Prolog

584 28 4
                                    

"KEY! SINI KAMU!!" Teriak Seorang guru dengan kesalnya memanggilnya seraya berlari mengejarnya dengan napas yang naik turun lantaran sudah lelah berlari.

"AMPUN BU!!" Balasnya tak kalah berteriak dan masih dikejar oleh guru itu.

      Nama lengkapnya sih, Arkeylio Bayu Pratama tapi udah akrab di panggil dengan sebutan "Key". Badboy yang satu ini, emang udah nggak diragukan lagi deh kepopularitasnya. Di sisi lain, ia juga suka jahil sama orang itulah kenapa bikin guru-guru disekolahnya ingin sekali membunuhnya. Nggak deh bercanda, masa iya sih segitu sadis nya guru kepengen membunuh anak muridnya sendiri, dosa dong namanya. Punya hobby berantem gosipnya, mungkin udah mendarah daging didalam jiwanya. Tapi dia nggak se- killer itu kok, jadi nggak usah takut. Key, badboy ganteng yang nggak kalah gantengnya sama Aliando ini, kadang suka bikin hati para cewek-cewek disekolahnya terpanah oelh panahan cinta asmara. Tapi disatu sisi, ia amat penurut kalo sudah dekat sama cewek yang berhasil bikin hatinya terpanah oleh panahan cinta. Asek..



Brukkk...



"Woi! bisa jalan yang bener nggak sih lo? punya mata kan, lo?!" protes seorang yang bertabrakan dengannya.

Kening Key mengernyit "Eh! lo tuh yang jalannya nggak bener, jalanan masih lebar kali. Lo kata nih jalan punya nenek moyang lo!" balasnya tak terima jika dirinya yang harus disalahkan.

"Nih cowok nyebelin banget sih, udah jelas-jelas dia yang duluan nabrak gue malah jadi gue yang disalahin" batin seseorang itu seraya menggerutu kesal.

"KEY! SINI KAMU! IBU NGGAK AKAN KASIH KAMU LOLOS LAGI! KEY!!" Suara Bu Ajeng kembali terdengar oleh Key yang masih terus berlari mengejarnya.

Key membulatkan kedua matanya, diliriknya Bu Ajeng yang sedikit lagi akan mendekatinya. "Gila! monster ngamuk lagi, gue harus gimana nih?!" umpatnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Mencoba berfikir sejenak, lalu matanya tertuju pada papan tulis dekat koridor sekolah yang tak berada jauh didekatnya. "Kayanya, gue harus ngumpet deh" batinnya. Lalu tanpa pikir panjang ia langsung beranjak melangkah menuju belakang papan tulis yang berada di dekat koridor.

Kening orang itu mengernyit "Ngapain lo ngumpet? minta maaf ke gue aja belum. Sini lo!" hardik orang itu seraya melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Suttt! berisik lo!" balas Key sambil mendekatkan jari telunjuknya ke arah bibirnya.

Orang itu hanya menggeleng-geleng kepalanya "Dasar cowok aneh!" batinnya.

Tak lama kemudian, guru itu sudah berdiri disamping orang itu seraya melirik ke kanan dan kiri. Napasnya kini masih tersengal-sengal akibat lelah berlari, membuatnya harus menjaga kesehatan jasmaninya diusianya yang kini sudah tak muda lagi "Kemana lagi anak itu, bisa lolos juga dia?!" ucapnya.

"Kenapa Bu? emangnya ibu lagi nyari siapa?!" tanya orang itu.

Bu Ajeng menoleh ke arahnya "Oh iya,  Vira kamu liat Key nggak lari ke sini?" Bukannya menjawab, guru itu malah balik nanya pada Vira. Ya, cewek yang tadi bertabrakan dengan Key. Nama lengkapnya Alvira Anzellia Putri, dia adalah murid kelas IPA 1. Lain halnya dengan Key, ia pun tidak sekelas dengan Vira bahkan ia pun tidak kenal dengan gadis itu. Meski kelasnya hanya bersebelahan dengan kelas Key yaitu kelas IPA 2.

"Oh... jadi cowok itu yang namanya Key, tapi kenapa dia dikejar-kejar sama Bu Ajeng?" batin Vira.

"Vira! ibu nanya kamu loh, malah bengong. Kamu liat nggak?!" tanya Bu Ajeng untuk sesekian kalinya membuat Vira sukses tersadar dari lamunannya.

"Oh iya, Bu. Tadi saya liat."

Ucapan Vira sukses membuat guru itu membulatkan kedua matanya tak percaya "Oh ya, terus dia kemana?"

"Dia tadi ke... " Vira memberhentikan kalimatnya. Dilihatnya Key yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam yang mengartikan "sampe lo kasih tau, mati lo besok!" alhasil Vira mengurungkan niatnya untuk memberitahu tentang keberadaan Key pada guru itu.

"Dia ke... sana Bu, iya kesana!"

Bu Ajeng mengangguk paham "Oh, makasih ya Vir!" tanpa pikir panjang beliau lalu beranjak pergi menuju arahan yang diberikan oleh Vira, padahal sebenarnya itu hanya tipu daya kebohongannya. Mau tak mau Vira terpaksa melakukan itu.

Vira membuang napasnya pelan ada rasa bersalah pada dirinya saat ini "Huhh... untung aja tuh Bu monster nggak tau kalo gue ngumpet. Selamat.. " celetuk Key yang baru saja keluar dari tempat persembunyian seraya mengelus-elus dadanya.

Vira hanya menggeleng kepalanya melihat tingkah cowok itu "Dasar cowok aneh!" batinnya

"Ini semua gara-gara lo! coba aja tadi lo nggak nabrak gue, pasti gue bisa kabur. Untungnya gue bisa menghindar dari terkaman monster!" Seru Key kembali menyalahkan cewek itu.

Kening Vira mengernyit "Kok gara-gara gue? eh, seharusnya lo berterima kasih karna gue nggak kasib tau Bu Ajeng kalo lo ngunpet dibalik papan tulis itu!"

Kini giliran cowok itu yang mengernyit. Berterima kasih pada gadis itu? untuk apa? "Hah terima kasih ke lo? ogah!" ujar Key menolak sementara Vira yang sedari tadi sudah geram melihat tingkahnya, tanpa pikir panjang ia langsung menginjak kaki Key dengan sekuat tenaganya berharap cowok itu akan jera.

"Aww!!" Teriak Key meringis kesakitan lantaran baru saja mendapat imbas dari cewek itu yang baru saja menginjak kakinya.

"Dasar cowok nggak tau terima kasih!" Tak mau ambil pusing sejurus Vira langsung beranjak pergi meninggalkan Key yang masih meringis kesakitan.

"Dasar cewek gila!" seru Key disela kepergian Vira.



Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang