KAI - 3

222 23 0
                                    

TERNYATA... ORANG MAU NIKAH ITU RIBET!

LAGI-LAGI Taemin ngomel panjang-pendek soal detail pesta pernikahannya. Padahal pesta itu sendiri rencananya masih enam bulan lagi. Tapi Mama dan Naeun bolak-balik mencetuskan ide yang menurut Taemin, bikin kepalanya nyaris botak saking stresnya. Ide tentang pesta bernuansa pink waktu itu cuma salah satunya. Belum lagi, istri para adik laki-laki Mama atau ipar-ipar mama atau para imo gue, nggak mau ketinggalan ikut nimbrung dalam persiapan ini.

Haha, gue jadi kepingin ngakak.

Imo gue totalnya ada lima, dan sifat kelima orang itu, plus Mama, nggak ada yang sama. Kebayang dong, enam ibu-ibu, dengan sifat berbeda, berusaha merancang satu pesta?

Enam kepala yang keras kepala (aneh nggak sihnkedengarannya?), enam ide berbeda, enam selera berbeda, harus disatukan?

Belum ditambah masukan-masukan dari Naeun dan pihak keluarganya makin kacau saja, bah!

Fiuuuhh... ternyata... orang mau nikah itu ribet!

Untung Krystal masih SMA, yang berarti gue nggak akan menghadapi semua masalah khas perencanaan pernikahan yang gila-gilaan repotnya ini dalam waktu dekat.

Yang bikin gue agak stres, adalah karena sekarang rumah gue jadi "markas besar" perencanaan pernikahan itu. Dengan kata lain, nggak ada lagi ketenangan di rumah setiap kali gue pulang. Pasti di rumah lagi ada rapat ini-itu, dan bayangin aja sendiri seperti apa ributnya kalau banyak orang ngumpul di rumah.

Ributnya orang nawar barang di pasar nggak ada apa-apanya deh dibanding suasana di rumah gue!

Saking bisingnya suasana rumah akhir-akhir ini, Papa jadi suka ngabur dari rumah untuk meneruskan hobi lamanya: mancing di kolam pemancingan. Taemin juga kadang suka ikut, bikin Naeun ngomel karena calon suaminya cuek bebek dengan segala detail pernikahan yang high-pressure itu, dan malah memilih ngejogrok di pinggir kolam mancing.

Yeah, dengan hebohnya Mama mempersiapkan pernikahan anak sulungnya, pantas saja Papa dan Taemin ngabur. Daripada pusing disuruh kasih pendapat tentang apakah-hidangan-penutup-dari-katering-sebaiknya-buah-segar-atau-puding, ya kan?

Membahas soal hidangan penutup itu saja mereka bisa berjam-jam lho! Buset!

Hmm... gue nggak enak mengakui ini, tapi gue bersyukur akhir-akhir ini jadwal EXO lumayan padat, jadi gue agak jarang di rumah, yang berarti nggak perlu terlibat semua "kekacauan" pra-pernikahan itu, hehe...

"Hei Kai, baru bangun?"

Gue menutup pintu kamar dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menggaruk-garuk kepala dan mulut menguap. Imo Eugene berdiri di depan gue, memandangi gue dari atas ke bawah.

Iyalah gue baru bangun, gue kan baru saja datang dari Semarang pagi tadi, dan capeknya masih terasa sampai sekarang, jadi gue punya alasan kan untuk bangun pukul 14.00?

Tapi gue menajwab, "Iya, Imo. Ngantuk banget sih."

Eh, lumayan gue bisa menjawab dengan cukup nyambung. Padahal biasanya otak dan mulut gue selalu nggak sinkron kalau diajak ngomong saat baru bangun tidur dan belum minum kopi.

"Gak baik bangun siang-siang."

Gue menggumam nggak jelas. Asal tahu aja, Imo Eugene ini Imo gue yang paling ceriwis, senangnya mengomentari segala sesuatu. Dia nggak tahu aja jam-jam di saat dia tidur nyenyak tuh gue masih harus jejingkrakan nyanyi di kafe.

Gue kan kerja, bukannya leha-leha.

"Datang jam berapa tadi, Imo?" tanya gue, mengalihkan pembicaraan.

Dear KAI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang