Part 22 - Jarak -

149 10 4
                                    

"Lebih baik tak usah mengungkapkan, kalau aku menolak dan kamu malah memberi jarak. Apa aku harus menerima?"

  ↭ Alvira Anzellia Putri ↭





↭☕↭






Key membuang napasnya pelan setelah usai meminum es tea miliknya, ia diam sesaat entah hal apa lagi yang tengah terlintas dalam benaknya. Saat teman-temannya tengah asik menghabiskan waktu dengan tawa terbahak-bahak ia justru diam tak melontarkan kata-kata. Melirik jam tangan yang melingkar sempurna pada pergelangan tangannya menunjukan pukul 05:14 sore, tak berniat untuk pulang padahal ia tahu waktu sudah mau menjelang petang tapi ia malah menyempatkan waktu untuk menongkrong di warkop tongkrongan andalan mereka.

"Lah, lo kenapa Key? Tumben diem aja?!" tanya seseorang duduk menghampirinya

Key menoleh lalu tersenyum " Enggak, gue nggak papa. Jang"

Sebut saja Ujang, itulah nama pemilik warung yang sudah lama berdiri dekat sekolah. Memang sudah biasa banyak anak sekolah yang mampir ke sana, hanya untuk makan minum bahkan tak jarang banyak anak-anak yang merokok. Pasalnya warung itu berada diluar sekolah, jadi mudah untuk tidak diketauhi oleh guru-guru. Contohnya mereka, sering kali menghabiskan waktu sepulang sekolahnya hanya untuk menongkrong di warung itu, bahkan mereka sudah akrab sekali dengan pemilik warung itu.

"Nggak papa gimana, muka lo di tekuk gitu kaya jemuran belom di angkat!" tutur Ujang

"Hehe...bisa aja lo!"

"Lo itu ketara banget, dari muka lo kalo lagi mikirin sesuatu. Iya kan?"

"Emang gue mikirin apaan?"

"Lah iya, kagak tau gue. Lo kata gue cenayang!"

Key terkekeh "Anjir, gue kira tau!"

"Lagian, orang-orang mah lagi pada ketawa-ketiwi di sono. Lo malah menyendiri di sini, sambil ngelamun lagi. Awas, entar kesambet lo!" jelas Ujang seraya menunjuk ke arah gerombolan teman-temannya yang asik dengan aktivitasnya.

"Gue lagi pengen sendiri aja, Jang!"

Ujang menggeleng-geleng kepalanya "Masalah cewek?"

Key hanya bungkam, entah kenapa ia justru merasa tebakan Ujang itu benar "Hm...masih bingung gue!"

"Kalo lo emang lagi suka sama cewek, ya lo perjuangin lah!"

"Udah, Jang!"

"Lah, terus kalo udah kenapa ditekuk tuh muka? Di tolak?"

"Hm...nggak tau dah gue, lebih tepatnya dia kayanya bingung harus jawab apa pas gue tembak dia. Makanya dia bilangnya nggak bisa"

"Berarti dia masih bingung sama perasaannya, dan lo masih punya harapan buat milikin dia!"

"Udah dua kali gue tembak dia, Jang. Tapi tetep aja jawabannya sama, kalo dia nggak bisa" membuang napasnya kasar lalu mengacak-acak rambutnya hingga terlihat berantakan "Pusing gue!" pasrahnya

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang