Kebahagiaan Tertunda?

341 11 3
                                    

          Mata kuliah terakhir pun usai, hari ini dia sudah ada janji dengan Andika untuk pergi kesuatu tempat (katanya) entahlah kemana? Yang penting ketempat yang tenang yang bisa menenangkan hati yang sedah patah teramat patah.

"Se.." lirih seorang lelaki dengan suara beratnya, parfume coklat nya masih sama seperti dulu. Dia kini sedang berdiri dihadapan Sehira, tubuh tinggi nya menghalangi tubuh Sehira yang mungil itu. Sehingga di koridor tidak ada yang tahu ia sedang berbicara dengan siapa.

"Apa?"

"Gue.."

"Gue butuh waktu buat sendiri ga.."

"Lo kenapa sih se sama gue? Kok kayak gini?"

"Ternyata bener yah, cowok itu manusia anti peka sedunia. Cowok peka itu bisa dibilang langka, kalau ada patut di kasih Award gitu. Atau bisa bisa masuk Guinness Book of Record"

"Apasih gue gak ngerti, gue serius se.." katanya lalu memegang lengan Sehira. Tapi, Sehira melepaskan genggaman itu.

"Ya karena lo gak pernah ngerti tentang gue ga.." sehira pun meninggalkan Angga yang masih berdiri tegap disitu. Berat memang bersikap seperti itu pada angga, bersikap pura pura merelakan padahal masih mencintai, tapi dia sudah cukup lelah dengan semua ini. Dengan permainan ini, ia benar benar lelah. Ia bukan boneka ataupun game yang bisa dipermainkan. Hatinya pun bukan warkop yang bisa di datangi kapan saja lalu pergi lagi. Dia Cuma wanita biasa yang memiliki hati yang rapuh.

"Udah?" Sehira hanya menggangguk menjawab pertanyaan Andika.

"Tadi lo ngomong sama siapa? Dari sini gak keliatan"

"Yaelah, kayaknya mata lo mulai minus deh kak cek ke dokter mata sana"

"Dasar lo yah!" jawabnya dengan mengacak ngacak rambut Sehira.

        Mobil mobil berlalu lalang di jalanan sore hari ini. Lampu merah di Bandung terkenal dengan waktu yang lama. Dan mereka harus sabar untuk menunggunya. Sama seperti menunggu dia kembali (oh apasih). Di dalam mobil hanya suara radio saja, tak satupun berbicara. Sehira hanya memandang ke jendela mobil memikirkan masalahnya dengan Angga. Apa salah ia bersikap seperti itu kepada angga? Nyatanya, setelah kejadian lampau itu, angga tidak memberi kepastian apakah ia masih menyayangi sehira atau tidak? Dan apakah mereka berpotensi untuk balikan atau tidak? Benarkah Sehira salah dengan melakukan hal itu?

Pohon pohon tinggi dan kebun teh mulai terlihat di sekitar. Barulah sehira sadar ia akan dibawa kemana oleh Andika. Tapi ia berusaha untuk diam dan tenang, berharap yang di fikirkannya salah. Tapi memang itu jalannya..

"Se.."

"Hmm?"

"Lo bawa jaket gak?"

"Emang kenapa?"

"Ya kan dingin kali, gue takut aja nanti tiba tiba lo mati kedinginan terus gue nanti disalahin mamah lo terus gue dibawa kantor polisi dan dipenjara, nanti orang orang bakal kehilangan, dan gak ada sejarahnya orang ganteng kayak gue di penjara, oh my god banget!!!"
"hahaha, idih apaan sih lebay deh kak!"

Andika pun menghentikan mobilnya lalu mengambil jaketnya di kursi belakang. Ia segera memakaikannya di bahu Sehira, sehira terdiam seolah membiarkan kejadian itu terjadi, walaupun sebentar. "Kenapa gue gak bisa jatuh cinta sama orang yang mencintai gue dengan tulus. Dan gue sekarang masih ngarepin cinta orang yang gak tahu hatinya itu untuk siapa?" katanya dalam hati.

"Lo harus pakai, jangan bikin gue ribet"

"Yaelah lo yang ngajak kok jadi gue yang kena"

"Hahah iya iya deh Sehira jelek" katanya sambil mengelus ngelus rambut Sehira yang tergerai panjang. Sungguh, hal romantis yang jarang sekali Angga lakukan dulu... kebahagiaan tertunda kah ini?

Tak lama kemudian mereka pun sampai, ditempat yang luas dengan danau di hadapan mereka. Danau indah dengan air yang sedikit berwarna hijau, danau yang sangat terkenal di Bandung. Konon di danau itu ada Naga, dan ditengah danau itu ada batu cinta. Jika seseorang menuliskan namanya di batu itu bersama pasangan mereka akan langgeng sampai maut memisahkan, itu legenda orang sekitar. Selain itu, danau dan tempat ini adalah tempat bersejarah untuk Sehira.

"Indah yah?" tanya Andika pada Sehira yang masih terdiam melihat lurus ke arah danau.

"Suram"

"Apa?"
"Suram..." sehira pun menengok Andika dan tersenyum sekilas. Lalu, ia kembali menatap lurus kali ini memperhatikan perahu perahu yang melaju didanau itu.

"Why?"

"Dulu.. gue pernah ketempat ini, tempat yang paling ingin gue kunjungin sama orang orang yang paling gue sayang. Tempat yang bersejarah untuk gue, tempat yang membuat gue patah hati hingga 2 tahun kurang lamanya. Tempat yang membuat gue menunggu seseorang yang gue tau dia pasti datang, yang gue percaya kalau dia bakal nepatin janji dia buat datang. Tapi nyatanya? Kepercayaan gue di patahkan begitu saja, dia berdusta."

"Angga?" sehira masih saja menatap lurus tanpa memperdulikan yang Andika katakan.

"Hari jadi ke 6 tahun, dia pergi tanpa alasan. Ninggalin gue disaat gue lagi sayang sayangnya sama dia, dia pergi disaat gue benar benar berharap dia datang."

"Sorry"
"Gak apa apa lo gak salah kok kak"

"Gini deh, gimana kalau kita main game?"

"Game?"

"Iya, namanya game pura pura pacaran"

"Pura pura pacaran?"

"Kita main 1 bulan, kalau memang lo menang lo bisa putusin gue, kalau gue yang menang lo gak berhak buat mutusin gue."

"Menang gimana?"

"Kalau lo jatuh cinta sama gue selama sebulan, berarti lo kalah. Kalau enggak berarti gue yang kalah, deal?"

"Faedah nya apa ya ampun kak"

"Biar lo moveon, gue sih mau bantu aja, gak juga gak apa apa"

          Sehira pun terdiam seketika, ia langsung berfikir keras. Jika memang mereka pura pura pacaran ada keuntungan dan kerugiannya. Keuntungannya, bisa bikin Angga cemburu (mungkin) dan ada yang antar jemput. Kerugiannya, kalau nyatanya angga masih mencintai Sehira ia pasti akan menjauhi Sehira ketika dirinya sudah mempunyai kekasih. Karena pantang bagi Angga untuk menyukai gadis yang tengah memiliki pacar. Tak lama 2 menit kemudian ia menjawab "Baiklah, aku setuju" ia mengulurkan lengannya seolah ingin bersalaman sebagai tanda kesepakatan mereka berdua.

* * *

Buat para readers, terimakasih sudah membaca cerita aku :) Jangan lupa vote and comment yaa!!

Why ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang