Aku Berusaha Menerima

329 11 0
                                    


"Pagi Angga!" sapa Sehira sambil tersenyum sangat manis. Ia sudah dari jam 6 berdiri di depan rumah Angga. Ia berusaha untuk memperbaiki diri dan menerima Angga apa adanya.

"Ngapain pagi pagi kesini?"
"Pagi juga Sese.." jawabnya sendiri ".. hehe, gue mau berangkat bareng sama lo boleh kan? Gue denger hari ini lo libur kerja dan ada kuliah pagi"

"Hmm yaudah"

"Oh yah, bunda bikinin cookies kesukaan lo nih" ia menyodorkan bekal makan berisi cookies coklat yang didalamnya ada caramel. Kesukaan Angga waktu ia masih berpacaran dengan Sehira.

"Makasih"

"Yaudah yu kita berangkat ga, hari ini gue bener bener harus jadi mahasiswi terajin lagi"
"Lagi?"

"Iya, lo gak tau yah? Selama lo gak ada, gue bisa bangun pagi lho ga hehe" sombongnya dia.

"Pagi? Bukannya waktu kemarin gue nganterin lo pulang, mamah lo bilang lo bener bener terpuruk gak ada gue?"

"Aduh simamah!" gerutunya dalam hati. "Eu.. memang begitu? Tapi gue rasa enggak deh hehe, udah ah yu" jawabnya dengan salah tingkah lalu jalan lebih dahulu.

Angga tersenyum melihat tingkah Sehira seperti itu. Sehira berbohong untuk pertama kalinya, ia merasa tak ingin Angga khawatir.

Selama diperjalanan menuju kampus, Sehira diam, sikapnya berubah seketika, angga bingung, karena biasanya, sehira itu bawel sekali tak henti hentinya menceritakan hal hal tidak penting.

"Se.."

"hmm" sehira hanya membalas dengan dehaman.

"Lo kenapa? Ada masalah?"
Sehira tidak menjawabnya, ia malah memeluk Angga dengan sangat erat, dan tanpa sadar ia mengalirkan tetes demi tetes air mata yang sangat berharga untuknya, bahkan bagi orang tuanya sekalipun. Sehira merasa, apa yang akan terjadi selanjutnya dengan mereka? Bisakah sehira menerima angga yang sekarang? Dengan sikap dinginnya? Bukan sikap hangatnya?

Sesampainya dikampus, sehira melepaskan helm nya lalu mengenakan ransel kecil berwarna pink kesayangannya, sebenarnya itu adalah tas pemberian angga dulu.. ya dulu ketika mereka masih bersama.

"Se.." angga menarik lengan sese, sehingga mereka saling bertatap satu sama lain, lalu ia menarik tubuh sehira dan membisikan "Se.. gue sayang sama lo, tapi gue belum bisa buat ngembaliin semua seperti kayak dulu, gue perlu waktu. Jadi gue mohon sama lo, jangan sampai lo masih taruh perasaan lo kegue yah? Gue gak mau lo tersakiti lagi gara gara gue.." lalu angga melepaskan genggaman lengan sehira, "Udah sana masuk kelas nanti telat.." ia mendorong sehira lembut dan tersenyum padanya, senyum yang sulit untuk di defenisikan artinya.

Selama diperjalanan, ia memikirkan kata kata angga barusan, ia merasa sakit sekali dengan kalimat itu. Tanpa sadar, angga menyuruhnya untuk moveon dan melupakan tentang mereka. Menghapus kata "Kita" dan mengubah nya menjadi "aku" dan "kamu". Sulit memang ketika kita benar benar masih menyayangi mantan kekasih, tapi orang lain menyuruh kita dengan mudah untuk moveon, dan memulai awal yang baru. Padahal untuk moveon tak semudah membalikan telapak tangan. Butuh waktu, apalagi jika sang mantan selalu muncul dihadapan kita, ibaratkan main catur, lo pasti skakmat. Dan sekarang, angga, mantan yang sangat sehira sayangi memintanya untuk melupakannya? Oh sunguh gila!

"Sehira!!" teriak wanita berambut panjang dengan mata hitam pekat. Seorang wanita yang memiliki arti penting dihidup sehira, wanita yang membuatnya kuat tapi terkadang patah.

"Ratu!" sapanya dengan melambaikan tangan dari jauh, dia adalah Ratu, sahabat sejati sehira.

"Lo ngapain di kampus gue rat?"
"Gue nganter temen gue" katanya, kemudian mereka duduk di kursi koridor.

"Siapa? Dia pindahan?"
"Iyah, dia mau ngelanjutin S2 dia disini, temen gue waktu di Aussie se, gue kenalin deh sama lo nanti.."

"Okey.. eh btw, gue harus masuk kampus, ada kuis nih hehe.. maaf yah?"
"Siip, tapi kapan kapan kita hangout bareng yah se?"
"Okey" katanya lalu ia berdiri dan meninggalkan ratu dengan 1 pelukan hangat.

Setelah selesai kuliah, sehira bangkit dari mejanya dan segera menuju keluar untuk pulang. Kali ini dia memilih memesan ojeg online.

"Duh kok dari tadi gak ada ojeg yang mau naikin gue yah? Apa gue gendutan sekarang? Ah kan mana mereka tau gue gendutan apa engga? Apa dari foto profile? Wah harus gue ganti dulu nih" gerutunya sambil memegang ponsel.

"Mungkin karena lo terlalu cantik, jadinya gak ada yang berani bonceng lo" sehira terkejut mendengar itu, dan ternyata itu angga. Syukurlah itu angga bukan...

"Eh angga, ngapain disini?"
"Nungguin lo"

"Hah?"
"Udah cepet deh pakai nih helm, gue ambil dulu motornya"

Sehira sekarang sadar, tak selamanya angga bersikap dingin, dibalik sikap dinginnya ternyata ia masih memperdulikan sehira. Masih mengkhawatirkannya tanpa sadar. Dari situ, ia berjanji akan mulai menerima angga, menerima semua ,sikap dingin angga padanya.


***

Jangan Lupa Vote yaah agar cerita ini dilanjutkan. Comment juga jangan lupa, kasih masukan :)

Why ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang