Why ?

Kenapa? Masih Terasa Sakit

Ketika Sehira pergi menuju ke kelasnya, terlihat dari jauh Angga dan Putri sedang duduk berdua di taman. Menanggapi sikap angga yang kemarin itu saja menyakitkan untuk Sehira, apalagi sekarang ia melihat orang yang sangat ia cintai tengah bersama wanita, dan wanita itu adalah masa lalu orang yang sangat ia cintai. Saingan terberat untuk seorang Sehira.

"Bener yah kata orang, kalau masih mencintai itu memang sulit mengikhlaskan sang mantan dengan yang baru" katanya dari jauh.

Sehira berusaha untuk melewati jalan lain, ketika ia berbalik suara tawa Angga semakin mengeras dan terdengar. Benar benar menyakitkan untuk seorang Sehira.

Sakit? Jelas sakit, saat orang yang masih sangat kita sayangi tiba tiba saja pergi dan menemukan yang baru. Bahagia bersama yang lain, itu sangat sakit sekali. Merelakan dan mengikhlaskan itu memang sulit, tapi harus kita lakukan demi mendapatkan yang terbaik. Karena cinta itu gak harus memiliki, cukup melihat orang yang kita cintai itu bahagia walaupun alasan bahagiannya itu bukan kita, kita harus sudah bersyukur sekali.

"Se!!!"

"Eh!" Sehira berbalik ketika seseorang menyentuh lengannya dan menariknya.

"Sorry Se.."

"Sorry for what?, ada apa? Kok lo disini?"

"Lo sakit yah liat kemesraan Angga sama Manda?"

"Jujur aja ya, hmm.. iya, yaa gimana gak sakit sih Rat, orang yang gue cintain bahagia karena wanita lain. Lo kan tau berapa lama gue nungguin Angga yang ngilang gitu aja tanpa alasan. Tapi, disaat hubungan gue sekarang membaik, ada orang ketiga dan tentu gue gak terima. Sakit rasanya."

"Sorry.." katanya sambil menundukkan kepala.

"For?"

"Maaf, karena gue bawa Manda kesini semua jadi kayak gini, gue kira manda Cuma ketemu Angga aja udah gitu gak sampai ganggu hubungan lo sama angga gini"

"Gak apa apa tenang aja, toh Manda juga punya hak atas Angga, karena dia masa lalu Angga yang tertunda. Yaudah, gue duluan yah?" katanya sambil menepuk bahu Ratu

Ratu menjawabnya dengan anggukkan saja. Ia sadar betul, Sehirasahabatnya itu merasa terasakiti akan perbuatannya. Tapi, menurut Ratu, memangharus seperti ini.