Part 9 - Bullshit? -

193 11 0
                                    

"Untuk hari ini mungkin aku berbohong, tapi selanjutnya aku akan jujur. Tapi jangan kaget jika aku mulai mengungkapkannya"

↭Arkeylio Bayu Pratama↭




↭☕↭





           Gadis itu masih berdiri dihalte dekat sekolah, mungkin sudah lebih dari lima belas menit yang lalu. Ya, apa lagi kalau bukan nunggu sang pujaan hati. Eh, salah deh bukan menunggu sang pujaan hati rupanya tapi nunggu mersi nongol. Iya, itu tuh merah-merah kuasi hehe. Vira masih berdiri disana, sesekali ia juga menggerutu kesal lantaran angkot yang ia tunggu tak juga muncul. Sabar atuh neng Vira, orang sabar mah disayang pacar, eaaa... Kepalanya tak henti-hentinya melirik ke kanan dan ke kiri menatap jalan raya yang terpampang tepat didepannya, berharap angkutan umum itu akan segera datang dan mengantarkannya ke toko buku. Iya, Vira memang berniat untuk pergi ke toko buku selepas pulang sekolah seperti sekarang ini. Tak lupa ia juga sudah meminta izin pada mamahnya kalau dirinya akan pulang lebih lambat hari ini. Tak ada penolakan dari sang mamah, ia pun senang karna mamahnya itu mau mengizinkannya. Katanya Vira mau membeli novel yang baru saja terbit kemarin, maka dari itu ia tak mau kehabisan. Aduh.. nih anak ngebet banget padahal kan, baru kemarin novelnya terbit.

Vira mendengus kesal "Nih, angkotnya pada kemana sih?! Ditunggu nggak nongol-nongol?!"

Disaat Vira sedang menunggu angkot, tiba-tiba saja pundaknya serasa ada yang menepuk sepertinya seseorang yang saat ini tengah berada dibelakang tempat ia berdiri. Jangan tanya Vira siapa orang itu, ia pun tak tahu. Jujur, ia malah panik plus takut sekarang. Sekarang pikirannya malah terbayang tentang film action yang pernah ia tonton, yang menceritakan tentang seorang gadis yang berhasil dihipnotis oleh pencuri dan setelah ia tersadar barang-barang dan perhiasannya hilang sekejap mata. Adegannya pun persis seperti yang ia alami saat ini, ia takut kalau orang yang menepuk pundaknya adalah pencuri yang berusaha ingin menghipnotisnya.

Vira menengguk salivanya "Anjir, siapa nih orang yang nepuk gue? Shit, jangan-jangan.... Ya allah lindungi hambamu ini!"

Merasa penasaran, Vira pun memberanikan diri untuk menoleh ke arah orang itu walau sebenarnya ia masih takut. Tubuhnya serasa kaku saat itu juga, sambil berdoa semoga yang maha kuasa melindunginya dari segala macam bahaya. Vira memejamkan matanya sejenak lalu menoleh ke arah seseorang yang sempat menepuk pundaknya tadi. Berharap orang itu bukanlah pencuri yang berusaha ingin menghipnotisnya. Saat sudah menatap wajah orang itu, kedua matanya sukses membulat sempurna. Kaget, satu kata yang mewakili perasaannya saat ini.

"E-elo?!" umpat Vira

Orang itu malah tersenyum menampakkan seringai senyuman manisnya pada gadis dihadapannya saat ini yang tengah berdiri seraya memasang mimik wajah layaknya orang yang melihat hantu. Aneh, masa orang ganteng dibilang hantu

Key tersenyum "Hai!"

"Mau ngapain lo?!"

Bukannya bergelidik ngeri melihat ekspresi Vira yang seakan ingin menerkamnya cowok itu justru terkekeh "Wishh... keep calm, Vir. Gue jadi ngeri liatnya, hahaha"

Vira mendengus kesal "Lo tuh bikin orang jantungan tau nggak sih, dateng-dateng bukannya ngucapin salam malah main nepuk aja. Untung gue nggak punya serangan jantung, kalo gue pingsan gimana?!"

"Kalo lo pingsan, pangeran didepan lo ini bakal tangkap lo. Hehe"

"Kalo sampe itu terjadi, gue bakal kasih lo ke kandang singa biar di makan. Baru tau rasa!"

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang