Dingin, Seperti Layaknya Es

429 11 0
                                    

     ( Mantan itu seperti voldemort, namanya yang tidak boleh disebut )

            Hari ini, Sehira kuliah sore hari. Elena, Shinta serta Andika jam kuliah pagi. Andika berniat ingin menjemput Sehira, namun Sehira menolak. Karena ia merasa akan merepotkan Andika, untungnya Andika mengerti bahwa ia butuh waktu.

Ketika ia berjalan tak melihat melainkan focus ke ponselnya karena andika sedang mengirimkan pesan, ia ditabrak oleh seorang lelaki dan ternyata.. "Angga.." Sehira mematung seketika, melihat lelaki bertubuh tinggi dan bermata hazel itu berjalan menjauh, menjauhi dirinya, setelah tak kelihatan Sehira berlari untuk mencarinya. Ia terus berlari mengitari kampus, tapi tak ketemu ketemu. Ia merasa lelah hingga akhirnya jongkok. Ia menangis "Kenapa kamu hilang ga, kenapa" teriaknya sambil menangis.

"Gak usah nangis, bocah tau gak" suara berat namun masih terdengar lembut walau agak dingin, membuat Sehira meliriknya. Yah.. Angga Verelio Serenida, sedang berdiri dihadapannya "Cepet bangun, malu diliatin mahasiswa lain.." ia mengulurkan tangannya kepada Sehira, lalu Sehira tersenyum dan mengenggam tangan Angga. Setelah 2 tahun kurang lamanya, ia dapat merasakan kehangatan tangan Angga lagi, walau kini Angga tlah bukan miliknya. "Angga.." lirihnya lalu refleks memeluk Angga dengan erat. Namun Angga tak membalas pelukan itu, ia malah menatap lurus, dengan tatapan kosong dan sangat dingin. Mungkinkah Angga tlah berubah?

"Kenapa lo ninggalin gue Angga? Kenapa ga, kenapa lo gak ada disana, gue nungguin lo lama banget, karena gue percaya kalau lo pasti nepatin janji lo ga." Angga hanya diam lalu melepaskan pelukan itu. "Harus gue jawab yang mana? Gue gak suka banyak pertanyaan" Sehira terdiam mendengar jawaban Angga yang melukai hatinya. Benar.. Angga kini tlah berubah, bukan Angga yang ia kenal dulu. Apa salah Sehira? Kenapa Angga berubah.. lagi lagi pertanyaan itu semakin merebak,tak dapat ditampung lagi di otak Sehira. "Yaudah gue duluan.." Angga berjalan meninggalkan Sehira.

"Angga!!!" teriak Sehira sambil menangis, ia tak dapat membendungnya lagi.

"Putra, nama gue putra sekarang bukan Angga.." ia menjawab tanpa menoleh.

"Terserah nama lo mau lo ganti ataupun engga terserahgue gak perduli. Yang penting lo tetep Angga yang gue kenal, Angga yang gue...,intinya lo Angga. " Sehira menarik nafasnya lalu melanjutkan "Ternyata benar,gue salah. Ratu, bunda dan papah benar. Terlalu percaya sama orang lain itusalah, menaruh kepercayaan kepada orang itu memang salah. Gue selalu percayahari itu lo datang buat ngerayain anniversarry kita ke 6 tahun. Lo mau tau ga?Gue mimpiin saat itu kita bahagia, ketawa, lo bawain gue bucket bunga lagi,hadiah hadiah yang gak terduga lainnya. Gue saat itu berfikir positif sama lo,gue saat itu mikir kalau gue dan lo bakal bahagia selamanya. Tapi ternyata guesalah, gue salah ga.. gue salah nunggu lo saat itu." 

Angga benar benar tidakmemperdulikan perkataan Sehira, ia malah pergi. Sehira hanya dapat menangis danmenangis, tak kuasa menahannya. Apa ini balasan untuk orang yang benar benarmencintai dengan tulus? Apa ini balasan dari semua kebahagian dan kebaikan yangSehira lakukan? Apa ini balasan dari kepercayaan serta harapan yang Sehirabangun dengan susah payah? Kenapa? Hanya dibalas dengan luka yang menyakitkan.     

Why ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang