Part 24 - Jadian -

138 7 0
                                    

"Dan percayalah, perjuangan itu takkan sia-sia. Kini aku mendapatkannya, manusia yang berhasil ku ukir namanya di hati ini. Kamu tau siapa?"

Ya, itu kamu!

  ↭Arkeylio Bayu Pratama↭




  ↭☕↭







Mentari bersinar, menyapa hari ini. Seolah mengajak anak-anak manusia kembali melakukan aktivitasnya. Vira keluar dari kamarnya dengan seragam yang audah rapih ia kenakan, menuruni tiap-tiap anak tangga lalu menemui sang mamah yang sibuk menyiapkan sarapan pagi ini.

"Pagi, mah!" sapa Vira dengan senyuman yang mengembang di wajahnya lalu duduk

"Pagi juga, sayang!" balas sang mamah seraya melihat dengan intens tingkah anaknya itu yang sangat tidak biasa sebelumnya, ada yang aneh dengan anak ini. Mengapa sampai sebegitu senang sekali? Apa yang membuatnya sampai senang sekali seperti itu?

"Kamu kenapa, Vir? Tumben, seneng banget. Nggak kaya biasanya?"

Vira terkekeh "Kenapa emang? Ada yang aneh, mah? Nggak kok, aku kan emang selalu kaya gini"

"Tapi hari ini kamu kaya seneng banget gitu? Kesambet apaan kamu?"

"Hah?!"

"Astagfirullah! Jangan-jangan di rumah ini ada setannya? Permisi, jangan ganggu saya!" ujar Adelia seraya bertingkah drama sekali, hehe...

Kening Vira mengernyit "Apaan sih, mah? Mamah kenapa lagi? Dikira aku kesambet setan kali ya?"

Adelia tertawa "Ya, abisnya kamu sih, aneh banget. Kenapa seneng banget sih, cerita dong sama mamah!"

"Mamah kepo!" ejek Vira

Adelia hanya terkekeh sambil menggeleng-geleng kepalanya "Kamu ini!"

"Hehehe..."

Ditengah tawa mereka, tiba-tiba terdengar suara bel rumah membuat mereka seketika memberhentikan tawa.

"Siapa itu Vir?"

Vira menggeleng kepala "Nggak tau, mah!"

"Yeee...kamu ini!" lalu kembali terdengar bel rumah itu, sepertinya ada tamu. Pikir Adelia.

"Iya sebentar!" lalu melangkah untuk menemui seseorang itu, meninggalkan Vira yang sibuk dengan sarapannya.

"Vira!" panggil Adelia

"Kenapa, mah?"

"Nih, ada Fitri!"

"Suruh masuk aja, mah!"

"Nggak mau, katanya udah keburu telat sekolah!"

Vira berdecak malas "Iya, bentar lagi!"

"Cepet Vira! Fitri bilang mau ngajak pergi bareng!"

Vira membuang napasnya, padahal ia baru saja tiga suapan nasi goreng "Iya iya!" lalu berdiri dari tempat duduknya beranjak melangkah menyusul mamah

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang