//
Felix menghentikan mobilnya di sebuah gedung yang sudah cukup jauh dari pusat kota. Mereka bahkan sudah melewati meeting point terjauh yang tak lain adalah halte bus yang pernah Seungmin katakan. Waktu juga sudah menunjukkan pukul 1 malam dan semua orang sudah lelah. Mereka akan bermalam di dalam mobil namun beberapa dari mereka kini keluar dan meregangkan tubuh termasuk Jeongin dan juga Ryujin
"Jeong, we need to talk. You need to explain something"
"Jelasin apa?"
Ryujin menarik Jeongin agak menjauh dari mobil itu dan berbicara empat mata walaupun sebenarnya dari kejauhan beberapa pasang mata lain memperhatikan mereka berdua
"Jeong, lo beneran ga inget apa-apa lagi selain ngeliat memori Hyunjin itu? Gue tau lo bukan orang yang punya ingatan lemah"
"Tapi gue emang ga inget, rasanya kayak tiba-tiba semuanya blank"
"Blank? Does it mean some of your memories deleted?"
Jeongin menggelengkan kepalanya menandakan dirinya tidak tau. Dia sendiri juga tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya terutama pikirannya
"Gue boleh nethink ga sih?" celetuk Ryujin tiba-tiba sambil menatap Jeongin
"Nethink sama siapa?"
"Minho oppa, dia kayak ga suka banget pas tau lo masuk ke ruangan itu"
Kali ini Ryujin menatap Jeongin dengan sangat mantap tapi lelaki yang tadinya hampir berpikir sama langsung memalingkan wajahnya
"Eyy masa iya sih"
Timbul keraguan di benaknya. Antara dia harus percaya pada Ryujin atau tetap percaya kepada semua orang di tim mereka saat ini. Tentu saja pikiran buruk seperti ini bisa menghancurkan sebuah tim jika pikiran itu terbukti salah
"I'm not sure either, but i think there's something happen and its related to him"
"Jeong, if anything happen to you just tell me. I'll try to help for sure"
Jeongin mengangguk mengerti dan Ryujin mengacak rambut Jeongin dengan gemas, memperlakukannya seperti adik kecil meskipun pada nyatanya umur mereka sama
Di sisi lain, Minho masih terus menatap mereka berdua sambil meregangkan sedikit tubuhnya yang sudah terlalu lama duduk di dalam mobil seharian ini
"Kenapa sih lo ngeliatin mereka gitu banget hyung?"
Jisung tiba-tiba datang dengan pertanyaan itu membuat Minho sedikit berjengit karena terkejut
"Lo dateng ga ada suaranya sih sung"
"Lah barusan gue bersuara. Omong-omong pertanyaan gue belom dijawab"
"Emang ngeliatin temen-temen kita butuh alasan apa? Gue cuma mau ngeliatin mereka aja"
"I bet there is something in your mind right now, Minho hyung" tambah Hyunjin yang berbicara dengan nada ketusnya dan jangan lupakan juga tatapan tidak sukanya
"You won't believe me even until you die, right?"
"I already swear to myself i won't believe anyone who is related to government and also the blood related. Goverment people is too tricky"
Minho hanya bisa mengeluarkan senyumnya. Dia tidak percaya Hyunjin baru saja mengatakan hal itu. Dengan mantap lelaki itu mengatakan bahwa dirinya tidak akan pernah percaya pada siapapun yang berhubungan dengan pemerintah terlebih mempunyai hubungan darah
"I won't force you to believe me, it's up to you. But with time, you'll believe me"
Jisung merasakan aura yang tidak enak dari keduanya. Emosi memenuhi relung hati mereka meskipun pada wajah masih terukir senyuman dengan sangat jelas. Minho melenggang pergi dan kini Jisung memalingkan wajahnya pada Hyunjin
"Hyu-"
Tetapi, baru saja lelaki itu akan membuka mulut dan Hyunjin langsung bergerak pergi namun ke arah sebaliknya dari Minho yaitu menuju Jeongin dan Ryujin
"Aish salah apaan sih gue sam-Argh! "
"Heh lo kenapa?!"
Felix menghampiri Jisung yang tiba-tiba memegangi kepalanya dan nyaris oleng jika Felix tidak sigap menahannya
"Cewek itu, kenapa gue rasanya sedih pas inget dia"
"Hah? Cewek? Siapa?"
"Kalo gue tau gue pasti juga tau apa alasannya gue sedih pas inget dia" jawab Jisung yang pada akhirnya gregetan pada Felix.
Hatinya masih terasa mencelos, tapu dia tidak tau kenapa. Hanya sekelebat bayang-bayang dari seorang perempuan dalam pikirannya sudah mampu membuatnya sedih. Dia tidak tau siapa perempuan itu tapi yang Jisung tau pasti, semua yang dikatakan Jeongin benar
Memori mereka telah dipermainkan juga. Semua yang diucapkan oleh orang-orang di pemerintahan itu bagaikan sebuah narasi yang dikarang dan bahkan itu semua adalah omong kosong. Mereka telah dibohongi
"Jeong!"
"Gue percaya sama lo"
Jeongin, Hyunjin dan Ryujin bingung dengan apa yang dikatakan Jisung barusan
"Maksud lo?"
"Kita dibilang spesial karena kita yang paling pinter di bidang kita masing-masing tapi bukan berarti kita bebas dari penghapusan memori atau lebih tepatnya memori itu ditutupi"
"Dan gue rasa, sebagian memori lo baru aja ditutup sama mereka" jelas Jisung dengan panjang lebar sementara mereka hanya menyimak dengan baik
"WOY! SINI BURUAN NAIK KITA UDAH KETAUAN!" teriak Changbin memanggil mereka untuk segera kembali
"Shit!" Hyunjin mengumpat lalu segera berlari kearah mobil dengan kakinya yang masih pincang
Namun belum sempat mereka kembali ke mobil, mobil itu sudah melaju meninggalkan keempat orang itu hanya dengan sebuah senjata yang memang mereka bawa sejak tadi
🍃 🍃 🍃
hayo kenapa mereka ditinggal?
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Rebellious ✓
FanfictionThe district they love has changed a lot, more likely changing a human become a robot and these kids try to rebel to get out from that suffocating district ft. stray kids and jypgirls 1st of District Nine Series