6b

24.8K 2.3K 191
                                    

"Hmm!"

Raynand mengerang saat merasakan bibir lembut nan basah menyusuri dada lalu naik ke lehernya. Bibir Raynand melekuk membentuk senyuman ketika ia mulai menyadari siapa yang sedang mengganggu tidurnya.

"Sayang, biarkan aku tidur sebentar." Raynand berkata dengan suara serak sambil menarik tubuh polos Liana ke dalam dekapannya.

"Sayang, kamu belum makan siang." Liana berkata masih dengan bibir menempel di sisi leher Raynand.

"Aku sudah kenyang makan kamu."

Liana terkikik mendengar jawaban Raynand. Dia menghentikan aksinya mengganggu Raynand dan memilih hanya memperhatikan wajah tampan lelaki yang dicintainya itu.

Ya, Liana sangat mencintai Raynand. Meski harus banyak hati yang terluka, dia tetap memilih mempertahankan hubungan mereka.

Air mata Liana menitik saat mengingat perjuangannya untuk tetap bertahan di sisi Raynand. Orang tuanya tidak mau lagi mengakui Liana sebagai anak. Suaminya membencinya dan langsung melayangkan gugatan cerai. Putrinya yang baru duduk di bangku kelas tiga SD tidak mau bertemu dengannya.

"Mama jahat! Mama buat Papa nangis tiap malam."

Kalimat yang Ghea ucapkan di akhir pertemuan mereka terus terngiang di benak Liana.

"Apa salahku padamu, Liana? Mengapa kau mengkhianati pernikahan kita seperti ini? Tolong katakan apa kekuranganku!"

Air mata Liana semakin deras mengingat saat terakhir Erick masih mempertahankannya sebagai istri.

Tidak, Erick tidak salah apapun. Tapi Liana tidak bisa mengabaikan rasa cinta di hatinya. Meski Liana dan Erick menikah bukan karena perjodohan, tidak sekalipun Liana mencintai suaminya.

Awalnya dia pikir rasa nyaman yang dirasakannya bersama Erick adalah cinta. Tapi ternyata bukan. Dia baru menyadari hal itu begitu bertemu dengan Raynand. Lelaki yang akhirnya benar-benar merenggut hatinya.

Liana juga tidak mau cinta hadir di hatinya dalam situasi seperti ini. Saat dirinya dan lelaki yang dicintainya sudah sama-sama memiliki keluarga. Tapi apa daya, hatinya tidak mau menuruti apa yang ia inginkan. Ketika Raynand juga mulai menyerah dengan perasaannya dan akhirnya membujuk Liana melakukan hubungan terlarang, akal sehat Liana masih berusaha menolak namun hatinya terus membujuk. Hingga diapun turut menyerah dan jatuh semakin dalam.

Apa yang sudah Liana hadapi untuk bersama Raynand sangat berat. Kebencian, air mata, caci-maki. Semua itu dilalui Liana dengan penuh tekad bisa menggapai kebahagiaan bersama lelaki yang dicintainya.

Kemudian saat Liana tahu dirinya hamil, sengaja dia menggugurkan kandungannya sendiri dengan meminum obat penggugur kandungan karena tidak ingin bayinya lahir di luar nikah. Saat itu Liana sudah resmi bercerai.

Dia sempat kecewa karena Raynand hanya menawarkan dirinya menjadi istri kedua sementara Liana sudah berkorban banyak hal untuk menjadi satu-satunya bagi Raynand.

Tapi Liana memang selalu lemah jika berhadapan dengan Raynand. Lagi-lagi dia hanya menurut dan bersedia menjadi wanita simpanan. Namun dia tidak mengalah begitu saja. Lebih dulu dia membuat Raynand berjanji tidak lagi menyentuh istrinya.

Kini hubungan mereka sudah hampir tiga tahun. Liana mulai bosan dengan statusnya yang hanya sebatas wanita simpanan. Dia ingin sekali menggandeng Raynand secara terang-terangan di manapun tanpa khawatir.

"Raynand." Panggil Liana pelan.

"Hmm?"

"Sampai kapan kau akan membuatku terus menjadi wanita simpanan seperti ini? Apa sebenarnya kau tidak mencintaiku?"

His Smile (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang