Mau Apalagi?

302 6 0
                                    

"Nanti gue anter lo kuliah besok yah.. kita berangkat bareng." Katanya sambil tersenyum. Dan sehira menjawabnya dengan senyuman juga. "Kalau lo senyum gitu manis lho, gue duluan yah" mendengar itu pipi Sehira mulai memerah. Ia benar benar tersipu malu, mungkin ini saatnya ia membuka hati dan melihat bahwa diluar ada orang yang benar benar sayang padanya dengan tulus.

Ketika ia membalikkan badannya lalu berjalan menuju kedalam rumah, terlihat dari kejauhan, orang yang paling menyakiti Sehira datang.

"Mau ngapain kesini? Mau apa lagi ga? Mau nyakitin lagi?"

"Se.. denger gue dulu bentar"

"Udah cukup. Selama ini gue udah cukup sabar ga. Selama ini gue nunggu lo balik 2 tahun lamanya tanpa kabar. Lo ninggalin gue tanpa alasan walaupun sekarang gue udah tau kenapa? Tapi tetap luka itu masih ada Angga. Nungguin 2 tahun itu gak sebentar, dan lo tiba tiba datang lagi ke kehidupan gue, lo seolah memberikan harapan buat gue bisa balik sama lo, tapi apa? Sekarang? Semua itu Cuma omong kosong, semua itu Cuma harapan gue aja, seharusnya gue sadar dari awal, harapan yang gue bangun akan jatuh juga suatu saat nanti."

"Se, tapi.."

               "Tanya hati lo angga!, tanya!. Jangan memberikan harapan lalu pergi, jangan menerbangkan lalu menjatuhkan. Gue udah cape sama semuanya, gue cape ga. Gue bukan game yang bisa lo mainin gitu aja, setelah lo menang lo bisa ninggalin gue gitu aja. Cukup ga, jangan pernah ganggu gue lagi!.." 

Tangis Sehira pun memecah keheningan mereka. Air mata yang sudah ia tahan dari tadi dan dikeluarkan di pelukan Andika. Kini berjatuhan juga di depan Angga, orang yang membuatnya menjadi seperti ini.

Angga pun segera memeluk Sehira, sehira menolaknya tapi angga semakin mengeraskan pelukannya.

"Gue pernah bilang gue benci saat liat lo nangis se"

"Kalau lo benci kenapa lo lagi yang jadi alasan gue nangis ga?"

"Maaf se" Sehira pun melepaskan pelukan itu. ia mengelap sisa sisa air mata di pipinya.

"Lebih baik lo pergi dari hadapan gue ga, gue butuh waktu!." Teriak Sehira padanya.

"Gue pergi asal lo masih mau jadi temen gue se, apapun yang terjadi?"

"Apapun yang terjadi? Berarti antara gue dan dia akan bermusuhan atau.." katanya dalam hati.

"Lepasin gue Angga!" Teriaknya dengan mendorongkan lengan itu pada tubuh kekar Angga.

"Gue bakal lepasin asal lo mau terima permintaan gue itu. Gue mohon Se"

"Okey!, tapi tolong! gue butuh waktu beberapa hari tolong ga, ngertiin gue."

Pelukan hangat seorang Angga kini terlepas secara perlahan. Mungkin itu akan menjadi pelukan terakhir bagi Sehira.

"okey, gue, duluan Se.."

Tubuh kekar,tinggi dan sedikit berisi itu kini menghilang perlahan dari hadapan Sehira. Parfume coklat yang sedari tadi tercium pun semakin menghilang secara perlahan. Kini orang yang berhadapannya tadi telah menghilang, bahkan dengan hati dan perasaanya. Meninggalkan seorang Sehira begitu saja.

"Salah gue apa ga sama lo" tangis sehira semakinmenjadi jadi. Ia membutuhkan pundak seorang Andika, lagi.    

Why ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang