17; Change of The City

1.8K 389 18
                                        

Kalo mau ngebayangin base campnya kayak apa, bayangin aja basement Ahn Minhyuk di Do Bong Soon itu wkwk tapi jangan bayangin isinya game semua ya, anggep seluas itu aja(?)

🍃 🍃 🍃

Semua yang berada di ruangan itu sudah terlelap di kasur mereka masing-masing. Tidak ada yang tumpang tindih seperti Felix dan Jeongin ataupun yang tidur di sofa seperti Jisung. Namun seseorang rupanya tetap terjaga karena masih banyak sekali hal yang mengganjal di pikirannya

Dan orang itu adalah Chan

Dia bangun dari tempat tidurnya dengan sangat perlahan agar tidak membuat mereka yang telah dia anggap sebagai adik-adiknya itu terbangun

Langkahnya membawa dirinya untuk duduk di hadapan sebuah komputer yang tadi digunakan oleh Jeongin. Entah kenapa rasanya komputer ini menyimpan banyak sekali rahasia

"Hyung, ga tidur?"

Seungmin yang rupanya juga terjaga menghampiri Chan yang duduk menatap layar komputer itu

Chan hanya menjawabnya dengan gelengan kepala dan sebuah senyum tipis yang terukir di bibirnya

"Min"

"Hm? Kenapa?"

"Gue rasa komputer ini nyimpen beberapa rahasia. Lagian ini labnya Minho kan? Bisa jadi data-data memori itu juga disimpen disini"

"Bener juga. Coba nyalain hyung"

Chan pun menyalakan komputer yang sayangnya disandi dengan fingerprint Minho. Mereka berdua langsung memasang wajah kecewa. Chan baru saja akan beranjak kembali ke tempat tidurnya tapi dia menendang sesuatu dibawah meja dengan tidak sengaja. Dia membungkukkan tubuhnya untuk mengambil yang rupanya sebuah kotak besar berwarna putih yang penuh debu

"Itu apaan hyung?"

"Ga tau, ini ada dibawah situ tadi"

Dengan penuh rasa penasaran, Chan pun membuka kotak itu dan betapa terkejutnya dia kalau ternyata kotak itu berisikan beberapa foto mereka dan benda-benda yang mungkin adalah milik mereka

Hati Seungmin tiba-tiba mencelos saat melihat pigura dengan foto dirinya bersama wanita dan pria paruh baya juga ada seorang perempuan cantik di sebelah Seungmin

flashback

"Pa, ma, Seungmin pulang"

Tidak ada jawaban. Namun Seungmin tetap melangkah masuk lebih jauh ke dalam rumahnya hingga menemuka bercak-bercak darah yang mengarah ke kamar orang tuanya

Dengan perlahan dia membuka pintu kamar orang tuanya yang sudah terbuka sedikit. Disana dia dapat melihat jelas kedua orang tuanya yang terbaring tak bernyawa dengan penuh darah di atas tempat tidur

"Paaaa! Maaa!"

Seungmin terus berteriak juga menangis sambil menekan nomor darurat untuk rumah sakit namun setelah mereka dibawa ke rumah sakit pun keduanya tidak dapat selamat

Pahitnya, beberapa hari setelahnya kakak perempuannya juga ditemukan jatuh dari bangunan setinggi 15 lantai

flashback end

Seungmin menutup kedua telinganya yang seakan terus mendengar suara-suara yang sangat dia tidak suka. Dia juga tidak dapat menahan air mata yang terus jatuh membasahi pipinya

Sebuah pelukan, Chan berikan kepada Seungmin. Dia mengusap-usap punggung Seungmin agar lelaki itu merasa dirinya punya tempat untuk meluapkan keluh kesahnya

"Nangis aja kalo ingatan itu menyakitkan, tapi lo harus janji setelahnya lo harus jadi lebih kuat"

"Orang tua gue meninggal, mereka dibunuh. Entah kakak gue meninggal karena bunuh diri atau emang dibunuh juga"

"Setelah ngeliat barang-barang ini, gue juga inget hal-hal menyakitkan. Orang-orang yang gue sayang juga ninggalin gue demi profesionalitas di pekerjaannya tapi orang-orang itu malah mengkhianati dia"

"Orang itu, Myoui Mina" ucap Chan kemudian sambil menyentuh sebuah syal yang dulunya sering dikenakan Mina tapi kemudian gadis itu memberikannya pada Chan tepat dua hari sebelum dia harus rela kehilangan gadis itu selamanya

Malam itu, mereka saling bercerita apa yang muncul di ingatan mereka setelah melihat benda-benda itu

Dalam diam, Minho juga mendengarkan percakapan antara keduanya

🍃 🍃 🍃


Pagi sudah datang dan mereka semua sudah bangun kecuali Hyunjin yang masih tidur layaknya orang mati bahkan di tengah keributan pagi ini dia terusik sama sekali

"Jin, Hyunjin. Hoi hwang!" Sedari tadi Felix berusaha membangunkan Hyunjin dengan suara beratnya itu

"Lo nangis?"

"Engga, apaan sih berisik banget"

"Mereka mau ngebahas sesuatu. Nih, lo ganti baju dulu aja"

Felix hanya memberikan baju kepada Hyunjin dan meninggalkannya begitu saja tanpa membantu sedikit pun

"Ish, Lee Felix!"

Hyunjin akhirnya berusaha mendudukkan dirinya sendiri karena yang lainnya sibuk mengobrak-abrik kotak putih yang berada di tengah meja

"Minta tolong bisa kali" celetuk Ryujin yang baru keluar dari kamar mandi lalu melangkah mendekati Hyunjin. Gadis itu membantu Hyunjin untuk duduk kemudian berbalik arah ketika lelaki itu membuka bajunya

"Udah belom?"

"Udah"

Ryujin kembali menatap Hyunjin yang juga menatapnya

"Ehm, mau kesana ga?" Ryujin berusaha memecahkan kecanggungan itu dengan memberikan tawaran untuk membantu Hyunjin sementara lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban

"A.. Argh"

Kedua kaki Hyunjin masih terasa sangat nyeri ketika digunakan untuk menopang tubuhnya sehingga beberapa kali Ryujin oleng karena harus menopang sebagian besar berat tubuh Hyunjin

"Nah Hyunjin udah bangun.."

"Gue mulai ceritanya ya"

"Jadi dulu awal pertama kita kenal itu berkat Chan, dia yang ngenalin kita semua. Tadinya kita emang satu kampus tapi kita kepisah-pisah dan disatuin sama Chan. Tempat ini, buat tempat ngumpul kita pokoknya kayak base camp deh"

"Dan semuanya berjalan normal sampai suatu saat, pimpinan kota ini meninggal dan digantiin sama bokap gue. Kota yang tadinya emang kota yang normal jadi kota yang penuh aturan dan ga bebas. Mereka juga kayak ngelakuin eksperimen buat memory lock terus juga kita bisa ngeliat memori kita kayak nonton film dengan manfaatin penemuan papanya Jeongin itu"

"Sejak itu, semuanya jadi kacau. Kota yang tadinya diisi sama manusia sekarang kayak diisi robot, sampai orang yang ga mau nurutin ya bakal dihilangkan dari muka bumi"

"Kayak orang tua kalian semua...."

🍃 🍃 🍃

dah malem kayaknya ngetiknya mulai halu sendiri nih(?)

[1] Rebellious ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang