ketiga

4.7K 242 0
                                    

-Iqbaal POV-

Sekarang gue lagi duduk bersama gadis yang gue sayangi, disebuah hamparan rumput yang hijau, ditemani semilirnya angin yang membuat suasana romantis di taman ini.

Gue sama (namakamu) duduk di atas rerumputan yang hijau, walaupun kelihatannya (namakamu) masih kecewa sama sikap gue akhir akhir ini, tapi hari ini gue bakalan sama dia terus full time, sebagai menebus kesalahan.

"(Nam)" (namakamu) yang berada di pelukan gue menoleh ke arah gue

"Maafin aku ya (nam), akhir akhir ini sering banget bikin kamu kecewa" ucap gue

"Iya gapapa" jawabannya seperti tidak ikhlas, tapi gapapa yang penting sekarang dia gak marah lagi.

Gue segera mengeluarkan sesuatu dari belakang tubuh gue, memang udah gue siapin sebelumnya.

Surprise!

(Namakamu) menoleh dan tersenyum tipis "apa ini?"

"Ini hadiah buat kamu, karna hari ini adalah anniversarry hubungan kita yang kedua tahun"

"Makasi ya, ternyata kamu gak lupa"

"Enggak dong sayang" ujar gue sambil membenarkan tataan rambut  (namakamu) yang acak acakan karna angin.

Gue tersenyum tulus, menaruh kedua tangan gue di bahunya "coba sekarang kamu tutup mata"

"Mau ngapain? Jangan macem macem ya"

"Enggak sayang, aku gak akan macem macem"

"Lagian kamu suruh aku tutup mata"

"Yaudah gak usah tutup mata deh, coba siniin tangan kamu" gue meraih kedua telapak tangannya dan mengusap pelan.

"Kamu tau gak kenapa tuhan menciptakan kedua tangan halus ini?" Tanya gue

(Namakamu) menggeleng "enggak, kenapa?"

Gue tersenyum "karna tuhan menciptakannya hanya untuk aku, calon suamimu kelak"

"Ah gombal"

"Enggak (nam), itu cuma kata kata dari isi hati aku"

"Emang isi hati kamu apa?"

"Kamu.."

(Namakamu) tersenyum kecil, kelihatannya dia blushing, kelihatan dari wajahnya yang mulai memerah.

"Kamu mau janji gak sama aku?"

"Janji apa?"

"Janji gak akan berubah, janji untuk selalu mencintai aku, dan janji untuk menjadi seseorang yang aku dengar melafalkan namaku di depan penghulu nanti"

Gue tersentak, apa bisa gue janji buat gak berubah? Apa bisa gue janji buat selalu mencintai dia? Apa gue bisa berjanji buat melafalkan namanya di depan penghulu nanti? Disamping itu gue merasa bingung, tapi gue mengangguk dan tersenyum, (namakamu) tersenyum tipis.

"Makasi" ujarnya lalu memeluk tubuh gue

Gue terdiam, enggak tau apa yang harus gue ucapkan. Dan saat ini gue ngerasa seorang Iqbaal Dhiafakhri sedang merasakan dilema.

promise❌idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang