reminder: this gonna be a super long chapter and i recommend to listen 3rd eye while reading this chapter
Changbin sudah siap dengan senjatanya begitu melihat kaki dari beberapa orang yang mulai mendekat kearah bus mereka sementara Jeongin mengotak-atik laptopnya sejak tadi untuk mengatur penyerangan menggunakan tank itu
"Hyunjinn!"
Tiba-tiba Changbin terinterupsi dengan suara teriakan tertahan dari Ryujin yang berselang beberapa bangku saja darinya. Gadis itu baru tersadar dan menyadari kalau mata lelaki di sebelahnya terpejam dengan begitu erat dan tidak kunjung bangun padahal sudah digoyangkan sejak tadi
Changbin bergerak berusaha mengecek Hyunjin, dan denyut nadinya masih berada disana berarti lelaki itu masih dalam keadaan aman. Dia berpindah dengan secepat mungkin, menggoyangkan tubuh semua orang yang ada disana termasuk Felix yang berada di paling depan
"Lix, lix buka mata lix! Heh ga lucu" omel Changbin sambil mengusap kepala Felix yang terluka
Sementara itu, Chan yang sudah kembali menyusaikan netranya kini memeluk Minho dengan erat karena lelaki itu terus meringis kesakitan. Sembari tangan kanannya mengelus puncak kepala Minho, tangan kirinya mencari keberadaan senjatanya setelah menyadari seseorang akan menghampiri mereka
Dor!
Dor!
Chan, Woojin juga Seungmin menembaki orang-orang itu sementara dengan cekatan Jeongin menembak dengan tank ke arah pintu perbatasan
"I'm sorry, Chaey. Thank you and i love you" ucap Changbin kepada walkie talkienya kemudian terpaksa menyaksikan tembakan yang berdampak sangat besar itu. Air mata Changbin menetes begitu saja tanpa bisa dibendung lagi
"Bin, ayo kita keluar dari sini sebelum ada yang dateng lagi"
Changbin langsung tersadar dan melepas seat belt Felix untuk membopong lelaki itu namun ternyata tidak mudah untuk membopong mereka yang tidak sadarkan diri keluar dari bus ini. Dengan bersusah payah akhirnya mereka berhasil keluar melalui pintu belakang bus
Terlambat, mereka sudah kembali di kepung dan kali ini lebih banyak pasukan yang datang meskipun tanpa kendaraan besar
"Gue rasa kita ga akan pernah bisa keluar dari sini"
"Chan hyung, biasanya lo yang semangatin kita"
"Percuma bin, kita ga akan bisa lawan mereka. Kita kalah jumlah"
Chan mengangkat kedua tangannya menyatakan dia menyerahkan dirinya tapi yang lainnya tidak terima dan segera menurunkan tangan Chan
"Engga, ini belom akhirnya"
Mereka membulatkan mata mendengar respon Changbin dan tiba-tiba mengidekan untuk kabur. Yakin tidak yakin, akhirnya mereka semua langsung mengambil ancang-ancang dan berlari secepat yang mereka bisa menuju pintu perbatasan selagi pintu itu masih terbuka lebar
"Tembak mereka!"
Tembakan demi tembakan dilancarkan dan beberapa darinya mengenai mereka namun tidak di bagian yang kritis. Beruntung tiba-tiba sebuah mobil polisi yang berukuran cukup besar datang menutupi tembakan-tembakan itu
"Ayo naik! Cepet"
Pintu belakang pun dibuka dan mereka segera masuk. Sang pengendara langsung menancap gas kala melihat pintu sudah tertutup rapat. Dengan kecepatan penuh dia melewati pintu perbatasan itu setelah menembak kartu akses hingga terjatuh dan pintu mulai menutup
Yejin mulai memberikan pertolongan pertama pada teman-temannya yang terluka setelah suasanya tidak terlalu menegang dan tiba-tiba sebuah suara memecah keheningan
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Rebellious ✓
FanfictionThe district they love has changed a lot, more likely changing a human become a robot and these kids try to rebel to get out from that suffocating district ft. stray kids and jypgirls 1st of District Nine Series
![[1] Rebellious ✓](https://img.wattpad.com/cover/139294725-64-k353706.jpg)