//
Mobil itu melaju dengan kecepatan penuh. Dia menghindar dari seluruh mobil-mobil yang berada di jalanan dengan sangat ugal-ugalan hingga para penumpang di belakang
terpontang-panting kesana dan kemari bahkan Woojin dan Changbin yang sejak tadi berniat menembak para polisi itu selalu gagalNamun ketika keadaan mobil sudah mulai stabil, Changbin menarik pelatuk pistolnya dan mengarahkannya tepat ke kepala si pengemudi
"APA MAKSUD LO HAH?! LO GILA NINGGALIN MEREKA BEREMPAT??!!"
"Mereka ga akan mati, tenang aja"
Changbin tertawa mengejek lalu menurunkan pistolnya "Belang lo sekarang keliatan!"
"Minho hyung..." lanjutnya
Lelaki itu hanya tersenyum. Dia menjawab makian dari Changbin dengan penuh kesabaran
"Bin, lo nyuruh gue nunggu mereka dan ngerelain kita semua ketangkep? Mereka itu jauh lebih pinter dan kuat dari yang lo bayangin. Mereka ga sama kayak kita"
"Lo yang ga sama kayak kita, licik!"
Changbin sudah mengepalkan tangannya erat-erat siap untuk memukul lelaki itu jika saja dia tidak sedang menyetir
"Bin hyung, calm down"
Kali ini Seungmin berusaha melonggarkan kepalan tangan Changbin. Bukan berarti dia membela Minho hanya saja hal ini harus diselesaikan dengan kepala dingin
"Minho, stop. Berhentiin mobilnya sekarang juga" titah Chan dengan nada yang sangat tegas
"Tapi.. "
"Berhenti, sekarang!"
Minho segera menghentikan mobilnya setelah bersembunyi di salah satu basement gedung. Chan menarik kerah pakaian Minho dengan sangat kasar. Wajahnya sudah dipenuhi dengan emosi
"Siapa lo berhak ninggalin mereka kayak gitu?"
"Ah ya, gue lupa lo anaknya menteri"
"Atau jangan-jangan lo mata-mata mereka? Brengsek!"
Chan memukul Minho tepat mengenai pipinya. Sementara Seungmin langsung berusaha menghentikan Chan
"Hyung, udah hyung! Please jangan gitu caranya. Gue juga ga suka sama caranya dan gue juga curiga sama dia but please don't be like that"
Minho tersenyum pahit kala Seungmin mengatakan dia curiga. Ya, bahkan Seungmin yang paling tidak tega saja mengatakan itu
"Sekarang lo pindah dan Felix lo gantiin dia nyetir" ucap Chan sebelum akhirnya diam dengan wajah penuh emosinya. Chan yang marah berbeda 180 derajat dari Chan yang bersikap biasa saja. Siapapun yang mengusiknya dalam keadaan ini harus bersiap mendapat berbagai makian
"Jadi sekarang gimana?"
"Nyusul mereka berempat, jelas"
🍃 🍃 🍃 🍃
Tembakan demi tembakan seakan menyerbu mereka berempat. Kaki-kaki itu melangkah secepat yang mereka bisa bahkan kaki pincang Hyunjin dipaksa untuk bekerja lebih keras
Mereka berlari ke dalam gang yang berkelok-kelok. Tampak seperti labirin namun tidak sampai serumit itu. Ryujin sesekali menoleh kebelakang untuk melihat dimana polisi itu namun tiba-tiba Hyunjin yang berada di depannya berhenti sehingga dia menubruknya
"Shit, jalan buntu"
Oh rasanya Ryujin ingin mengeluarkan berbagai kata kasar dari mulutnya sekarang juga jika dia tidak mengingat kini keadaan yang sedang genting yang mengharuskan mereka berpikir lebih cepat
"Argh!"
"Oh no, please Han Jisung not now!"
Jisung tiba-tiba mengerang dan memegangi kepalanya yang terasa begitu pening seiring kilasan memori yang muncul di kepalanya
"I can't control it too, Ryujin"
Darah segar menetes dari hidung Jisung tepat setelah dia menyelesaikan kalimatnya. Jeongin membulatkan matanya terkejut hingga dia pun sontak berteriak
"Darah!"
Hyunjin langsung membungkam mulut lelaki bermarga Yang itu agar tidak berbicara lebih lanjut sementara Ryujin tampak seperti mencari-cari sesuatu
"Ayo lanjut" ucap Jisung, matanya berkaca-kaca membuat yang lainnya semakin penasaran
"Bersihin dulu" Ryujin menyuruh Jisung untuk membersihkan bekas mimisannya dengan air dari keran yang berada tidak jauh dari mereka
"Are you sure you're okay, sung?"
Lelaki yang memiliki wajah mirip tupai itu mengangguk dengan mantap sembari menunjukkan senyumnya untuk menutupi sebuah luka yang kembali terbuka di dalam hatinya. Namun dia tidak bisa menceritakannya, tidak di depan Hyunjin lebih tepatnya karena dia akan membuat lelaki itu merasakan luka yang bahkan mungkin lebih dalam ketimbang yang dirinya rasakan
"Itu mereka!"
Ketika polisi itu terlihat di ujung. Mereka langsung kembali berlari. Ryujin menarik Jisung untuk segera berlari sementara Hyunjin mendorong Jeongin untuk berlari di belakang Jisung. Mereka terus berlari sambil sesekali menyerang polisi-polisi itu. Pikiran mereka hanya terpusat untuk keluar dari tempat ini dan bebas dari kejaran bahkan rasa nyeri pun diabaikan begitu saja
"Hyunjin! Kaki lo"
Ryujin yang menoleh kebelakang mendapati Hyunjin yang berlari sambil setengah menyeret kaki kanannya. Celana putih milik Hyunjin sudah benar-benar penuh dengan noda darah. Ryujin segera menarik tangan Hyunjin untuk bersembunyi lebih dalam sedangkan Jisung dan Jeongin hanya mengikuti
Ryujin langsung menyingkap bagian bawah celana Hyunjin dan benar saja dugaan Ryujin, jahitan yang belum kering itu kembali terbuka
"Kenapa lo ga bilang aja kalo kerasa sakit"
"Gue ga selemah itu"
"Hwang Hyunjin, mau sampe kapan sih gengsi lo setinggi itu"
Hyunjin hanya diam tak berniat menjawab. Dia lebih sibuk menahan rasa sakit terlebih saat tiba-tiba Ryujin mengikat kain celananya dengan sangat erat tepat di lukanya. Nyaris saja dia berteriak dengan kencang kalau saja Jisung tidak menutup mulutnya
"Lo ga bisa ngasih aba-aba apa? Lo tuh seenaknya mulu dari dulu"
"Dari dulu?"
"Emang seberapa lama lo kenal gue, Mr. Hwang?"
Hyunjin sendiri tiba-tiba bingung kenapa dia bisa mengucapkan hal itu padahal dia juga belum selama itu kenal dengan Ryujin
"Yang jelas, kalian ga cuma kenal selama setahun" sahut Jisung yang semakin membuat bingung keduanya. Pasalnya mereka baru ditempatkan di rumah itu setahun yang lalu
🍃 🍃 🍃 🍃
makin ga jelas ya? makin ga sci-fi kayaknya haha aku pesimis mulu bawaannya
aku selalu terbuka buat kritik atau saran kok, comment aja ya
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Rebellious ✓
FanficThe district they love has changed a lot, more likely changing a human become a robot and these kids try to rebel to get out from that suffocating district ft. stray kids and jypgirls 1st of District Nine Series