21. Mimpi Buruk

34 11 0
                                    

🏡🏡🏡

Sekarang Cancer sedang duduk kelelahan setelah perjalanan jauh. Badannya terasa pegal dan letih. Sekarang sudah pagi hari, rasanya ia ingin langsung tidur di kamarnya.

Baru saja ingin menaiki tangga Cancer dipanggil oleh Satria. "Cancer?"

"Eh Bang Sat, apa kabar?" Tanya Cancer masih ditempat sambil tersenyum.

"Nama gue Satria bukan BangSat." Klarifikasi sambil menatap Cancer yang sedang nyengir.

"Nama lu kan Satria dan lu lebih tua dari pada gue jadinya gue manggil bang dan gue singkat nama lu jadi Sat, digabungin tuh jadi Bang Sat." Ujar Cancer yang duduk di tangga, Satria hanya memutar bola matanya.

"Kok lu disini, emang lu gak sekolah apa?" Tanya Satria mendekati Cancer.

"Biasa gue di buron." Jawab Cancer beranjak ke kulkas mengambil air es, satria mengikutinya.

"Kayaknya ini lebih parah deh, liat deh sepatu lu ada darahnya." Kata Satria sambil memperlihatkan sepatu Cancer yang terdapat bercak darah. "Lu gak bunuh orang kan?" Tanya Satria sambil duduk di pantry.

"Satu orang doang... Mungkin?" Jawab Cancer santai lalu menengguk kan air dan menyender pantry.

Satria menggelengkan kepalanya. "Pake senjata kan bunuhnya." Sahut Satria.

Cancer menggeleng. "Pake kaki gue sendiri."

"Ter--" ucap Satria terputus.

"Udah sih Bang Sat sono ke kampus." Bentak Cancer kesal karena Satria terlalu banyak nanya.

"Gak ah gue absen dulu. Ada sepupu sialan gue." Katanya sambil mengacak rambut Cancer.

"Eh... Oma sama Opa mana? Kok gak ada."

"Mereka pindah ke daerah deket sungai. Kalo mau kesana gue anterin." Ujar Satria.

"Minjem baju kek, gue gak ada persiapan. Lu yang biayain gue disini ya, Sat." Pinta Cancer berlalu menuju sofa dan langsung meniduri tubuhnya.

"Santuy ama gue mah." Sahut Satria lalu duduk di atas karpet maroon.

Setelah tidak mendengar suara Cancer atau mendapat jawaban, akhirnya Satria menengok ke belakang yang terdapat Cancer sedang tertidur. Merasa iba kepada sepupunya ini, Satria mulai mengangkat tubuh Cancer menuju kamar yang biasanya digunakan Cancer ketika disini.

Setelah sampai Satria melepas sepatu Cancer dan menutupi tubuh Cancer dengan selimut. Di kamar ini banyak koleksi kalung lelaki atau kalung tempel.

Sebenarnya Satria antara kasihan atau iri kepada Cancer. Karena Cancer itu sejak remaja selalu mendapat musibah yang membuatnya tekanan batin dan irinya karena Cancer beruntung mendapatkan orang yang banyak sayang padanya.

Merasa melamun terlalu lama Satria memutuskan untuk memasak, membuatkan Cancer sarapan, bukan sarapan tapi makan siang. Setelah menutup pintu Satria menuju dapur dan menyiapkan semuanya.

(-+-)

Lelaki menyusuri jalanan menggunakan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia berhenti dirumah kecil seperti tempat rahasia dan keluar sambil membawa senapan panjang.

Rumah itu penerangannya remang-remang, tapi lelaki ini menyusurinya dengan cepat tanpa tertabrak apapun. Lelaki itu berhenti ketika ia sudah mencapai tembok yang terdapat sakelar lampu dan langsung menekannya lalu lampu pun menyala terang.

Conflict Of Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang