Taehyung pov
Dia terus saja mengusirku, bahkan ia mengataiku iblis, hey? Apa dia tidak tau, para fansku menyebutku malaikat. Ah, sesukanya saja.
Tatapan itu? Sungguh tatapannya sangat teduh. Tatapannya menghipnotisku. Apa ia memiliki keturunan cenayang? Ani, dia bilang ayahnya seorang jaksa, tapikan bisa saja kakek, atau neneknya.
Tapi kenapa? Kenapa aku larut dalam tatapannya? Setelah sekian lama aku mengenal wanita, tidak pernah sekalipun ada yang bisa menghentikan nafsuku. Baik dengan perkataan, sifat, ataupun perbuatan. Sedangkan, gadis yang ada di bawahku saat ini, mengapa tatapannya seperti anak anjing yang minta di kasiani.
Yasudah, aku tidak tega juga mengotorinya.Dia memperlakukanku dengan sangat lembut. padahal, tadi dia mengutukku dengan bermacam macam umpatan. Dia gadis labil.
Ya tuhan? Benarkah aku menyukainya? Aku butuh waktu untuk meyakinkan perasaanku. Aku butuh waktu untuk menjernihkan pikiranku darinya. Aku harus menghirup oksigen segar di luar apartemennya. Mungkin udara disini mengandung karbon dioksida darinya, sehingga aku tidak bisa mengontrol diriku dan berfikir jernih.
Aku turun ke bawah dan membeli baju. Bajuku sedikit lembab karna gerimis tadi.
Aku mampir ke sebuah Mc Donals. Aku memesan dan kemudian memakan pesananku di kursi pinggir dekat jendela.Aku tak bisa menghentikannya. Ia terus saja merasuki pikiranku.
Positif. Aku benar benar menyukainya.
Tidakkk tidak boleh. Aku sudah berjanji untuk tidak menyukai siapapun.Semenjak kejadian itu. Kejadian dimana aku mendapat tantangan dari namjoon hyung untuk memacari irene nuna dan memutuskannya dalam 2 hari. Hingga saat ini aku masih tidak enak padanya.
Perasaan bersalah tidak pernah lepas dari benakku. Setiap aku melihatnya di acara musik atau sejenisnya, aku selalu terbayang bayang akan tangisannya, tangisannya yang ter isak isak. Aku memang lelaki bodoh. Terlalu mudah dalam melakukan sesuatu tanpa berfikir dan menimbang. Aku senang bermain. Tetapi aku tidak sadar bila yang ku permainkan saat itu adalah perasaan wanita.
Park chae young, aku sadar aku menyukainya. Tapi aku takut kejadian irene terulang lagi. Cukup sekali aku menyakiti wanita. Aku pernah membaca bahwa, 'membuat seorang wanita menangis merupakan suatu dosa besar'. Ya, aku paling takut berurusan dengan tuhan.
Aku bingung aku harus bagaimana. Mungkin yang terbaik adalah, aku harus menyelesaikan masalahku terhadap irene dulu, baru aku akan memikirkan lebih lanjut tentang Rose.
***
Taehyung memposisikan ponsel di telinganya.
"Yoboseo" respon orang di sebrang telfonnya
"Yoboseo, aku taehyung"
"Hey, kau ini, kau fikir aku tidak menyimpan nomer ponselmu?, Ada perlu apa? Tumben kau menelfon, kukira kau sedang sangat sibuk sekarang"
"Memang aku sibuk, hey, kita ini sesama idol, kita sama sama sibuk, kau ini gimana sih hyung"
"Lalu? Apa maumu? "
"Aku butuh bantuanmu hyung"
"Apa? Aku akan membantumu, seperti kau membantuku biasanya"
"Kau taukan? Aku dan irene pernah menjalin hubungan?"
"Aku tau, bahkan ketika kau dan irene putus juga aku tau, penyebab putus kalian pun aku tau"
"Kau memang sahabat terbaikku"
"Ya, langsung saja, apa maumu? Aku tidak punya banyak waktu, 5 menit lagi aku akan meneruskan syuting"
"Kau syuting di waktu selarut ini? Wah kurasa drama terbarumu akan sangat seru"
"Doakan saja kami bisa meraih rating yang tinggi, so? Apa maumu ?"
"Bisakah aku menitipkan seseorang padamu?"
"Hey kau pikir aku ini tempat penitipan orang? Aku bukan penjaga panti asuhan"
"Ya!!! Dengarkan dulu, orang ini berbeda. Aku tau kau dekat dengannya, bahkan kau sering bertemu dengannya dan beberapa kali kau berada di panggung yang sama dengannya"
"Siapa?"
"Tolong, aku menitipkan irene nuna padamu, tapi kumohon, jangan sakiti dia sedikitpun, jangan pernah membuatnya menangis sekalipun"
"K-kau?? Kenapa harus aku?"
"Ayolah, dari caramu memandangnya saja aku sudah tau bahwa kau menyukainya"
"Hm, akan kupikirkan"
"Tidak perlu dipikirkan, apa sih yang tidak bisa dilakukan oleh seorang Park Bo Gum?"
"Ya!!! Aku bukan tuhan, yang bisa melakukan segalanya"
"Kumohon hyung, bantu aku, hanya kau satu satunya orang yang bisa kupercaya untuk saat ini"
"Kau masih memiliki perasaan pada irene? Kurasa kau terlalu memperhatikannya"
"Apakah terlihat seperti itu? Mungkin. aku merasa bersalah atas kejadian itu"
"Aku akan mencoba menjaganya, tapi semampuku saja, aku juga tidak bisa menjamin 100% aku akan menjaga hatiku untuknya dan aku aku bisa menghindari cinlok saat syutingku nanti"
"Kau yang terbaik hyung, saranghae. Haha"
"Hey!!!aku ini normal"
"Aku bercanda hyung, baiklah, aku tutup telfonnya" ujar taehyung kemudian mematikan panggilan di ponselnya.
Ia tidak langsung mematikan hpnya. Ia masih menatap wallpaper hpnya.
"Lalu sekarang aku harus apa" ujar taehyung pelan
Taehyung menyantap pesanannya tadi hingga habis.
.
.
.
.
Taehyung melangkahkan kakinya sambil membawa 'paperbag' berisi baju di tangan kanannya memasuki lift. Ia menekan angka 18. Lift pun bergerak keatas sesampainya di lantai 18, taehyung keluar dan berjalan menuju pintu apartemen dan berhenti di depan lock security suatu kamar. Ia tersenyum dan kemudian menekankan 4 digit angka '1102'
.
Klik klik
.
Bunyi bahwa 4 dijit itu benar.Taehyung pun melangkahkan kakinya masuk ke apartemen tersebut.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc-----------------------------------------------------------------
Ber-imajinasilah sesukamu nak, sebelum aku hancurkan imajinasimu. HahahaTeman teman, numpang promot yes, baca nih cerita teman saya Nat_52 tengkayo:)
⚫Salam cecan⚫
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk
FanfictionRated [M] Kim Taehyung merupakan mamber BTS yang digilai setiap wanita se-antero bumi ini malah di benci oleh Park Roseanne, mamber BLACKPINK yang membuat Taehyung tertarik. Bisakah mereka bersama disaat banyak yang menentang, mulai dari peraturan...