9. Cemburu

1.5K 45 1
                                    

Walaupun Aldi bersikap dingin kepada siapa pun tapi ia masih mempunyai rasa peduli kepada keluarga nya.

Ya seperti saat ini, Aldo dipojokan oleh Rey sahabat yang tergila.

"Andini" gumam Aldi yang terdengar oleh mereka. Dan mereka semua menatap Aldi dengan tidak percaya.

"Lo naksir sama dia bang?" tanya Aldo membuka suara.

Aldi masih tetap dengan raut wajah datar menatap kedatangan Andini dengan Dino.

"Woy!" celetuk Aldo dan para pengunjung kantin menatap kearah mereka.

"Hmm" jawab Aldi dengan berdehem datar.

"Lo suka sama tuh cewe?" tanya Rian kepada Aldi.

Aldi masih tetap diam dengan wajah biasa saja.

"Lo cemburu sama tuh cowo sebelah Andini?" tanya Rey dengan menunjuk Dino.

Aldi dengan raut wajah datar menanggapi sikap dan kelakuan kembaran dan sahabat nya.

"Kalo lo beneran suka sama dia cepet ngomong dari sekarang, sebelum dia diambil orang bego! Siapa sih yang gak mau sama cewe cantik kayak dia" ucap Aldo dengan bijak

"Gue juga mau lah sama tuh cewe" sambung nya dan Aldi menatap tajam Aldo.

"Seett,, sans aja kalik gue gak bakal rebut yang jadi milik saudara gue sendiri" ucap Aldi dengan santai.

"Gue gak nyangka kalo hati lo bisa luluh sama tuh cewe" ucap Rey dengan raut wajah kecewa.

"Apaan sih lo nyuk,, Aldi itu juga manusia kalik. Walaupun dia itu orang nya dingin tapi tetep aja hatinya akan luluh dengan seseorang lah."

"Ya... seperti saat ini."
ketus Rian dengan yakin.

"Bener apa kata Rian, emang nya lo yang sok kegantengan didepan para cewe-cewe" timpal Aldo yang menyeruput es teh yang ia pesan tadi.

"Kenapa rasanya hati gue panas ngeliat Andini sama cowo itu." tanya Aldi dalam hati

Aldi masih saja menatap Andini dan Dino dari kejauhan dengan rahang yang mengeras,

Andini merasa ada yang memperhatikan gerak gerik nya sejak tadi, dan ia mulai tidak nyaman dengan tatapan itu

Andini mencari cari siapa yang menatap nya dan ternyata yang menatap ia dari tadi tak lain adalah Aldi.

"iissh,,, kenapa sih tuh cowo ngeliatin gue sampe segitu nya, kan gue risih ditatap kayak gitu"

Andini mulai gelisah dengan tatapan itu, ia sangat takut dengan apa yang akan Aldi lakukan kepada nya.

"Kenapa Din.,?" tanya Dino yang melihat Andini gelisah

"Hmm Dino, gue ke toilet sebentar ya?" pamit Aldini kepada Dino, dan dino pun mengangguk mengiyakan.

***

Aldi yang melihat Andini pergi kearah toilet pun segera mengikuti nya.

"Kemana lo bang?" tanya Aldo menarik lengan Aldi

"Toilet" jawab nya singkat, dan Aldo merenggangkan pegangan nya.

Aldi mulai menjauh dari hadapan kembaran dan sahabat nya.

"Abang lo kayak nya mulai jatuh cinta deh" ucap Rey memecahkan keheningan.

"Dari tadi dia ngeliatin Andini terus" timpal Rey dengan memakan bakso yang ia pesan tadi.

"Bukan urusan lo" ketus Aldo dan pergi meninggalkan Rey dan Rian.

"Itu bukan urusan lo" timpal Rian juga saat Rey menengok kearah nya dan berjalan pergi meninggalkan Rey sendirian.

"Ooohh,, dasar sahabat terkutuk" decik Rey yang menikmati bakso nya sampai habis.

Aldi mengikuti arah pergi Andini, dan ia melipatkan kedua tangan di dada sambil menyandarkan tubuh nya pada tembok dekat pintu toilet.

"Kenapa si Aldi ngeliatin gue terus ya? Apa jangan-jangan yang dibilang Amanda itu bener"

"kalo ia gak akan lepasin orang yang buat masalah sama dia" sambung Andini dengan nada suara bergemeteran dari dalam toilet.

"Aduh,,, gue harus gimana ini?" timpal Andini yang bolak balik didepan cermin toilet dengan menggigit kuku tangan nya.

Tidak lama kemudian Andini keluar dari pintu toilet, dan dengan cepat Aldi menarik lengan Andini dan menyudutkan nya ditembok dan mengunci dengan lengan nya.

Andini merasa ketakutan dengan apa yang Aldi lakukan kepada nya, seketika takut nya hilang saat mata nya bertemu dengan mata Aldi.

Tatapan mata mereka semakin dalam, dan membuat rasa ketakutan Andini hilang. Andini mulai merasakan detakan jantung nya yang berdetak dengan cepat, seperti akan copot dari tempat nya.

"Aduh,,, kenapa jantung gue jadi deg-degan gini" batinnya

Andini memutuskan kontak mata nya dengan Aldi, dan mulai mengatur detakan jantung nya seperti semula, agar tidak didengar Aldi.

"Al,,Al,,di?" ucap Andini dengan suara bergemetaran.

Aldi hanya mengerutkan kening menatap wajah Andini yang gemas, dan kedua pipi yang merah seperti buah tomat.

"Pulang bareng gue" ucap Aldi dengan singkat.

"Gue tunggu lo diparkiran." sambung Aldi.

Setelah mengatakan itu, Aldi pergi meninggalkan Andini yang masih mematung di belakang nya.

***
__________________________________
.

.

.

.

.

.

Votement nya:)

AldiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang