KAI - 10

210 11 0
                                    

WHEN EVERYTHING'S GETTING WORSE

AYO Krystal, angkat dong... Angkat...

"Halo?"

Thanks God!

"Halo? Say!"

"Masih ingat nelepon?" tanyanya dengan suara judes.

Ampuuunn, dia marah!

"Say, aku... aku minta maaf..."

"Forgiven. But not forgotten," katanya dengan suara yang lebih judes lagi.

"Kok... kok gitu sih?"

"Salah kamu sendiri."

Gawaaattt!

"Iya, aku memang salah... tapi kok tadi siang aku telepon nggak diangkat?"

"Gimana kalau pertanyaannya dibalik? Dua hari ini AKU telepon kok HP-mu mati? Kenapa? Perlu berpikir? Perlu menyendiri? Atau puas karena bisa bikin orang lain gelisah mikirin keselamatanmu?"

Suer deh, seumur hidup gue nggak pernah menghadapi omongan setajam ini!

Dan ini... Krystal yang ngomong!

Krystal yang biasanya bercanda melulu, yang nggak pernah marah...

"Kamu nggak tau gimana paniknya aku..." Krystal bicara lagi di seberang sana, tapi kali ini suara galaknya hilang, digantikan dengan... suara orang nangis???

Aduh! Kalau dia marah, gue bisa deh terima... tapi kalau nangis...?

Gue nih paling nggak bisa lihat orang nangis!

Apalagi kalau pacar sendiri...

Yah, memang sih gue nggak NGELIAT dia nangis sekarang, tapi kan gue TAHU dia lagi nangis!

Gara-gara gue, pula!

Dasar Kai bego! Begoooo!

"Say, aduh... maafin aku, ya? Aku sebenernya kepingin banget cerita sama kamu, tapi aku nggak mau kamu jadi..."

"Kamu nggak mau aku jadi kepikiran, iya kan? Kai, lebih baik aku kepikiran, daripada aku nggak tahu apa-apa! Aku bukan cuma panik, tapi aku ngerasa kalau kamu nggak percaya sama aku untuk tahu semua masalahmu! Kamu anggap aku masih anak kecil, ya kan? Kamu kira anak SMA kayak aku nggak bisa bantu apa-apa, kan?!"

Waahh! Sekarang Krystal mulai ngomongin umur!

Padahal biasanya dia nggak pernah nyinggung masalah itu!

Kacauuuuu... beneran marah nih dia!

Mana manggil gue "Kai", bukan "Say", lagi!

"Iya, iya... aku tahu aku salah... aku janji nggak bakal kayak gitu lagi..."

Krystal terdiam.

Gue jadi takut, jangan-jangan dia lagi menyusun kalimat-kalimat tajam untuk membombardir gue lagi?

"Ya udah. Janji, ya?"

Lha? Marahnya segitu aja?

Memang, Krystal itu lucu. Kalau marah nggak pernah bisa lama.

"Iya, aku janji."

"Oke. Mmm... aku denger, konser barusan... rusuh juga?"

Gue bengong.

Krystal tahu!

Tiba-tiba gue merasa berada di atas panggung lagi. Nggak ada moshing seperti waktu di Daegu, hanya saja mendadak makian-makian kasar terdengar di udara, botol-botol berterbangan, dan beberapa orang mulai terlibat perkelahian... Sekali lagi gue ada di panggung dengan badan gemetar.

Dear KAI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang