Ada yang kangen gak ya?
----------------------
Sudah tidak ada orang di pemakanan itu. Suasananya sepi dan mencekam, layaknya pemakaman pada umumnya.
Raynand yang datang seorang diri, bertanya pada penjaga makam di mana letak makam orang yang baru dikuburkan hari itu. Setelah mendapat petunjuk, Raynand langsung mendatanginya.
Sungguh dia tidak pernah membayangkan akan melihat nama Liana di atas nisan. Bahkan saat Liana kecelakaan, Raynand yakin wanita itu pasti selamat dari maut. Namun kini, nama wanitanya benar-benar terukir tegas menghiasi sebuah nisan. Menciptakan pemandangan yang sangat menyakitkan di hati Raynand.
"Kenapa kau meninggalkanku?" tanya Raynand serak pada kesunyian. "Aku sudah siap melepas semua yang kumiliki. Aku siap menjalani hidup berdua denganmu. Tapi kenapa kau membuat keputusan ini sendiri? Lalu sekarang, apa yang harus kulakukan?"
Hati kecil Raynand menyahut, "Tentu saja kembali pada keluargamu."
"Aku merasa sudah tidak pantas bersama mereka."
"Itu hanya perasaanmu. Rasa bersalahmu. Mereka masih menginginkanmu."
"Aku yang menyeret Liana dalam masalah ini. Lalu kenapa hanya dia yang menerima karma-Nya?"
"Apa kau bermaksud menyiksa diri sendiri agar mendapat karma yang sama dengan Liana? Itu artinya kau lagi-lagi tidak bersyukur. Padahal Dia masih memberimu kesempatan."
Raynand tertunduk. Jemarinya terangkat untuk menghapus air mata yang meleleh. Rasa bersalah bercokol di dadanya. Lagi-lagi, 'andai' itu datang mengganggu otaknya.
Andai dirinya tidak merayu Liana.
Andai dirinya bersyukur telah memiliki istri cantik dan putra menggemaskan.
Andai dirinya selalu ingat pada-Nya.
Andai iman di hatinya cukup kuat.
Andai—
Raynand menggeleng pelan. Jika diteruskan, kalian penuh harapan semu itu tidak akan pernah berakhir. Percuma berandai-andai karena semua tidak akan pernah terulang. Dia hanya berharap, tidak akan ada lagi yang mengulang kesalahannya.
Mata Raynand terpejam sejenak, melantunkan doa untuk kasihnya. Setelah itu dia berbalik, meninggalkan area pemakaman itu.
***
Sudah beberapa bulan berlalu sejak kematian Liana. Kemarin Fiera dan Raynand sudah resmi bercerai. Karena itu, Fiera putuskan besok dirinya dan Russel akan pergi. Sekarang dia akan menyiapkan barang-barang yang perlu mereka bawa.
Barang yang dibawa Fiera hanya pakaian, peralatan pribadinya, dan mainan kesukaan Russel. Sisanya bisa dia dapatkan di tempat baru nanti.
Selesai berbenah, Fiera menuju kamar Russel. Dia sengaja berbenah malam hari setelah Russel tidur nyenyak. Jika tidak, bocah itu akan banyak bertanya. Dan Fiera tidak ingin berbohong pada putranya.
Sejak Raynand kembali tinggal di kediaman Reeves, Mikaela melarang Rachles tinggal serumah lagi dengan Fiera dan Russel. Lelaki itu juga harus tinggal di kediaman Reeves karena saat ini Rachles dan Fiera tidak memiliki ikatan apapun.
Sementara itu hubungan Russel dan Raynand semakin dekat. Raynand yang masih berduka atas kematian Liana, mencurahkan seluruh perhatian pada Russel. Bocah itu pasti sangat senang karena begitu dimanjakan Papa kandung yang memang ia harapkan sedari dulu. Ah, tentu jangan lupakan Rachles yang juga sangat memanjakannya. Fiera sampai bingung bagaimana memberitahu mereka karena tidak ingin Russel jadi terlalu manja dan tidak mandiri. Tapi peringatan Fiera jelas percuma karena kedua lelaki itu sangat bebal.

KAMU SEDANG MEMBACA
His Smile (TAMAT)
Lãng mạn[CERITA MASIH LENGKAP SAMPAI END] Rachles jatuh cinta untuk pertama kalinya di usia dua puluh enam tahun. Namun sayang, rasa cinta itu harus ia kubur karena wanita yang ia cintai adalah calon istri sang kakak. Lucu sekali. Dia jatuh cinta sekaligus...