Desak Cancer sambil melihat jam tangannya, Andreas yang masih santai berdiri di hadapan Cancer.

"Barang bisa siap disiapkan oleh para pelayan dan sekarang waktunya untuk serius." Ucap Andreas sekarang yang berujar serius, Cancer mulai menghela napas untuk menenangkan diri.

"Aku sudah menjodohkanmu dengan anak teman masa kecil ayah karena sebuah janji dan sekarang waktu yang tepat untuk itu." Ujar Andreas santai sambil menyender di meja kerjanya, ia menatap Cancer dengan santai dan Cancer balik menatapnya dengan tajam.

"Kau... Kau gila, hah! Sekarang sudah zaman modern emang masih jaman perjodohan." Kata Cancer dengan teriak lebih tepatnya membentak, Andreas masih terlihat santai karena ia tau watak dari anaknya ini.

"Memang kenapa jika masih ada perjodohan bukannya itu bagus untuk tunjangan hidup, orang tua sulit memilih pilihan yang baik dari sekian banyak manusia di dunia ini dan jika itu menguntungkan apa susahnya untuk diterima." Jelas Andreas yang membuat Cancer melongos diam.

"Kau mencintai Anita?" Tanya Cancer pelan namun mengintimidasi.

"Ya, tentu saja aku mencintainya." Jawab Andreas simple.

"Apa kata kau cinta itu seperti ingin membeli baju yang suka pada pandangan pertama pada baju tersebut? Tidak kan?! Love Is Time." Kata Cancer sambil mondar-mandir, Andreas hanya diam mencerna apa yang dikatakan Cancer.

"Love Is Like Birds. Ketika masih bayi dia berusaha untuk terbang begitupun dengan pertemuan yang berusaha saling mengenal. Burung itu jatuh berkali-kali dan tetap berusaha begitupun dengan perjuangan untuk mendapatkannya. Dan ketika burung itu sudah terbang tinggi, dia menikmati dengan namanya terbang di atas segalanya dan begitupun kau merasakan indahnya cinta bahkan rasanya kau tidak ingin jatuh ke bumi." Kata Andreas berusaha membujuk Cancer, bukan Cancer kalau tidak membantah.

"Dan... Kau pikir dengan cara menjodohkanku apa aku akan jatuh cinta dengan pilihanmu? JIKA TIDAK BAGAIMANA HAH?!!" Kata Cancer yang awalnya lembut dan akhirnya membentak keras ke Andreas.

"Kau belum mencoba bagaimana kau tau rasanya." Kata Andreas lembut dan masih berusaha membujuk Cancer.

"Memang aku belum mencobanya tapi dulu aku pernah merasakan patah hati karena hanya berpikir kalo aku sudah cinta bahkan sesakin jatuhnya sampai gak bisa untuk bangkit." Kata Cancer menuju pintu, Andreas masih menatap anaknya. "I will try..." Kata Cancer pelan dan menghilang dari balik pintu.

Conflict Of Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang