16; Base Camp

1.8K 381 18
                                    

Chan mengusap-usap rambut Minho berharap rasa sakit yang dirasakan lelaki itu bisa terhapus begitu saja tapi dia terus meremas perutnya yang terasa seperti ditusuk ratusan ribu jarum. Dia memilih untuk tidak sadar saja seperti beberapa menit yang lalu ketimbang harus sadar dan merasakan semua rasa sakit itu. Keringat dingin terus keluar dari pori-pori kulit Minho membuat sebagian besar rambutnya sudah basah

"Minho, gue mohon lo harus bertahan" bisik Chan dengan penuh ketulusannya

Bibir lelaki itu pun membentuk sebuah senyum tipis

"G-gue masih disini, hyung. Gue ga kemana-mana"

Persis, kalimat itu juga yang pernah dia lontarkan kepada Chan. Dia ingat betul, bahkan keadaan dimana Minho terbaring di ranjang rumah sakit dengan infus di tangannya

Bukan hanya Chan, semua fokus pada pikiran mereka masing-masing. Beberapa ingatan kembali muncul dan membuat kepala mereka terasa pening jadi mereka memilih untuk diam. Para polisi yang tadinya mengejar mereka pun terpaksa berhenti setelah mendapat 'serangan memori'

Namun tidak ada kata berhenti bagi Felix, dia tetap melanjutkan perjalanan meskipun beberapa kali dia nyaris menabrakkan bus itu ke sisi jalan. Beruntung alamat yang diberitahukan Minho tadi sudah tidak begitu jauh, mereka bahkan sudah bisa melihat tempat yang dimaksud. Bus itu diparkirkan di tempat yang tidak terlalu mencolok kemudian mereka semua turun dari sana

Minho menempelkan jarinya di depan pintu itu dan pintunya bergeser secara otomatis setelah mengenali sidik jarinya. Chan langsung sigap memapah Minho kembali, taku-takut lelaki itu oleng

"Yejin, tugas buat lo banyak. Mulai dari ngobatin Hyunjin aja dulu"

Gadis itu langsung mencari-cari peralatan apa yang bisa dia gunakan untuk mengambil peluru yang bersarang di tubuh Hyunjin juga Changbin dan Woojin dengan dibantu Ryujin juga Seungmin. Jeongin mulai bekerja untuk menghack memori dari kloningan Minho itu sementara yang lainnya memperhatikan ke sekeliling ruangan itu. Oh mungkin Felix harus dikecualikan karena dia mulai terlelap di salah satu ranjang

"Jeong, perlu gue bantuin ga?"

"Engga ga usah gapapa bisa kok, istirahat aja"

Di sudut ruangan-tepatnya dimana sebuah kulkas berada, Jisung menggeratak apa saja yang ada di dalamnya dan tentu saja seorang Woojin akan mengocehi Jisung yang berisik

"Hyung, bengong aja" ujar Seungmin yang mengagetkan Changbin hingga sadar dari lamunannya

"Tempat ini pasti ada sesuatunya sama kita"

"SSTT! Jangan ngomong macem-macem dulu!" bentak Jeongin dan kemudian semuanya langsung terdiam

"Ini kalungnya Yeji"

Hyunjin yang tadinya dibaringkan di salah satu kasur langsung terlonjak bangun mendengar Jisung menyebut nama Yeji

"Jisung bego!! Orang Hyunjin mau diobatin"

"Galak banget sih nyai!"

"Hwang Hyunjin diem ga?!!" Ryujin malah jadi sibuk marah-marah padahal Yejin yang mau mengobati biasa-biasa saja

"Bacot ah"

Hyunjin dan Ryujin yang sering adu mulut pun kembali lagi padahal tadi Hyunjin mati-matian melindungi Ryujin

Yejin menyuntikkan obat bius kepada Hyunjin lalu mulai mencoba mengeluarkan peluru dari tubuh Hyunjin ketika lelaki itu sudah mulai tidak sadarkan diri

"Ryujin, tolong ambilin penjepit itu dong"

Perempuan yang tadinya sudah tidak ingin melihat apa yang dilakukan Yejin terpaksa harus membantunya

"Untung aja pelurunya ga sampe dalem" ujar gadis itu dengan tenang sambil meletakkan peluru di sebuah wadah. Ryujin kadang berpikir gadis ini bisa lebih mengerikan dari yang terlihat

"Udah selesai!" ucap Jeongin. Lelaki itu rasanya seperti bebas mengucapkan apapun setelah dia berhasil memasukkan virus ke memorinya. Jeongin pergi ke kasur dimana Felix berbaring dan menindih lelaki itu

"Aissh! BERAATT YANG JEONGINN!"

Minho tersenyum melihat kesepuluh temannya itu. Dia merasa lega dia masih mampu membawa mereka ke tempat ini. Tempat dimana mereka semua dikloning dan juga tempat dimana mereka sering berkumpul sewaktu dulu, tentu saja dengan mereka yang asli

"Hyung, lo kenapa senyum terus?" tanya Seungmin yang sedang memasangkan infus kepada Minho setelah menyuntikkan pereda sakit kepada lelaki itu

"Ini kenangan buat gue"

"Hyung"

"Apa?"

"Sebenernya ini tempat apa?"

"Apa ya, bisa dibilang ini tempat persembunyian gue, lab rahasia gue, atau base camp. Emang kenapa?"

"Rasanya gue kayak emang familiar sama tempat ini"

"Ini emang base camp kita, min. Kita yang bikin dan tata tempat ini biar jadi tempat persembunyian kita"

"Tiap kita pulang kuliah atau bolos kelas kita pasti kesini" lanjutnya lagi membuat Seungmin berusaha mengingat kejadian-kejadian yang diceritakan Minho namun satu hal yang membuat Seungmin penasaran begitu juga dengan yang lainnya

Jika mereka kloning, dimana diri mereka yang asli? Dan apa alasan dibalik semua penyekapan dan segala sesuatunya oleh pemerintah, kenapa mereka sebegitu diperlukannya. Di kepala mereka penuh dengan berbagai pertanyaan

"Gue penasaran kenapa Jeongin mereka sekap di ruangan berbeda" ujar Changbin tiba-tiba dan duduk di sudut kasur Minho

"Jeongin? Dia anaknya scientist yang terkenal banget paling pinter dan punya penemuan ga biasa. Dia kerja sama pemerintah tapi pas penemuan dia mau dipake buat pemerintah mereka nolak, jadi semua soal penemuan dia disembunyiin dan akses buat ngegunain penemuannya itu Jeongin, sensor wajah. Tapi sayangnya mereka nemuin benda yang jadi awal mula penemuan itu dan kota ini langsung berubah drastis"

"Berubah drastis?"

"Iya, berubah semenjak pemimpin disini jadi bokap gue dan semua keserakahannya keluar"

"Jadi lo bukan anak menteri?"

"Itu dulu, sebelum bokap gue naik jabatan setelah pemimpin sebelumnya meninggal"

"Masih banyak hal yang belom gue ceritain, tapi gue akan kasih tau secara bertahap"

Mereka semua langsung terdiam dengan penuturan Minho barusan. Jadi ternyata banyak hal yang memang disembunyikan maka itu memori mereka dikunci

🍃 🍃 🍃

aduh aku ngetiknya buru-buru jadi berantakan:( maaf ya kalo jadi ga paham

[1] Rebellious ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang