Ketika air mata orang-orang yang kau sakiti mulai mengering. Ketika maaf mereka telah kau genggam. Ketika kau mengakui dosamu dan bertaubat pada-Nya. Saat itulah karma akan berhenti mengejarmu.
~∘∘~
Fiera memperhatikan Liana yang masih terbaring pulas di ranjang rumah sakit. Tanpa bisa dicegah, rasa iba itu datang. Padahal seperti kebanyakan orang yang terluka, dulunya Fiera tak henti mendoakan yang terburuk bagi wanita ini.
Siapa berbuat, memang harus siap menerima akibat. Karena karma tak tentu kapan datang dan seberapa besar.
Dalam hal ini, Raynand juga sama bersalahnya seperti Liana. Perselingkuhan tidak akan terjadi jika hanya salah satu pihak yang menginginkan. Keduanya sama salah. Keduanya sama telah menyakiti banyak orang. Tapi sepertinya karma untuk Raynand sedikit terlambat, dan dia lebih dulu bertaubat serta berhasil mendapat maaf dari orang-orang yang telah ia sakiti sebelumnya.
Tuhan memang Maha Luar Biasa. Disatu sisi Dia bisa memberikan hukuman yang mengerikan sebagai balasan atas perbuatan buruk hamba-Nya. Tapi di sisi lain, Dia bisa memberi ampunan dengan begitu mudah, menunjukkan betapa Dia Maha Pengasih dan Penyayang.
"Eenggh."
Fiera tersadar dari lamunannya akan kuasa Tuhan. Di atas ranjang, Liana bergerak-gerak gelisah dan sesekali mengerang. Namun tidak ada tanda-tanda wanita itu akan membuka mata. Mungkin dia hanya sedang bermimpi buruk.
Selama beberapa saat Fiera masih berdiri di tempat, memperhatikan wanita yang telah menjadi duri dalam rumah tangganya. Kemudian Fiera mendesah. Dia menunduk dengan mata terpejam sejenak, mencoba mengikhlaskan hati memaafkan Liana.
Sulit. Amat sangat sulit. Namun Fiera tetap harus melakukannya. Bukan demi wanita itu. Bukan demi Raynand. Hanya demi dirinya sendiri, dan demi Russel karena Fiera ingin membesarkan Russel tanpa menyimpan dendam masa lalu.
"Liana, aku memaafkanmu. Yah, mungkin ini baru maaf di mulut saja. Tapi aku akan berusaha mengikhlaskan hatiku untuk memaafkanmu."
Selesai berkata demikian, Fiera berbalik lalu keluar dari ruang rawat Liana.
Perlahan, kelopak mata Liana terangkat. Saat Fiera menyebut namanya tadi, dia terjaga seketika dan mendengar ucapan Fiera.
Air mata Liana menetes. Dia malu pada Fiera. Dia malu karena kenyataan dirinya telah merusak rumah tangga wanita sebaik Fiera. Terutama dia malu saat ingat dia ingin sekali Fiera segera menyingkir dari kehidupan Raynand.
Liana semakin terisak. Dia menyesali keputusannya memilih Raynand daripada putri dan suaminya. Tapi waktu tidak bisa diputar kembali. Erick dan Ghea sudah bahagia dengan kehidupan barunya sekarang. Fiera juga tampaknya hendak melepas masa lalu dan mencari kebahagiaannya sendiri bersama sang putra. Lalu, bagaimana dengan dirinya dan Raynand?
***
Fiera menghentikan mobil di halaman kediaman Reeves. Dia tertegun sejenak karena merasakan sesuatu yang berbeda. Seolah tidak ada keceriaan dalam rumah itu.
Dengan tenang Fiera melangkah masuk lalu berhadapan dengan Sabrina.
"Bibi." Sapa Fiera ramah sambil memeluk Sabrina.
"Kau sudah pulang? Di mana Russel?" Sabrina melirik belakang Fiera namun tidak mendapati bocah cerewet dan menggemaskan itu. Biasanya Fiera tidak pernah pergi tanpa putranya.
"Dia sedang bersama Rachles sekarang." Fiera tidak menjelaskan lebih jauh bahwa Russel berada di rumah sakit. "Apa Nenek ada di rumah? Aku perlu berbicara dengannya."
Mendadak wajah Sabrina terlihat sedih.
"Bibi, ada apa?" Fiera mulai khawatir.
"Mama bersikeras menghukum Raynand meski itu membuatnya sangat sedih. Dia jadi susah makan dan sering melamun hingga kesehatannya menurun."
KAMU SEDANG MEMBACA
His Smile (TAMAT)
Romance[CERITA MASIH LENGKAP SAMPAI END] Rachles jatuh cinta untuk pertama kalinya di usia dua puluh enam tahun. Namun sayang, rasa cinta itu harus ia kubur karena wanita yang ia cintai adalah calon istri sang kakak. Lucu sekali. Dia jatuh cinta sekaligus...