Part 18 - Senyuman Penutup Luka -

181 11 4
                                    

"Mungkin munafik, dengan tersenyum lepas seolah menyembunyikan luka itu. Tapi paling tidak, aku tau cara tersenyum saat masalah itu tak hentinya datang. Biarlah tak ada yang tau, kalau senyuman itu adalah tameng penutup luka"

↭Arkeylio Bayu Pratama↭


  ↭☕↭


            Hembusan angin yang sedari tadi itu memainkan beberapa helaian anak rambut cowok bergingsul manis itu, manik matanya memandang ke arah bangunan-bangunan serta jalan raya. Melihat dari atas rooftop Basecamp nya. Pandangannya lurus ke depan, pikirannya berkecamuk seolah memikirkan masalah yang kian hari terus menghampirinya. Apalagi, kejadian yang belum bisa ia lupakan sejak kemarin.

Key menoleh ketika bahunya ditepuk oleh seseorang dari belakangnya. Ia hanya membalasnya dengan tersenyum tipis "Lo kenapa? Ada masalah?" tanya Daffa seraya menawarkan minuman kaleng soda

Key menerimanya lalu menggelengkan kepalanya "Nggak kok. Oh iya, thanks"

Daffa tersenyum. Menengguk minuman kaleng soda itu. Tak ada percakapan seterusnya, hanya hening yang menghujani mereka. Sementara Key, cowok itu kembali menatap pemandangan di hadapannya.

Daffa mengamati setiap gerak-gerik temannya itu. Bohong, jika temannya itu tidak kenapa-kenapa. Justru ia berpikir kalau Key sedang menutupi sesuatu darinya. Entah apa itu, ia pun tak tahu.

"Nggak usah sok nutupin lah, gue tau banget lo itu kaya gimana. Jadi, sebenernya ada apa? Ada masalah?"

Key masih bungkam belum menjawab pertanyaan dari temannya itu. Ia tahu, seberapa pun ia mencoba untuk menutupi masalahnya. Pasti Daffa tahu, apalagi Daffa adalah satu-satunya orang yang tahu tentang masa lalu nya. Jadi tak heran, jika temannya yang satu ini beda dari teman-temannya yang lain.

"Gue nggak tau harus gimana lagi, setiap hari seolah masalah yang dateng ke hidup gue itu nggak ada habisnya" ia menunduk menatap minuman kaleng soda yang berada di tangannya.

"Justru gue nggak nyangka sama lo, padahal masalah itu nggak ada habisnya dateng ke hidup lo. Tapi lo bisa ketawa seolah orang laen itu nggak tau tentang kesedihan lo"

Key tersenyum miris "Gue cuma orang munafik Fa"

"Emang bener, lo itu munafik. Tapi ada satu hal yang orang laen itu belum tentu bisa kaya lo"

"Apa?"

"Tersenyum palsu menutupi kesedihan"

"Bisa aja lo" ia terkekeh pelan

"Jadi, kenapa?"

FLASBACK ON...

"Gue ingetin sama lo mending lo nggak usah deketin Agnes, ngerti? Karna Agnes cuma punya gue!" tirta Gino yang tak henti-hentinya memberi pukulan padanya

Bugh!!

Key lagi-lagi terjatuh, sekujur tubuhnya mungkin sudah memar. Bagaimana tidak? Dirinya di keroyok empat orang, yang tak henti-hentinya memukuli dan menendangnya tanpa belas kasihan. Kalau saja lawannya hanya satu orang ia pasti tidak akan seperti ini. Dan lagi, mereka pantas disebut pengecut yang bisanya hanya main keroyokan.

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang