Setelah sampai dirumah nya Aldi membuang tas nya kearah asal, dan melemparkan tubuh nya diatas busa yang empuk.
Memandangi langit-langit atap dan mengingat kejadian itu.
Aldi terus memikirkan kejadian yang tadi ia lakukan.
Bayang-bayang nama Andini Sheilana Navareta selalu hadir dalam otak nya.
Tiba-tiba saja fikiran Aldi langsung buyar berantakan saat kedatangan Aldo yang langsung tidur di samping Aldi.
Aldi menatap dingin kembaran nya. Dan terjadi keheningan karna tidak ada yang membuka pembicaran diantara mereka berdua.
"Lo...ada masalah apa sama si Andini?" tanya Aldo untuk menghancurkan keheningan ini.
Aldi hanya mengerutkan kening menatap kembaran nya,
"Emang gue buat masalah apa?" tanya Aldi sebaliknya.
"Arrgh, emang gue ini harus banyak-banyak sabar aja ngadepin orang ke lo" celetuk Aldo dengan kesal.
Aldi hanya diam saja tidak menanggapi perkataan Aldo.
"Kalo sikap lo masih kayak gini...gak bakal ada cewe yang berani deketin lo" ketus Aldo kepada Aldi.
Aldi tetap diam dan masih terfokus pada langit-langit atap.
Aldi memutuskan untuk membersihkan diri, karna ia merasa gerah sekali.
Aldi langsung masuk ke kamar mandi nya tanpa memberitahu Aldo yang terfokus dengan ponsel nya.
"Dasar pria es yang menyebalkan,," gerutu Aldo yang berjalan keluar kamar Aldi.
***
Setelah sampai dirumah, Andini langsung menuju kamar nya dan menutup pintu kamar nya dengan membanting, sehingga menimbulkan suara yang cukup keras.
Dan Andini langsung mengganti pakaian sekolah nya dengan kaos dan celana pendek.
Tingkah Andini ini hanya membuat Arkan semakin tertawa terkekeh.
"Kenapa adik kamu kak.?" tanya Maya mamah mereka.
Arkan menatap mamah nya dengan tawa yang belum hilang karna tingkah Andini.
"Biasa mah..." ucap nya
"Kamu ini seharus nya tidak mengganggu adik mu sampai segitu nya kak" pinta Maya kepada putra nya.
Arkan hanya menganggukan kepala, dan ia berlalu menaiki anak tangga menuju ke kamar Andini.
Saat di depan pintu Andini Arkan belum bisa berhenti dengan tawa nya tadi.
Dan ia segera membuka pintu kamar Andini yang tidak dikunci dari dalam.
"Jadi...cerita nya ngambek nih, karna gak direstuin pacaran sama si manusia es," goda Arkan dan duduk disamping Andini.
Andini hanya berdiam saja tidak menanggapi perkataan kakak nya.
"Iya deh iya...kakak bolehin kamu pacaran sama si manusia es itu" ucap Arkan dengan tangan yang mengelus rambut hitam Andini.
"Es....?" tanya nya singkat.
Arkan langsung mengangguk,
"maksud kakak itu apa?" tanya Andini mulai kesal.
"Es...si cowo yang tadi mau anter kamu pulang" jawab Arkan dengan tawa cool nya.
"Apaan sih kak!gak lucu tau"
Drrrttttt
DrrrtttttTiba-tiba saja ponsel Andini berdering dan menunjukkan nama Arina di layar ponsel nya
Andini mengerutkan kening menatap ponsel nya.
"Kak keluar sana, Andini mau angkat telpon" ucap Andini mengusir kakak nya.
Arkan melotot menatap Andini yang tiba-tiba saja mengusir ia dari kamar nya.
"Gak sopan banget lo usir gue" celutuk Arkan.
"Emang itu telpon dari siapa sampe lo bela-belain ngusir gue" ujar Arkan dengan datar.
"iih lo kok kepo sih kak, mendingan sekarang lo balik ke kamar lo" ucap Andini dengan menarik-narik lengan Arkan.
"Telpon dari manusia es ya.?" tanya Arkan dengan tawa khas nya.
"Apaan sih lo ini kak" dengus Andini dengan kesal.
Andini mengerucutkan bibir nya dan bersikap seperti orang marah.
Akhirnya Arkan memilih mengalah, daripada nanti cubitan khas Andini mendarat ke perut nya.
"Yaudh gue keluar" ucap Arkan yang melangkah menuju pintu kamar Andini.
Setelah Arkan pergi dari kamar nya, ia segera mengangkat panggilan di ponsel nya.
"Din..." panggil Arina dari seberang telepon.
"Hmm"
"Lo tadi balik sama Aldi?" tanya Arina yang langsung to the point
"Aldiii" ulang Andini.
"Iya...Aldi, the badboy sekolah kita, si Manusia es" jelas Arina.
"Whatt!!" spontan Andini kaget dengan ucapan Arina.
"Dia...cowo yang tadi pagi gue tabrak di kelas XI IPA 3" sambung nya
"Lo bakalan berurusan dengan si manusia es itu din" celetuk Arina.
Andini hanya meremas pinggiran celana nya dengan gemetaran.
"Dia anak dari pemilik sekolah" sambung Arina.
Aldini tidak mau mendengar penjelasan Arina, dan ia langsung menutup ponsel nya.
Andini duduk dipinggir kasur nya dengan menggigit kuku tangan nya, dan memikirkan perkataan Arina tadi.
***
____________________________________Votment:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldini
RomanceSebelum nya tidak ada wanita yang bisa menarik perhatian si manusia es ini. Tapi mengapa sejak bertemu dengan siswi baru di sekolah nya, ia merasakan sesuatu yang berbeda dari wanita ini. Yaitu perasaan Cinta dan peduli. Dan karna kehadiran wanita i...