KAI - 12

177 13 0
                                    

JESSICA

GUE nggak lagi mendengar apa yang diocehkan Minho semalam, karena mendadak badan gue meriang, dan tau-tau saat bangun, gue mendapati diri gue ada di ranjang, diselimuti dan dikompres dengan kain dingin.

Sinar matahari masuk dari jendela yang tirainya terbuka.

Siapa yang mengompres gue? Masa Lay sih?

“Eh, Kai, udah bangun?”

Mata gue langsung terbuka lebar, dan melotot melihat orang yang barusan mengajak gue bicara.

Jessica??? Ngapain dia di sini???

“Ngapain lo di sini?” tanya gue bingung, tapi sedetik kemudian gue langsung tutup mulut karena merasakan mulut gue yang asam.

Hii... sebaiknya gue sikat gigi!

Gue berlari ke kamar mandi, mencuci muka dan menyikat gigi secepat kilat.

“Kenapa sih, pertanyaan lo selalu kayak gitu kalau ketemu gue?” Gue mendengar Jessica berbicara dari balik pintu kamar mandi. “Ngapain Lo di sini?, seolah lo nggak suka melihat gue...”

Gue mengelap muka dengan handuk hotel, menyisir sedikit rambut yang berantakan dengan jari, dan keluar dari kamar mandi. Gue langsung menghadapi tatapan Jessica.

Duh... gue beneran nggak tahu nih kenapa anak ini ada di sini!

Dia nggak tahu apa dia lagi digosipin sama gue?

Wartawan bakal berpesta pora kalau tahu dia ada di kamar hotel gue, walaupun gue menyentuh ujung jarinya aja nggak!

“Bukan gitu, Jess...” Akhirnya gue bicara juga, dan dengan lega menyadari napas gue sudah beraroma mint pasta gigi, bukannya asam seperti tadi. “Gue kaget aja lihat lo di sini... di kamar gue... Yang lainnya... eh... di mana? Dan lo bukannya lagi syuting iklan di Singapura?”

Jessica menggeleng, ekspresinya sulit gue jelaskan apa artinya. “Gue sudah selesai syuting. Kemarin malam gue dapat kabar konser lo rusuh lagi, jadi... gue secepatnya terbang ke sini. Gue khawatir sama lo, Kai...”

Gue mengernyit.

Anak ini kelihatannya benar-benar tulus.

“Tapi... yah, maksud gue... kenapa lo bisa ada di kamar gue? Yang lain mana? Lay ke mana? Minho?”

“Mereka lagi breakfast. Tadi gue ketemu mereka di bawah waktu datang nyariin lo. Terus Lay nganter gue ke sini, katanya lo demam, jadi dia nitipin lo ke gue sebentar karena mau sarapan dulu. Lay bilang, semalaman lo mengigau... dan panas lo tinggi. Mereka sampai panggil dokter, tapi dokter bilang, lo cuma demam biasa, mungkin karena kehujanan dalam perjalanan pulang dari konser semalam.”

Kepala gue tiba-tiba berdenyut, jadi gue merebahkan diri di ranjang lagi, sementara Jessica meletakkan kain dingin di kepala gue.

“Udah, lo istirahat aja dulu, biar cepet sembuh.”

“Tapi gue harus beres-beres... nanti malam EXO konser di Sacheon. Habis breakfast, kami harus langsung ke bandara.”

Jessica terlihat kaget mendengar omongan gue, lalu dia menggeleng. “Kalian nggak akan ke Sacheon.”

“Kenapa?” tanya gue nggak ngerti.

Apa konser kami ditunda?

“Lo belum tahu?” tanya Jessica.

Gue menggeleng. “Semalam... waktu konser kalian, ada penonton yang meninggal. Lalu... Kepolisian mencabut izin konser kalian di Sacheon hari ini.”

Dear KAI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang