Dia Lagi dan Lagi..

509 15 0
                                    

    ( Kamu datang disaat yang tepat, kamu berusaha mengobati luka ini, terimakasih)

            "Sehira!!!" teriaknya dari kejauhan. Andika Putra Dillah, kakak tingkat Sehira, senior 2 tingkat diatasnya. Ia sudah semester 4 di jurusan pertanian. Andika memang lelaki yang sangat baik, lembut, unik, dan juga ia tampan. Tapi ketampanannya tak bisa melebihi Angga. Ia juga satu satunya lelaki yang mengAnggap Sehira sebagai seorang perempuan. Dibalik sikap tomboynya.

"Tuh, cowok yang nerima lo apa adanya datang" seru Shinta.

"Dih apa sih lo"

"Jangan jutek jutek amat sama dia, kasian dia, ngejar ngejar lo, gak jelek jelek amat ko Se, ganteng"

"Kalau lo gak mau buat gue aja deh haha" kata Elena meledek.

Ia semakin mendekat dan menyapa mereka yang sedang duduk. "Hey!" "Hey juga kak" kemudian ia duduk disamping Sehira. Tapi Sehira masih saja sibuk memakan mie ayam Elena. Ia tak perduli ada andika disitu, ia makan begitu lahap. Sampai sampai ia bersendawa dihadapan Andika,Elena,dan Shinta.

"Ih lo jijik banget sih Se!" kata Elena tak suka, terlihat dari raut wajahnya ia sudah kesal terhadap Sehira. Walaupun begitu Sehira tak perduli karena sudah terlanjur. Apapun yang sudah terlanjur terjadi tak bisa ditarik kembali, seperti layaknya kenangan. Eh.

"Duh lo ini kalau makan tuh yang bener dong, masa masih ada sisa." Kata andika dengan santainya.

"Hah?"

"Duh sini sini.." ia segera mengambil tisu, dan ia mengelapnya tepat di bibir Sehira. Sehira terbelalak. Ia mematung seketika. Setiap tindakan yang Sehira lakukan untuk membuat Andika membencinya ternyata selalu gagal. Bahkan ia pernah memerkan kotoran hidungnya kepada andika tapi ia terlihat biasa saja malah ia tertawa. Entahlah, Andika itu cowok seperti apa? Bodoh kah dia menyukai wanita seperti Sehira. Yang berusaha membuat dirinya membenci Sehira namun selalu gagal. Detik itupun Sehira bingung harus bersikap seperti apa lagi? Ia tidak betah jika andika selalu mengikutinya kemanapun ia pergi. andika itu kakak kelasnya dan ia merasa tak pantas diperlakukan seperti itu.

"Ah udah kak, sama gue aja.. bisa sendiri kok makasih" katanya melepaskan tangannya dari bibirnya. Sepertinya, itu tidak membuat Andika marah kepada Sehira.

"Ehem ehem.. udah ah kita kita pamit duluan yah"

"Eh tapi tapi..."

"Mie ayam udah kita bayarin Se, good luck yaa" sial, mereka meninggalkan Sehira berdua dengan Andika. Memang menyebalkan untuk Sehira, tapi ia rasa ia tak harus seperti ini melulu terhadap andika, ia akan merasa bersalah jika andika bunuh diri karenanya.

"Eh iya se, lo mau gak nemenin kakak ke toko buku?"

"Kapan?" jawabnya dengan malas malasan.

"Sekarang, pulang sekolah"

"Gue bawa mobil kak"

"Yaudah pulang dulu, nanti gue jemput di rumah lo yah"

"Eh jangan, di jalan riau aja"

"Okey,gue ke kelas duluan ya se" akhirnya, Sehiramerasa lega ia akan pergi. Sehira hanya menjawab dengan anggukkan pertanda ia.Terpaksa, garis bawahi itu.    

Why ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang