::::
Ryujin dan Jeongin keluar dari gedung pemeliharaan sistem milik pemerintah. Mereka berjalan kaki untuk sampai ke rumah mereka karena memang tidak terlalu jauh
"Jin, maksud lo apa?"
"Sabar jeong, nanti di rumah gue kasih tau biar yang lain sekalian denger"
Jeongin hanya bisa mendengus dan lanjut berjalan di samping Ryujin sambil memainkan handphonenya
"Liat, mereka buat penemuan baru lagi"
"Apa?"
Ryujin ikut melihat apa yang Jeongin lihat di handphonenya
"Hahh?! Mereka bakal ngebuat orang-orang ga ngerasain sedih dan marah. Mereka gila?! Seluruh orang disini bahkan ga tampak kayak manusia bagi gue karena mereka lupa memori mereka"
"Katanya buat mencegah kejahatan"
"Persetan sama semua itu"
Bukan Ryujin namanya jika tidak membentak atau mengumpat seperti itu. Jeongin hanya mengendikkan bahunya tanda tidak mau peduli. Dia tidak mengerti dengan departemen penelitian itu meskipun dua temannya bekerja disana
Tidak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di rumah. Pemandangan pertama saat mereka membuka pintu adalah Jisung dan Felix yang sedang berebut mangkuk popcorn. Tadinya mereka tidak peduli dan terus jalan tapi setelah Ryujin menginjak salah satu popcorn
"Kalian tuh yaa ngotorin rumah mulu kerjaannyaaa"
"Ada pembersih otomatis ini selaw dong jin"
"Heran gue dua jin suka bener ngomel apa itu mendarah daging kali ya?" tanya Felix yang langsung disambut pukulan bantal dari Ryujin juga Hwang Hyunjin yang kebetulan baru masuk rumah
"Anjir lah! Kenapa jadi gue yang dibully?!"
"Karena lo emang bullyable!" teriak mereka bersamaan. Jeongin langsung memutuskan untuk masuk ke kamarnya untuk beristirahat begitu juga Seungmin yang tadinya ada di belakang Hyunjin. Lingkaran hitam di bawah mata mereka sudah tampak jelas dan mata mereka juga lesu
Beruntung Seungmin masuk ke kamar karena detik berikutnya ocehan dari mulut Ryujin sekarang tertuju pada Hyunjin soal penemuan tadi
"Hwang Hyunjin! Kenapa sih lo mau aja diperbudak?"
"Protektif banget sih Ryujin, utututu"
"Diem sung! Atau gue jahit tuh mulut" Jisung langsung membungkam mulutnya dan menyentuhnya. Di otaknya terbayang jika mulutnya dijahit
Oke kembali kepada pembicaraan Hyunjin dan Ryujin
"Ya abis gue harus gimana? Gue ga mau juga hidup dengan kehilangan memori, gue udah dikasih kesempatan lain"
"Tapi bikin seseorang tanpa emosi lain selain bahagia itu salah besar"
"Lo ga bisa mainin emosi seseorang"
Ryujin baru saja menyelesaikan kalimatnya dan tiba-tiba Chan yang baru pulang langsung melemparkan pertanyaan bertubi-tubi yang sama persis dengan Ryujin
"GUE CUMA JALANIN PERINTAH, UDAH ITU! KALO GUE PUNYA JALAN KELUAR LAIN JUGA GUE GA MAU"
Jisung dan Felix segera melarikan diri dari sana begitu mendengar emosi Hyunjin sudah meledak. Hanya untuk sekedar info, Hyunjin yang marah tidak mudah ditenangkan
"KENAPA KALIAN NYALAHIN GUE?! NGOMONG SANA KE PIMPINAN DEPARTEMEN, I DON'T EVEN HAVE A CHOICE"
Ryujin dan Chan terdiam. Minho hanya melongok dari pintu kamarnya dan Yejin yang berada di dapur berpura-pura tidak mendengar apapun. Seungmin dan Jeongin berada di alam mimpi mereka sebelum Hyunjin membanting pintu dan membuat mereka berdua terkejut hingga terbangun
"You just awaken a sleeping tiger"
Minho menggeleng-gelengkan kepalanya lalu berjalan keluar dari kamar. Tatapan mata Chan dan Ryujin mengikuti tiap langkah Minho hingga lelaki itu menghilang di balik pintu kulkas
"Gue terlalu kesel sih sampe ga bisa nahan emosi" kata Ryujin yang menyesal karena telah menyalahkan Hyunjin
"Nanti kita minta maaf ke dia kalo udah adem"
Chan pergi ke kamarnya setelahnya. Ryujin sebenarnya ingin mengatakan sesuatu tapi dia sendiri masih ragu dengan idenya karena ini tidak bisa dilakukan hanya secara dadakan harus dipikirkan matang-matang
Dia menghampiri Yejin ketika tidak tau harus mengatakannya pada siapa
"Yejinn.."
"Hm?"
Yejin menyuapkan sepotong ayam pada Ryujin sebelum gadis itu mengatakan apa yang ingin dia katakan
"Gue pengen keluar dari kota ini masa"
"Tapi kota diluar kan lebih buruk"
"Disini juga ga manusiawi tapi"
"Setidaknya kita aman kan?"
Yejin si pecinta damai tentu saja akan membantah ide konyol dari Ryujin. Gadis itu mengerucutkan bibirnya saat Yejin sudah menolak mentah-mentah idenya. Sekarang dia berjalan menuju kamar Chan
Tok! Tok!
"Masuk"
"Lagi sibuk?" tanya Ryujin sambil melongok dari balik pintu
"Engga sih cuma lagi bikin beberapa lirik lagu aja"
"Bukannya itu dilarang disini?"
"Iya, tapi mereka ga tau kan?"
Ryujin mengembangkan senyumnya. Tiba-tiba dia merasa ada secercah harapan untuk keluar dari kota yang mengekang ini
"Kak, gue punya rencana. Tapi gue butuh dukungan juga"
"Apa?"
"Keluar dari kota yang menyesakkan ini. Kita otak dari kota ini kan? Jadi kita kemungkinan besar bisa bikin kota sendiri"
"But we don't have money, all the money from the government"
"Itu sih gampang" Ryujin tersenyum manis tapi semua orang juga tau kalau ada makna tersembunyi dibaliknya. Chan menilik ke arah Ryujin sembari berpikir jauh ke depannya
"Okay"
Ryujin langsung bersorak dan memeluk Chan
"But we need strategy, weapons also don't forget about convince our friends"
"You know all the consequences, right? We can't go back after we start"
"Yeah, i know that really well. Oh thank you, oppa. You're the best!"
Chan tersenyum tapi ketika Ryujin pergi dia langsung merubah ekspresinya. Jujur saja dia tidak yakin pasalnya salah satu dari mereka itu anak dari menteri disini tapi tentu saja dia ingin segera hidup secara bebas. Bukan diperlakukan seperti robot
🍃 🍃 🍃
aku mulai ga pede lagi masa sama ceritanya:" haha
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Rebellious ✓
FanficThe district they love has changed a lot, more likely changing a human become a robot and these kids try to rebel to get out from that suffocating district ft. stray kids and jypgirls 1st of District Nine Series