PUSIIING!!!
AKU sama sekali nggak ngerti kenapa guru-guru zaman sekarang hobi sekali melihat murid-muridnya sengsara. Sudah tau kami, para murid yang teraniaya ini, sangat kurang waktu untuk istirahat dan menikmati masa muda, kok ya mereka malah tega memberi tugas tambahan?
Bayangin!
Tugas tambahan!
Libur sekolah aja nggak ada yang namanya libur tambahan!
Nah, salah satu anggota Persekutuan Guru Tega itu adalah Pak Kangta, guru bahasa Korea. Tadi waktu dia masuk ke kelas, dengan tampang nggak berdosa dia bilang bakal memberikan tugas tambahan buat kami, membuat karya tulis!
Dasar guru tengil!
Kayak masalahku belum cukup banyak saja!
Aku bahkan masih belum punya baju untuk kupakai menemani Kai ke MAMA Awards!
Aduh, masalah yang satu itu beneran kronis deh...
Kemarin aku cerita ke Mama, dan Mama bilang nggak keberatan meminjami aku credit cardnya untuk beli baju, tapi itu justru membuatku tambah bingung!
Aku kan nggak pernah datang ke acara-acara high class begini!
Dan kalaupun aku punya credit card yang bisa digesek untuk beli baju, itu nggak menyelesaikan masalah!
Aku, yang pasti membeli baju dengan kondisi linglung bagai tak memijak bumi itu, bisa saja membeli gaun yang salah total!
Nah, aku harus bikin skala prioritas. First thing first. MAMA Awards masih sepuluh hari lagi, sementara karya tulis harus dikumpulkan besok lusa. Jelas aku harus mulai membuat karya tulis sialan itu dulu.
Tunggu, tadi Pak Kangta bilang temanya apa?
"Vic! Victoria!" Aku menyiku Victoria yang duduk di sebelahku buru-buru.
Mumpung aku lagi punya niat mengerjakan tugas, harus segera dilaksanakan sebelum niatku itu menguap.
"Apa?"
"Tema kartulnya tentang apa sih, bo?"
"Bebas."
"Hah? Kebebasan gitu, maksudnya? Freedom?"
Victoria berdecak. "Bukaaann. Maksudnya, kita bebas memilih temanya sesuai keinginan kita. Please deh, Krys, lo dari tadi ngapain aja sampai nggak denger Pak Kangta ngomong?"
Aku cengengesan. "Gue kepikiran baju apa yang harus gue pakai di MAMA Awards! Aduh gila, gue sama sekali nggak punya ide mau pakai baju apa!"
Aku memang sudah cerita pada Victoria soal ajakan Kai ke MAMA Awards itu.
"Nggak punya ide atau nggak punya duit?" tembak Victoria, dan aku langsung manyun.
"Nggak punya ide! Nyokap gue udah mau minjemin credit card-nya kok, jadi gue nggak ada masalah soal budget."
"Eh, kenapa nggak minta duit ke Kai aja? Kan dia yang ngajak lo ke acara itu, harusnya dia dong yang bayarin baju lo?"
"Ihhh..." Aku meleletkan lidah. "Gue kan baru pacar dia, belum jadi istri, nggak berhak minta uang belanja!"
Victoria nyengir. "Ya deh, ya deh, gue nggak akan membuat lo terlihat matre di depan Kai. Nah, gimana kalau nanti pulang sekolah kita ke butik temennya Kak Yuri? Gue kenal sama yang punya, jadi bisa minta special price. Plus, baju-baju di sana modelnya ajibb banget!"
Dia berpromosi.
Aku nggak kaget mendengar ceritanya. Koneksi Kak Yuri, kakak Victoria, memang mantap-mantap!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear KAI (END)
ФанфикSatu tahun setelah balik pacaran lagi, hubungan Kai dan Krystal masih adem ayem aja. Konflik-konflik kecil yang mereka alami paling-paling karena Kai tukang ngaret dan Krystal suka cemburu buta. Apalagi pas Kai syuting video klip bersama model konda...