The district they love has changed a lot, more likely changing a human become a robot and these kids try to rebel to get out from that suffocating district
ft. stray kids and jypgirls
1st of District Nine Series
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
//
"Hyunjin! Astaga!" Yejin langsung histeris melihat luka tembak di kaki Hyunjin. Celana putih lelaki itu sudah terkena noda darah dan ringisan kecil tidak berhenti keluar dari mulut Hyunjin
"Yejin, obatin dia"
"Sekarang?"
"Ya kapan lagi?"
Yejin bingung pasalnya mereka tidak punya obat anestesi tapi jika dibiarkan luka itu juga bisa memburuk
"Hyunjin, this gonna be really hurt"
"Just do it"
Dengan ragu-ragu dia mengeluarkan peralatan seadanya yang dia bawa. Bahkan saat antiseptik baru saja menyentuh lukanya, Hyunjin sudah memejamkan matanya erat-erat dan jangan lupa tangannya yang menggenggam sangat kuat seperti akan menghancurkan jok mobil
"Should i do it?"
"Just do it, as fast as you can"
Yejin memantapkan hatinya dan matanya berubah menjadi serius. Dia sudah membuka area dimana peluru itu berada dengan scalpel dan segera mengeluarkannya. Setelahnya, dia segera menjahitnya untuk menutupnya dengan sempurna. Tangan Hyunjin yang mengepal dengan sangat kuat sejak tadi akhirnya mengendur saat perban dibalutkan ke kakinya
"I never knew you were this strong"
Seungmin yang mendengar pujian yang dilontarkan Yejin untuk Hyunjin itu langsung memicingkan matanya
"Calm down, don't be a protective boyfie"
Woojin segera menambahkan dan Seungmin hanya kembali menatap jalanan yang sebagian sudah kacau balau karena ulah mereka
"That sounds like i'm the weakest person ever"
Yejin hanya tertawa kecil dan Hyunjin hanya menaikkan sedikit sudut bibirnya. Ryujin yang geram melihatnya langsung menolehkan wajah Hyunjin hingga membuat lelaki itu terkejut bahkan matanya pun jadi membesar lalu mengerjap dengan lucu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apaan sih?!" protes Hyunjin karena Ryujin dengan seenaknya menarik kedua sudut bibirnya
"Mr. Hwang, please try to smile widely. I hate people with no sincerity"
Layaknya shipper dari Hyunjin dan Ryujin, Jisung langsung berteriak dengan heboh setelah Ryujin menyelesaikan kalimatnya
"Hei hyunjin! Itu kode, dia suka sama lo!"
Pletak!
"Berisik lo sung"
Hyunjin dan Ryujin memukul kepala Jisung bersamaan membuat lelaki itu menggerutu tidak jelas. Entah sudah berapa kali dia mendapatkan pukulan hari ini dan itu semua berkat mulutnya yang terlalu berisik
"Eh! Jeongin mau ngasih tau sesuatu. Dengerin dulu" teriak Chan membuat semua perhatian beralih padanya
"Jadi..."
"Achoo!" Felix tiba-tiba bersin dan memotong kalimat Jeongin. Andai saja lelaki itu tidak sedang menyetir sudah pasti dia dikeroyok oleh 10 orang lainnya yang kini menatapnya datar
"Lanjutin jeong, yang mau bersin, batuk atau apa tahan dulu"
Tanpa dilihat oleh yang lain, Felix memasang wajah datarnya
Oke, kembali pada Jeongin
"Tadi gue sempet ke ruang kontrol utama mereka. Ruangan yang selama ini selalu ditutup-tutupin dan gue nemuin sesuatu"
Mereka semua terkejut karena Jeongin nekat masuk ke tempat itu namun salah satu dari mereka malah menatap Jeongin tidak suka
"Orang-orang itu, mereka bukan ngilangin memori secara keseluruhan gitu aja"
"Tapi mereka menjadikan memori adalah sebuah permainan, dihilangkan atau dikembalikan atau apapun sesuai keinginan mereka"
"Dan kalian tau?"
"Gue sempet ngeliat rekaman memori Hyunjin"
Lelaki Hwang itu langsung mengangkat sebelah alisnya bingung. Bukankah mereka itu spesial? Kenapa memori mereka juga dipermainkan seperti itu
"Lo yakin? Lo ga salah liat?" Minho akhirnya buka suara setelah selama ini hanya menyimak semua yang ada di sekelilingnya
Sekarang semua mata tertuju pada Minho. Suasana tiba-tiba menjadi sangat serius karena tatapan Minho yang seakan menelisik apa yang ada di pikiran Jeongin
"Gue... Gue ga tau"
Lelaki Yang itu mengerjapkan matanya dengan bingung. Chan langsung menangkap gelagat aneh dari sosok yang sudah dia anggap adiknya yang paling kecil
"Jeong, are you okay?"
Lelaki itu hanya mengangguk lalu tersenyum
"Apa lagi yang lo tau selain itu, Jeong?" Sekarang giliran Seungmin yang membuka suara untuk menghilangkan suasana yang mendadak menjadi canggung
"Ga ada cuma itu aja yang gue inget"
Ryujin yang sangat paham bagaimana Jeongin merasa sedikit ragu. Pasalnya lelaki itu biasanya yakin dengan apa yang dilihatnya dan kemampuan ingatannya tidak selemah itu. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan lelaki itu
"Yang Jeongin, we should talk"
"But not now" Potong Ryujin langsung bahkan sebelum Jeongin sempat mengeluarkan sepatah kata pun. Ryujin memicingkan matanya kearah Minho dan Hyunjin menangkap kejadian itu dengan matanya
"Hold on tight!!"
Felix berteriak kala melihat beberapa mobil yang tiba-tiba menghadang mereka. Dia segera membanting stir ke arah lainnya
"We won't get caught, right?"
Jisung mengutarakan ketakutannya sejak tadi. Dia takut tertangkap dan malah semakin diperlakukan dengan sangat buruk tapi tangan Yejin yang menepuk-nepuk pundaknya menghilangkan sedikit ketakutannya
"Felix can handle it. I'm sure"
Sementara Yejin masih memberikan kata-kata penyemangat untuk Jisung, yang lainnya langsung meraih senjata dan menyerang polisi-polisi yang keluar dari mobil yang tadinya menghadang mereka. Seungmin juga melemparkan sebuah senjata kepada Jisung agar lelaki itu ikut membantu
"Ga usah marah-marah dong ah" Sewot Jisung lalu membidik targetnya dan menembaknya dengan sangat akurat
"Shit, they're too many"
Woojin mengumpat begitu melihat sekelompok mobil polisi kembali datang dan mengerubungi mereka
"Don't worry, i'll make sure this is not the end of our rebel journey" ucap Felix dan dengan kecepatan penuh dia melajukan mobilnya. Yang lain berpegangan dengan sangat erat. Mobil itu melewati mobil-mobil polisi seakan terbang di udara dan berkat Lee Felix mereka berhasil melarikan diri dari kepungan polisi
🍃 🍃 🍃
haih maafkan cerita gaje ini:") aku ga berbakat bikin ginian